Selasa, 31 Mei 2011

audit sampling

Audit sampling

Senin, 30 Mei 2011

Foto Reuni en Padus

Your Slideshow Title Slideshow: Arvant’s trip from Bandung, Java, Indonesia to Cilacap was created by TripAdvisor. See another Cilacap slideshow. Create your own stunning slideshow with our free photo slideshow maker.

DETOKSIFIKASI DOA

DETOKSIFIKASI DOA

Aku memohon diberi Kekuatan...
Dan Allah memberikan Kesusahan agar membuatku lebih kuat.

Aku memohon diberikan Kebijaksanaan....
Dan Allah memberiku Masalah untuk diselesaikan.

Aku memohon Kekayaan....
Dan Allah memberiku Bakat, Waktu, Kesehatan, Partner dan Peluang

Aku memohon keberanian.....
Dan Allah memberikan hambatan dan rasa takut untuk dilewati.

Aku memohon Rasa Cinta....
Dan Allah memberikan orang-orang bermasalah untuk dibantu......

Aku memohon diberikan banyak sahabat
Dan Allah menghadirkan orang-orang yang 
kecewa atas tingkah dan sikapku dan akupun
belajar dari kekecewaan mereka....

Aku memohon IKAN PAUS
Dan Allah memberiku samudera yang luas
dan menangtang

Karena, keinginan-keinginan BESAR
Harus dibayar dengan risiko-risiko yang BESAR.

KITA tidak harus selalu menerima 
semua yang kita minta
Akan tetapi, kita SELALU menerima semua
yang anda butuhkan

Karena Allah itu Maha ADIL dan Maha
BIJAKSANA.....


"Perbaikilah pekerjaanmu (ikhtiarmu), niscaya doamu dikabulkan."
(H.r. Thabrani)


Minggu, 29 Mei 2011

PROSEDUR AKUNTANSI PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (PPKD)

Skpd jabar
View more documents from arvant.

PROSEDUR AKUNTANSI PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (PPKD)

Dragon Ball Z Kai - 052 [Cut][C-W](AshTR)

Dragon Ball Z Kai - 052 [Cut][C-W](AshTR)

PROSEDUR AKUNTANSI PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (PPKD)

BAB IV
PROSEDUR AKUNTANSI
PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (PPKD)
A. KERANGKA HUKUM
Prosedur akuntansi pada SKPKD sebagai PPKD meliputi serangkaian
proses mulai dari pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat
dilakukan secara manual atau menggunakan aplikasi komputer. Permendagri
13/2006 (pasal 266 sampai dengan 288) jo Permendagri 59/2007 mengatur
tentang hal terkait.
B. DESKRIPSI KEGIATAN
Akuntansi PPKD adalah sebuah entitas akuntansi yang dijalankan oleh
fungsi akuntansi di SKPKD yang mencatat transaksi-transaksi yang dilakukan
oleh SKPKD dalam kapasitas sebagai Pemda. SKPKD adalah suatu satuan
kerja yang mempunyai tugas khusus untuk mengelola keuangan daerah.
SKPKD Pemerintah Kabupaten Bandung adalah
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPK).
Khusus yang menyangkut peran akuntansi di SKPKD, ada dua fungsi yang
dijalankan oleh SKPKD, yaitu:
a. SKPKD sebagai Satuan Kerja yang dalam hal ini bertindak sebagai entitas
akuntansi yang mencatat transaksi-transaksi yang terjadi di Satker
tersebut oleh sekretariat. Akuntansi di SKPKD sebagai SKPD
perlakuannya seperti dijelaskan pada bab sebelumnya.
b. SKPKD sebagai PPKD, yang dalam hal ini bertindak sebagai entitas
pelaporan yang mewakili transaksi Pemda secara keseluruhan,
dilaksanakan oleh unit yang memiliki fungsi Akuntansi. Jenis
transaksinya meliputi: Pendapatan Dana Perimbangan, Belanja Bunga,
Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan, dan
Belanja Tidak Terduga, termasuk transaksi-transaksi pembiayaan,
pencatatan investasi, dan utang jangka panjang.
Dengan demikian, prosedur ini akan meliputi:

Akuntansi Pendapatan (Dana Perimbangan dan Pendapatan Lainnya)
2. Akuntansi Belanja (belanja bunga, subsidi, hibah, bantuan sosial,
belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tidak terduga)
3. Akuntansi Pembiayaan (Penerimaan dan Pengeluaran Pembiyaan)
4. Akuntansi Rekening PPKD di SKPD dan Rekening SKPD di PPKD
5. Akuntansi Aset (Investasi Jangka Panjang)
6. Akuntansi Utang
7. Akuntansi Ekuitas Dana
C. PIHAK TERKAIT
1. Fungsi Akuntansi SKPKD
Dalam kegiatan ini, Fungsi Akuntansi SKPKD memiliki tugas sebagai
berikut :
1) Mencatat transaksi-transaksi Pendapatan, Belanja, Pembiayaan,
Aset, Utang dan Selain Kas berdasarkan bukti-bukti yang terkait.
2) Memposting jurnal-jurnal tersebut ke dalam buku besarnya masingmasing.
3) Membuat laporan keuangan, yang terdiri dari: Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan Atas Laporan
Keuangan.
2. Bendahara di SKPKD (BUD)
Dalam kegiatan ini, Bendahara di SKPKD memiliki tugas menyiapkan
dokumen-dokumen atas transaksi yang terkait dengan proses
pelaksanaan akuntansi SKPKD.
D. AKUNTANSI PENDAPATAN
Pada bagian ini yang dimaksud dengan akuntansi pendapatan PPKD
adalah langkah-langkah teknis yang harus dilakukan dalam perlakuan
akuntansi untuk pendapatan pada level Pemerintah Daerah seperti misalnya
Pendapatan Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah.
D.1. Dokumen Sumber yang digunakan
Dokumen sumber yang digunakan untuk pencatatan pendapatan Dana
Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah
Transaksi Dokumen sumber
Penerimaan dana
perimbangan  Surat tanda bukti transfer pembayaran
dari KPPN (Nota Kredit Bank)
 Laporan Posisi Kas Harian Bank
Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah  Surat tanda bukti penerimaan
 Laporan Posisi Kas Harian Bank
 Bukti penerimaan lainnya (Berita acara
penerimaan)
D.2. Jurnal Standar
Fungsi Akuntansi di PPKD (yang dilakukan oleh Bidang Akuntansi di
DPPK) menerima Laporan Posisi Kas Harian dari BUD. Laporan ini yang
dilampiri salah satunya oleh tembusan Nota Kredit akan menjadi dokumen
sumber untuk penjurnalan akuntansi pendapatan. Dari Laporan Posisi Kas
Harian ini, Fungsi Akuntansi SKPKD dapat mengidentifikasi sumber
penerimaan kas berasal.
Jurnal penerimaan pendapatan
Dr Kas di Kas Daerah Xxx
Cr. Pendapatan Dana Perimbangan xxx
Cr. Lain-Lain Pendapatan yang Sah xxx
Karena jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat transaksi
pendapatan, maka dibuatlah Buku Jurnal Kas Masuk (JKM)-PPKD. Format
dokumen dapat dilihat pada lampiran Sisdur Akuntansi ini. Lampiran IV.1.
Contoh:
1) Pada tanggal 30 April 2009, Pemerintah Kabupaten Bandung menerima
dana bagi hasil pajak sebesar Rp500jt.
Jurnalnya :
SKPD
Tidak ada jurnal
PPKD
30 April 2009
Dr. Kas di Kasda Rp500jt
Cr. Pendapatan Bagi Hasil Pajak Rp500jt
Dalam kondisi nyata, dimungkinkan terjadi pengembalian kelebihan
pendapatan yang harus dikembalikan ke pihak ketiga.
Jurnal Pengembalian Pendapatan
Dr Pendapatan ........ Xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx
2) Pada tanggal 20 Juni 2009, Pemerintah Kabupaten Bandung menerima
transfer dari Departemen Kesehatan pemerintah pusat untuk asuransi
jaminan kesehatan sebesar Rp600jt. Pada tanggal 15 Desember 2009
dilakukan pengembalian sebesar Rp100jt karena tidak terserap.
Jurnalnya :
a. Pada saat kas diterima di kas daerah
SKPD PPKD
Tidak ada jurnal
20 Juni 2009
Dr. Kas di Kasda Rp600jt
Cr. Pendapatan Lain-lainyg sah Rp600jt
b. Pada saat kas dikembalikan
SKPD 
Tidak ada jurnal
PPKD
15 Desember 2009
Dr. Pendapatan lain-lain yg
sah
Rp100jt
Cr. Kas di Kas Daerah Rp100jt
Jurnal diatas dicatat jika pengembalian kelebihan pendapatan terjadi
pada tahun anggaran, apabila pengembalian untuk kelebihan
pendapatan tahun anggaran sebelumnya maka yang didebet adalah
SiLPA.
D.3 Posting ke Buku Besar
Setiap periode (periode ditetapkan), jurnal-jurnal tersebut akan
diposting ke Buku Besar/Buku Besar Pembantu PPKD sesuai dengan kode
rekening pendapatan. Format Buku Besar PPKD dapat dilihat di Lampiran
IV.4, sedangkan Format Buku Besar Pembantu PPKD dapat dilihat di
Lampiran IV.5.
Buku Besar digunakan untuk posting jurnal yang kode akun
pendapatannya berupa jenis pendapatan, sedangkan Buku Besar Pembantu
digunakan untuk posting akun sampai dengan Rincian Objek Pendapatan.
E. AKUNTANSI BELANJA
Pada bagian ini akan dijelaskan prosedur akuntansi Belanja PPKD
yaitu langkah-langkah teknis yang harus dilakukan dalam perlakuan akuntansi
untuk Belanja Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil,
Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga.
E.1 Dokumen Sumber yang digunakan
No. Transaksi
belanja
Dokumen sumber Lampiran dokumen
1 Belanja Bunga - SP2D LS sumber
- nota debet bank
- bukti pengeluaran lainnya
- SPM
- SPD
2 Belanja Subsidi - SP2D LS
- nota debet bank
- bukti pengeluaran lainnya
- SPM
- SPD
- berita acara
- keputusan Kepala
Daerah
3 Belanja Hibah - SP2D LS
- nota debet bank
- bukti pengeluaran lainnya
- SPM
- SPD
- keputusan Kepala
Daerah
4 Belanja Bantuan
Sosial
- SP2D LS
- Bukti pengeluaran lainnya
- SPM
- SPD
- Berita acara
- Keputusan Kepala
Daerah
5
Belanja Bagi
Hasil
- SP2D LS
- Bukti pengeluaran lainnya
- SPM
- SPD
- Berita acara
- Keputusan Kepala
Daerah
6 Belanja Bantuan
Keuangan
- SP2D LS
- Bukti pengeluaran lainnya
- SPM
- SPD
- Berita acara
- Keputusan Kepala
Daerah
7 Belanja Tidak
Terduga
- SP2D LS
- Bukti pengeluaran lainnya
- SPM
- SPD
- Keputusan Kepala
E.2 Jurnal Standar
Transaksi belanja selaku PPKD dicatat oleh fungsi akuntansi PPKD.
Transaksi ini dicatat harian pada saat kas dibayarkan kepada bendahara
pengeluaran atau pada saat menerima tembusan bukti transfer ke pihak
ketiga. Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan asas bruto.
Transaksi pengeluaran kas daerah di PPKD dilakukan dengan 2 (dua)
cara, yaitu:
- pembayarannya dengan SP2D UP/GU/TU kepada SKPD
- pembayarannya dengan SP2D LS kepada fihak ketiga
Berikut dijelaskan transaksi pengeluaran kas daerah di PPKD yang dilakukan
langsung ke fihak ketiga. Penjelasan pembayaran dengan SP2D kepada
SKPD dijelaskan di bagian G (Akuntansi RK-Pusat di SKPD dan RK-SKPD di
PPKD).
Jurnal pencatatan transaksi belanja
Dr Bunga xxx
Dr Belanja Subsidi xxx
Dr Belanja Hibah xxx
Dr Belanja Bantuan Sosial xxx
Dr Belanja Bagi Hasil xxx
Dr Belanja Bantuan Keuangan xxx
Dr Belanja Tidak Terduga xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx
Contoh:
Pada tanggal 8 Mei 2009 PPKD Pemerintah Kabupaten Bandung melakukan
pembayaran untuk bantuan keuangan sebesar Rp90.000.000 dengan
menggunakan SP2D-LS.
Jurnal untuk mencatat pengakuan belanja bantuan keuangan:
SKPD PPKD
Tidak ada jurnal
8 Mei 2009
Dr. Belanja Bantuan Keuangan Rp90jt
Cr. Kas di Kas Daerah Rp90jt
Perhitungan Fihak Ketiga
Transaksi Penerimaan Fihak Ketiga (PFK) merupakan transaksi
transitoris berupa penerimaan kas dari pihak ketiga yang sifatnya titipan
dan harus diakui sebagai utang.
Dalam kasus LS Gaji dan Tunjangan, Fungsi Akuntansi PPKD
mencatat potongan pajak/Taperum/IWP untuk seluruh Satker yang
pemotongannya dilakukan oleh PPKD
Jurnal Pencatatan Potongan Fihak Ketiga
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Utang PFK xxx
Contoh :
Pembayaran gaji Pegawai Dinas Perhubungan bulan Maret 2009 dengan
SP2D LS sebesar Rp 80Jt, pada tanggal 30 Maret 2009. Dari jumlah tersebut
terdapat potongan PPh Rp1jt, IWP Rp400rb, dan Taperum Rp600rb.
Jurnalnya :
a. Untuk mencatat pengakuan belanja pegawai
SKPD
30 Maret 2009
Dr Belanja Pegawai Rp 80jt
Cr RK PUSAT Rp80jt
b. Untuk mencatat pengeluaran Kas di PPKD
PPKD
30 Maret 2009
Dr. RK/SKPD Rp80jt
Cr. Kas di Kas Daerah Rp80jt
c. Untuk mencatat pengakuan Utang Titipan Pihak Ke Tiga
PPKD
30 Maret 2009
Dr. Kas di Kasda Rp2jt
Cr. Utang PFK-Pot PPh Rp1jt
Cr. Utang PFK-Iuran Wjb PN Rp400jt
Cr. Utang PFK-Taperum Rp600jt
Dalam kasus LS Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak
sehingga dana yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah neto (setelah
dikurangi potongan pajak), namun Fungsi Akuntansi PPKD tetap mencatat
belanja tersebut dalam jumlah bruto. Fungsi Akuntansi PPKD kemudian
mencatat potongan tersebut sebagai Utang, dengan jurnal sebagai berikut:
Jurnal pencatatan potongan pajak saat terbit SP2D LS Barang/Jasa
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Utang PFK Xxx
Pada saat pelunasan atau penyetoran dana pihak ketiga (PFK) maka
dilakukan jurnal sebagai berikut:
Jurnal pencatatan penyetoran pajak ke kas negara/fihak ketiga
Dr Utang PFK Xxx
Cr Kas di Kas Daerah Xxx
Contoh :
Apabila potongan PPh, IWP PN, dan Taperum sebesar Rp2 jt di setor ke Kas
Negara pada tanggal 10 April 2009
SKPD PPKD
Tidak ada jurnal
10 April 2009
Dr. Utang PFK-Potongan PPh Rp1jt
Dr Utang PFK-IWP PN Rp400rb
Dr Utang PFK-Taperum Rp600rb
Cr. Kas di Kas Daerah Rp2jt
Koreksi Pencatatan Belanja
Koreksi atas penerimaan kembali belanja yang terjadi pada periode
pengeluaran belanja dicatat sebagai pengurang belanja. Fungsi Akuntansi
PPKD mencatat transaksi pengembalian belanja tersebut dengan jurnal
sebagai berikut
Jurnal pengembalian kelebihan belanja
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Belanja ...... xxx
Contoh
Pada tanggal 11 Mei 2009 diterima kembali belanja perjalanan dinas luar
daerah bulan April 2010 sejumlah Rp5jt.
Jurnal pada SKPD:
a. Mencatat pengembalian belanja pada periode yang sama
Dr. Kas di Bendahara Pengeluaran Rp5jt
Cr. Belanja perjalanan Dinas Rp5jt
b. Mencatat penyetoran kas dari pengembalian belanja pada periode yang
sama
Dr. RK PPKD Rp5 jt
Cr. Kas di Bendahara Pengeluaran Rp5 jt
Jurnal pada PPKD
Hanya ada satu jurnal untuk mencatat penerimaan setoran uang dari SKPD
akibat pengembalian belanja pada periode yang sama.
Dr. Kas di Kas Daerah Rp5 jt
Cr. RK SKPD Rp5 jt
Koreksi atas penerimaan kembali belanja apabila diterima pada periode
berikutnya, maka PPKD mencatat jurnal sebagai berikut:
Jurnal pengembalian kelebihan belanja, diterima pada periode berikutnya
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Pendapatan Lain-lain Xxx
Jurnal pada SKPD
a. Mencatat pengembalian belanja pada periode berikutnya,
Dr. Kas di Bendahara Pengeluaran Rp5jt
Cr. Pendapatan Lain-lain PAD yg
Sah
Rp5jt
b. Mencatat penyetoran kas dari pengembalian belanja pada periode/tahun
berikutnya
Dr. RK PPKD Rp5 jt
Cr. Pendapatan Lain-lain PAD yg Sah Rp5 jt
Jurnal pada PPKD
Hanya ada satu jurnal untuk mencatat penerimaan setoran uang dari SKPD
akibat pengembalian belanja pada periode berikutnya.
Dr. Kas di Kas Daerah Rp5 jt
Cr. RK SKPD Rp5 jt
Koreksi atas penerimaan kembali belanja apabila diterima pada periode
berikutnya
Contoh :
Kelebihan tunjangan gaji pegawai yang terjadi pada tahun yang sama di
SKPD, kelebihan tunjangan gaji pegawai yang terjadi pada bulan Maret 2009
diketahui dan diakui pada tanggal 10 April tahun yang sama.
SKPD PPKD
Dr. RK PPKD Rp5jt Dr. Kas di Kas Daerah Rp5jt
Cr. Tunjangan Gaji Rp5jt Cr. RK/SKPD Rp5jt
Jurnal yang sama akan dipakai terus dalam mencatat transaksi
pengeluaran kas maka dibuatlah Buku Jurnal Kas Keluar (JKM) - PPKD.
Format dokumen dapat dilihat pada lampiran Sisdur Akuntansi ini. Lampiran
IV.2. Sedangkan untuk mencatat transaksi yang tidak melibatkan Kas di Kas
Daerah maka digunakan Jurnal Umum. Format dokumen dapat dilihat pada
lampiran IV.3.
E.3 Posting ke Buku Besar
Setiap periode (periode ditetapkan), jurnal-jurnal tersebut akan
diposting ke Buku Besar/Buku Besar Pembantu PPKD sesuai dengan kode
rekening pendapatan. Format Buku Besar PPKD dapat dilihat di Lampiran
IV.4, sedangkan Format Buku Besar Pembantu PPKD dapat dilihat di
Lampiran IV.5.
Buku Besar digunakan untuk posting jurnal yang kode akun belanjanya
berupa Jenis Belanja, sedangkan Buku Besar Pembantu digunakan untuk
posting akun sampai dengan Rincian Objek Belanja.
F. AKUNTANSI PEMBIAYAAN
Pembiayaan merupakan transaksi keuangan pemerintah yang
mempunyai dampak terhadap penerimaan dan/atau pengeluaran
pemerintah pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun
anggaran berikutnya. Sedangkan tujuan dari transaksi ini adalah untuk
menutup defisit anggaran atau memanfaatkan surplus anggaran.
Transaksi pembiayaan terbagi atas penerimaan pembiayaan dan
pengeluaran pembiayaan. Selisih dari kedua transaksi tersebut
merupakan pembiayaan neto.
Transaksi penerimaan pembiayaan berasal dari:
 penggunaan SiLPA tahun anggaran sebelumnya
 pencairan dana cadangan
 hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan
 penerimaan pinjaman daerah
 penerimaan kembali pemberian pinjaman
 penerimaan piutang daerah.
Transaksi pengeluaran pembiayaan berasal dari:
 pembentukan dana cadangan
 penyertaan modal pemerintah daerah
 pembayaran pokok pinjaman (utang)
 pemberian pinjaman daerah.
Transaksi pembiayaan merupakan transaksi yang terjadi di PPKD
sebagai Pemda. Hal ini dikarenakan sifat atau tujuan dari dilakukannya
transaksi ini, yaitu untuk memanfaatkan surplus atau menutup defisit
anggaran daerah. Selain itu dalam transaksi pembiayaan, di dalamnya akan
melibatkan akun-akun ekuitas dana yang hanya terdapat di dalam neraca
Pemda. Oleh karena itu transaksi ini dicatat dan dilaporkan dalam LRA PPKD
sebagai Pemda (kantor pusat), yang kemudian akan digabungkan dengan
LRA SKPD lainnya, menjadi laporan keuangan Pemerintah Daerah.
F.1 Dokumen sumber
Penerimaan Pembiayaan
No.
Jenis transaksi
Dokumen sumber Lampiran
dokumen sumber
1 Penggunaan SiLPA tahun
anggaran sebelumnya
Perda pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD
- Nota kredit bank
2 Pencairan dana
Cadangan
- Nota kredit bank
- Perda dana cadangan
Kopi Surat perintah
pemindahbukuan
3 Hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan
Bukti Penerimaan pembayaran - Berita acara
4
Penerimaan pinjaman
daerah
- Surat tanda bukti penerimaan/
Bukti transfer
- Bukti penjualan obligasi
- Nota kredit bank
5
Penerimaan kembali
pemberian pinjaman
- Surat tanda bukti penerimaan/
Bukti transfer
- Nota kredit bank
6 Penerimaan piutang
daerah
- Surat tanda bukti penerimaan/
Bukti transfer
- Nota kredit bank
Pengeluaran Pembiayaan
No.
Jenis transaksi
Dokumen sumber Lampiran dokumen
sumber
1
Pengisian dana
cadangan
- Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D)
- Perda tentang dana Cadangan
- SPD
- SPM
2
Penyertaan modal
pemerintah daerah
Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D)
- SPD
- SPM
3
Pembayaran pokok
pinjaman
Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D)
- SPD
- SPM
4
Pemberian pinjaman
daerah
Surat Perintah Pencairan Dana
(SP2D)
- SPD
- SPM
- Perjanjian pinjaman
F.2 Akuntansi Penerimaan Pembiayaan
 Transaksi penerimaan pembiayaan dicatat dengan menggunakan
asas bruto, yaitu penerimaan pembiayaan dicatat sebesar nilai
brutonya (tidak dikompensasikan dengan pengeluaran).
 Pembiayaan penerimaan diakui pada saat diterima pada Rekening
Kas Daerah.
Standar Jurnal Transaksi Penerimaan Pembiayaan
 Penjurnalan transaksi penerimaan pembiayaan dilakukan oleh
fungsi akuntansi PPKD, secara harian berdasarkan urutan
kronologis.
 Jurnal untuk transaksi penerimaan pembiayaan merupakan jurnal ,
di mana satu jurnal akan berpengaruh terhadap Laporan Realisasi
Anggaran, dan jurnal lainnya akan mempengaruhi Neraca.
Berdasarkan dokumen Laporan Posisi Kas Harian, Fungsi Akuntansi
PPKD menjurnal penerimaan kas dari penerimaan pembiayaan sebagai
berikut :
a. Jurnal Penerimaan Pencairan Dana Cadangan
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Penerimaan Pembiayaan – Dana
Cadangan
xxx
Contoh :
Pada tanggal 20 Juni 2009 diterima dana pinjaman dari lembaga
perbankan sebesar Rp2 miliar, hutang ini jatuh tempo dalam 5 tahun
ke depan.
Jurnalnya :
1) Untuk mencatat penerimaan pembiayaan utang jangka panjang
PPKD
Dr. Kas di Kas Daerah Rp2 M
Cr. Penerimaan Pembiayaan- Utang DN-Lembaga
Keuangan Bank
Rp2 M
2) Untuk mencatat utang jangka panjang
PPKD
Dr. Dana yang harus disediakan untuk
utang jangka panjang
Rp2 M
Cr. Utang DN-Lembaga Keuangan Bank Rp2m
a. Jurnal Pencairan Dana Cadangan
Dr Ekuitas Dana Cadangan – Diinvestasikan
dalam Dana Cadangan
Xxx
Cr Dana Cadangan xxx
b. Jurnal Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Penerimaan Pembiayaan – Hasil Penjualan
kekayaan Daerah yg dipisahkan
xxx
c. Jurnal Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
Dr Ekuitas Dana Investasi – Diinvestasikan dalam
Investasi Jk. Panjang
xxx
Cr Penyertaan Modal Pemerintah –
Daerah/Investasi
xxx
d. Jurnal Penerimaan Pinjaman Daerah (contoh dari dalam negeri
– perbankan)
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Penerimaan Pembiayaan – Penerimaan
Pinjaman Daerah
xxx
e. Jurnal Penerimaan Pinjaman
Dr Dana yang harus disedakan untuk
pembayaran utang jangka panjang
xxx
Cr Utang Dalam Negeri Xxx
f. Jurnal Penerimaan Kembali Pemberiaan Pinjaman
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Penerimaan Pembiayaan – Penerimaan
kembali pemberian pinjaman
Xxx
g. Jurnal Penerimaan kembali pemberiaan Pinjaman
Dr Ekuitas Dana Lancar – Cadangan Piutang xxx
Cr Bagian Lancar Pinjaman Xxx
h. Jurnal Penerimaan Piutang Daerah
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Penerimaan Pembiayaan – Penerimaan
Piutang Daerah
Xxx
i. Jurnal Penerimaan Piutang Daerah
Dr Ekuitas Dana Lancar – Cadangan Piutang xxx
Cr Piutang Daerah Xxx
F.3 Akuntansi Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening
Kas Daerah.
Standar Jurnal Transaksi Pengeluaran Pembiayaan
 Penjurnalan transaksi pengeluaran pembiayaan dilakukan oleh fungsi
akuntansi PPKD, secara harian secara kronologis.
 Jurnal untuk transaksi pengeluaran pembiayaan merupakan jurnal,
dimana satu jurnal akan berpengaruh terhadap Laporan Realisasi
Anggaran, dan jurnal lainnya akan mempengaruhi Neraca.
Standar jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah sebagai berikut:
a. Jurnal Pembentukan Dana Cadangan
Dr Pengeluaran Pembiayaan – Pembentukan
Dana Cadangan
xxx
Cr Kas di Kas Daerah Xxx
Contoh :
Pemerintah Kabupaten Bandung pada tahun anggaran 2015 akan
membangun jalan tol, direncanakan diperlukan dana sebesar Rp50 miliar
untuk pembebasan tanahnya, untuk hal tersebut maka Pemda Kab.
Bandung membentuk dana cadangan yang diisi tiap tahun Rp10 miliar
untuk waktu lima tahun, mulai tahun 2010,
1) Untuk mencatat pengeluaran pembiayaan
PPKD
Dr. Pengeluaran Pembiayaan –
Pembentukan Dana Cadangan
Rp50m
Cr. Kas di Kas Daerah Rp50m
2) Untuk mencatat penyertaan modal
PPKD
Dr. Penyertaan Modal Pemda Rp50m
Cr. EDI-Diinvestasikan dalam Investasi Jangka
Panjang
Rp50m
b. Jurnal Korolari Pembentukan Dana Cadangan
Dr Dana Cadangan xxx
Cr Ekuitas Dana Cadangan –
Diinvestasikan dalam Dana Cadangan
Xxx
PPKD
Dr Dana Cadangan Rp50miliar
Cr Ekuitas Dana Cadangan-Diinvestasikan
dalam Dana Cadangan
Rp50miliar
c. Jurnal Penyertaan Modal Pemerintah
Dr Pengeluaran Pembiayaan – Penyertaan
Modal Pemerintah
xxx
Cr Kas di Kas Daerah Xxx
Jurnal Penyertaan Modal Pemerintah
Dr Penyertaan Modal Pemerintah Daerah xxx
Cr Ekuitas Dana Investasi –
Diinvestasikan dalam Investasi Jk.
Panjang
Xxx
Contoh :
Pada tanggal 10 Juni 2009 dilakukan transfer dana sebesar Rp 1 Milyar
sebagai tambahan penyertaan modal di PDAM
1) Untuk mencatat pengeluaran pembiayaan penyertaan Modal
PPKD
Dr. Pengeluaran pembiayaan Penyertaan
Modal
Rp1M
Cr. Kas di Kas Daerah Rp1M
2) Untuk mencatat penyertaan modal
PPKD
Dr. Penyertaan Modal Pemda Rp1M
Cr. EDI-Diinvestasikan dlm Investasi Jangka
Panjang
Rp1M
d. Penerimaan Pinjaman Daerah
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Penerimaan Pembiayaan – Utang
DN-Lembaga Keuangan Bank
xxx
Contoh :
Pada tanggal 20 Juni 2009 diterima dana pinjaman dari lembaga
perbankan sebesar Rp2 Milyar, hutang ini jatuh tempo dalam 5 tahun
ke depan
Jurnalnya :
1) Untuk mencatat penerimaan pembiayaan utang jangka panjang:
PPKD
Dr. Kas di Kas Daerah Rp2M
Cr. Penerimaan Pembiayaan-Utang DN Rp2M
2) Untuk mencatat utang jangka panjang :
PPKD
Dr. Dana yg harus disediakan untuk
utang jangka panjang
Rp2M
Cr. Utang dalam negeri-Lembaga Keuangan
Bank
Rp2M
e. Jurnal Pembayaran Pokok Pinjaman (contoh pembayaran utang dalam
negeri – perbankan)
Dr Pengeluaran Pembiayaan – Pembayaran
Pokok Pinjaman
xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx
Jurnal Korolari Pembayaran Pokok Pinjaman
Dr Bagian Lancar utang jangka panjang
Dalam Negeri
xxx
Cr Dana yang Harus Disediakan Untuk
Pembayaran Utang Jangka Pendek
xxx
f. Jurnal Pemberian Pinjaman Daerah
Dr Pengeluaran Pembiayaan – Pemberian
Pinjaman Daerah
xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx
Jurnal Korolari Pemberian Pinjaman Daerah
Dr Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxx
Cr Ekuitas Dana Lancar – Cadangan
Piutang
xxx
Contoh :
Selama satu tahun anggaran, penerimaan pembiayaan yang berasal dari
penerimaan pinjaman sejumlah Rp400 juta, dan pengeluaran pembiayaan
hanya untuk penyertaan modal sejumlah Rp600juta.
1) Untuk mencatat penerimaan pembiyaan
PPKD
Dr. Kas di Kas Daerah Rp400jt
Cr. Penerimaan Pembiayaan Pinjaman Rp400jt
2) Untuk mencatat pengeluran pembiyaan penyertaan modal :
PPKD
Dr. Pengeluaran Pembiayaan-Penyertaan
Modal
Rp600jt
Cr. Kas di Kas Daerah Rp600jt
3) Untuk mencatat penutupan pembiayaan 31 Desember 2009
PPKD
Dr. Penerimaan Pembiayaan Rp400jt
Dr. SiLPA Rp200jt
Cr. Pengeluaran Pembiayaan Rp600jt
Contoh :
Jika surplus/defisit pada contoh di atas bersaldo kredit Rp500juta
sedangkan pembiayaan netto bersaldo debet Rp200juta
PPKD
Dr. Surplus/Defisit Rp500jt
Cr. Pembiayaan Netto Rp200jt
Cr. SiLPA Rp300jt
F.4 Jurnal dan Posting ke Buku Besar
Jurnal-jurnal penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan
pembiayaan dicatat dalam Jurnal Kas Masuk (JKM-PPKD) untuk mencatat
Penerimaan Pembiayaan dan Jurnal Kas Keluar (JKK-PPKD) untuk mencatat
Pengeluaran Pembiayaan. Sedangkan jurnal dicatat dalam Jurnal Umum.
Setiap periode (periode ditetapkan), jurnal-jurnal tersebut akan
diposting ke Buku Besar/Buku Besar Pembantu PPKD sesuai dengan kode
rekeningnya. Format Buku Besar PPKD dapat dilihat di Lampiran IV.4,
sedangkan Format Buku Besar Pembantu PPKD dapat dilihat di Lampiran
IV.5.
Buku Besar digunakan untuk posting jurnal Jenis Pembiayaan,
sedangkan Buku Besar Pembantu digunakan untuk posting akun sampai
dengan Rincian Objek Pembiayaan.
G. Akuntansi Rekening (RK-SKPD) di PPKD
Akuntansi RK-SKPD merupakan akuntansi Aset Lancar di tingkat PPKD.
Akun “RK-SKPD” akan bertambah bila PPKD mentransfer aset (seperti
menerbitkan SP2D-UP, SP2D-GU dan SP2D-LS, atau menerima aset tetap
dari Pemda), dan akan berkurang bila PPKD menerima pendapatan dari
SKPD atau penyetoran uang (pengembalian sisa Uang Persediaan)
Saldo normal akun “RK-SKPD” adalah Debet (Dr.). Akun-akun
RK-PPKD dan RK-SKPD ini akan dieliminasi pada saat akan dibuat
laporan gabungan Pemda. Pengeliminasian dilakukan oleh PPKD/BUD.
Dokumen Sumber
Dokumen sumber yang digunakan untuk mencatat mutasi akun
Rekening SKPD ini adalah dokumen yang terkait dengan transaksi
antarkantor, antara SKPD PPKD, yaitu dokumen transfer antara kedua kantor
tersebut, sebagai berikut:
No. Jenis Transaksi Dokumen Sumber
1 PPKD mengeluarkan SP2D kepada
SKPD (transfer uang dari PPKD)
- SP2D UP
- SP2DGU
- SP2D TUP
2 PPKD mengeluarkan tembusan
pelunasan belanja LS kepada SKPD
(transfer belanja dari SKPD)
Tembusan SP2D LS
3 PPKD melakukan penyesuaian atas, piutang
pendapatan
Surat Penetapan DAU/DAK
4 PPKD menerima setoran pendapatan Surat Tanda Setoran (STS)
5 Setoran sisa kas ke PPKD (transfer uang
ke PPKD dari SKPD)
Surat Tanda Setoran (STS)
Standar Jurnal Transaksi Transfer ke Rekening SKPD
Jurnal pemberian SP2D UP/GU/TU/LS kepada SKPD
Dr RK-SKPD ..... Xxx
Cr Kas di Kas Daerah Xxx
Jurnal penerimaan pendapatan/penyetoran uang dari SKPD ke rekening
kas daerah
Dr Kas di Kas Daerah Xxx
Cr RK – SKPD .... Xxx
G.4 Jurnal dan Posting ke Buku Besar
Jurnal-jurnal penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan
transfer dari PPKD ke SKPD dicatat dalam Jurnal Kas Masuk (JKM-PPKD)
untuk mencatat transfer masuk dari SKPD dan Jurnla Kas Keluar (JKK-PPKD)
untuk mencatat transfer keluar ke SKPD.
Setiap periode (periode ditetapkan), jurnal-jurnal tersebut akan
diposting ke Buku Besar/Buku Besar Pembantu PPKD sesuai dengan kode
rekeningnya. Format Buku Besar PPKD dapat dilihat di Lampiran IV.4,
sedangkan Format Buku Besar Pembantu PPKD dapat dilihat di Lampiran
IV.5.
Buku Besar digunakan untuk posting jurnal Jenis Pembiayaan,
sedangkan Buku Besar Pembantu digunakan untuk posting akun sampai
dengan Rincian Objek Pembiayaan.
H. Akuntansi Aset
Prosedur akuntansi aset pada SKPKD merupakan pencatatan atas
pengakuan aset yang muncul dari transaksi pembiayaan yang dilakukan oleh
Pemerintah Daerah, misalnya pengakuan atas investasi jangka panjang.
Aset terbagi ke dalam dua kelompok, yakni:
1. Aset Lancar (Current Asset); dan
2. Aset Tidak Lancar (Non-Current Asset)
Aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan dapat direalisasi atau
dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu dua belas (12) bulan sejak
tanggal pelaporan.
Standar Jurnal Akuntansi Aset
Standar Jurnal untuk akuntansi aset dilakukan melalui jurnal (jurnal ikutan)
yang proses pencatatannya dilakukan bersamaan dengan jurnal yang
berkaitan dengan rekening realisasi anggaran. Berikut disajikan kembali
jurnal-jurnal yang dilakukan untuk pengakuan aset:
a. Jurnal – Pengakuan Investasi
Dr Investasi ... xxx
Cr Ekuitas Dana Investasi –
Diinvestasikan dalam Investsi
Xxx
b. Jurnal - Pelepasan Investasi
Dr Ekuitas Dana Investasi –
Diinvestasikan dalam Investsi
xxx
Cr Investasi ... Xxx
c. Jurnal – Pengakuan Aset Tetap
Dr Aset Tetap ... xxx
Cr Ekuitas Dana Investasi –
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Xxx
d. Jurnal - Pelepasan Aset Tetap
Dr Ekuitas Dana Investasi –
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
xxx
Cr Aset Tetap .... Xxx
Jurnal dicatat dalam Jurnal Umum. Secara periodik, buku jurnal atas
transaksi hutang jangka panjang tersebut diposting ke dalam buku besar
rekening yang terkait. Setiap akhir periode semua buku besar ditutup sebagai
dasar penyusunan laporan keuangan PPKD.
Contoh transaksi investasi :
Pemerintah Kabupaten Bandung pada tanggal 19 Februari 2009
menginvestasikan sebagaian uangnya ke deposito Bank Jabar, Deposito
dengan nominal Rp1milyar, jatuh temponya 1 bulan. Maka, deposito yang
berjatuh tempo 1 bulan (maksimum 3 bulan) dengan nilai Rp 1 milyar diakui
sebagai setara kas, sedangkan deposito yang berjatuh tempo 6 bulan (diatas
3 bulan, dibawah 12 bulan) dengan nilai Rp2 milyar diakui sebagai investasi
jangka pendek.
Jurnal :
a. Untuk mencatat investasi jangka pendek dalam bentuk deposito lebih dari
3 bulan :
SKPD PPKD
Tidak ada jurnal Dr. Investasi Jangka Pendek Rp2 M
Cr. Kas di Kas Daerah Rp2M
Untuk investasi 1 milyar tidak ada jurnal, karena jangka waktunya kurang dari
3 bulan, sehingga masih bagian dari kas atau setara kas.
Contoh :
Pada tanggal 15 November 2009 membayar belanja langsung kegiatan fisik
dan menahan uang jaminan dari pihak ke 3 sebagai pelaksana proyek
sebagai uang jaminan pemeliharaan pekerjaan sebesar 5 % dari total kontrak
sebesar Rp100jt dan uang jaminan Rp 5 jt (5% x Rp100jt).
Jurnal :
a. Untuk mencatat pengakuan belanja modal di pengeluaran kas
SKPD PPKD
Dr. Belanja modalpembangunan
instalasi
Rp100jt Dr
.
RK SKPD Rp100jt
Cr. RK Pusat Rp 100jt Cr. Kas di Kasda Rp100jt
b. Untuk mencatat pengakuan utang kepada pihak ketiga atas penerimaan
kas dari uang jaminan pekerjaan.
SKPD PPKD
Dr. Belanja modalpembangunan
instalasi
Rp100jt Tidak ada
jurnal
Cr. RK Pusat Rp 100jt
Contoh :
Pemerintah Kabupaten Bandung pada tanggal 2 Januari 2009 menyimpan
uangnya di Bank dalam bentuk deposito berjangka kurang dari 12 bulan
nilainya Rp100.000.000. dengan bunga sebesar 12% per tahun.
1) Untuk mencatat investasi jangka pendek
SKPD PPKD
Tidak ada jurnal Dr. Investasi Jangka Pendek-deposito Rp100jt
Cr. Kas di Kasda Rp100jt
2) Untuk mencatat pendapatan bunga deposito selama 6 bulan
SKPD PPKD
Dr. Kas di Kas Daerah Rp6jt
Cr. Lain-lain Pendapatan Yg Sah Rp6jt
3) Untuk mencatat penerimaan kembali uang yang didepositokan
SKPD PPKD
Dr. Kas di Kas Daerah Rp100jt
Cr. Investasi Jangka Pendek Rp100jt
I. Akuntansi Utang PPKD
Prosedur akuntansi utang pada PPKD merupakan pencatatan atas
pengakuan hutang jangka panjang yang muncul dari transaksi pengeluaran
pembiayaan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah.
Jurnal – Pengakuan Utang Jangka Panjang
Dr Dana yang disediakan untuk pembayaran hutang
jangka panjang
xxx
Cr Hutang Jangka Panjang Xxx
Jurnal – Pembayaran Hutang
Dr Hutang Jangka Panjang xxx
Cr Dana yang Disediakan Untuk Pembayaran
Hutang Jangka Panjang
Xxx
Jurnal dicatat dalam Jurnal Umum. Secara periodik, buku jurnal atas
transaksi hutang jangka panjang tersebut diposting ke dalam buku besar
rekening yang terkait. Setiap akhir periode semua buku besar ditutup sebagai
dasar penyusunan laporan keuangan PPKD. Format Jurnal Umum, Buku
Besar dan Buku Besar Pembantu dapat dilihat pada lampiran bab ini.
J. Akuntansi Ekuitas Dana
Akuntansi atas ekuitas dana terjadi bersamaan terutama dengan
akuntansi atas transaksi pembiayaan (penerimaan dan pengeluaran), serta
penyesuaian karena sebenarnya perubahan yang terjadi pada saldo ekuitas
dana, disebabkan oleh transaksi-transaksi tersebut serta penyesuaian di
akhir periode akuntansi. Pencatatan atas akun ekuitas dana adalah sebagai
jurnal dari transaksi-transaksi tersebut.
Ekuitas Dana terbagi ke dalam 3 (tiga ) kelompok, yaitu:
- Ekuitas Dana Lancar, terdiri dari Sisa Lebih Pembiayaan anggaran
(SiLPA), dan Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang
jangka pendek.
- Ekuitas Dana Investasi, terdir dari Diinvestasikan dalam Investasi jangka
Panjang, Diinvestasikan dalam Aset Lainnya serta kontra ekuitas berupa
Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang.
- Ekuitas Dana Cadangan, terdiri atas Diinvestasikan dalam Dana
Cadangan.
Dari keseluruhan akun yang termasuk ke dalam ekuitas dana tersebut,
dua di antaranya merupakan contra account, yaitu:
- dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek
- dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang
Dikarenakan kedua akun tersebut merupakan contra account dari
ekuitas dana, maka saldo normalnya berlawanan dengan saldo normal
ekuitas dana. Saldo normal ekuitas dana adalah kredit (Cr), sedangkan
kedua akun tersebut bersaldo normal debet (Dr).
Akun-akun ekuitas dana seperti di atas, hanya ada di dalam neraca
PPKD sebagai Pemda, sedangkan untuk neraca SKPD tidak ada akunakun
tersebut diatas. Karena SKPD merupakan bagian dari Pemda, dan
SKPD tidak memiliki kekayaan bersih sendiri. Hubungan antara Pemda
dengan SKPD adalah hubungan Pusat – Cabang, dengan seluruh aset
dan utang SKPD adalah aset dan utang Pemda. Di neraca tingkat SKPD,
menggunakan akun RK-Pusat. Akun ini merupakan reciprocal account
dengan akun RK-SKPD yang dicatat di tingkat Pemda pada kelompok aset.
I.1 Dokumen Sumber yang digunakan
No. Jenis transaksi Dokumen sumber
1 Ekuitas dana lancar – Sisa Lebih
Pembiayaan Anggaran (SiLPA)
Laporan Realisasi Anggaran
(LRA)
2 Ekuitas dana lancar – Cadangan
piutang pendapaatan dana
transfer
- SKP/SKR yang belum dibayar
- Surat perjanjian pemberian
pinjaman
- Bukti transfer
3 Ekuitas dana lancar – Dana yang
harus disediakan untuk
pembayaran utang jangka
pendek
- Surat perjanjian pinjaman
(utang)
- SP2D
4 Ekuitas dana investasi –
Diinvestasikan dalam investasi
jangka panjang
- SP2D
- Kopi surat perintah
5 Ekuitas dana investasi –
Diinvestasikan dalam aset lainnya
- Surat Keputusan penempatan
- SP2D
6 Ekuitas dana investasi – Dana
yang harus disediakan untuk
pembayaran utang jangka
panjang
- Surat perjanjian pinjaman
(utang)
- SP2D
7 Ekuitas dana cadangan –
Diinvestasi- kan dalam dana
cadangan
- Perda tentang dana cadangan
- SP2D
I.2 Standar Jurnal Transaksi Ekuitas Dana
Penjurnalan atas ekuitas dana dilaksanakan secara harian dan
kronologis, serta bersamaan dengan penjurnalan transaksi pembiayaan,
penjualan aset daerah, dan penyesuaian (di tingkat Pemda/PPKD/BUD)
a. Jurnal Standar – Penyesuaian Cadangan Piutang
(dari penyesuaian atas timbulnya piutang pendapatan di akhir periode akuntansi)
Dr Piutang Daerah xxx
Cr Ekuitas Dana Lancar – Cadangan Piutang
Daerah
Xxx
b. Jurnal – Penerimaan Pelunasan Piutang Daerah
Dr Ekuitas Dana Lancar – Cadangan Piutang
Daerah
xxx
Cr Piutang Daerah Xxx
c. Jurnal – Penerimaan Pinjaman Daerah Jangka Pendek
Dr Ekuitas Dana Lancar – Dana yang Harus
Disediakan Untuk Pembayaran Utang
Jangka Pendek
xxx
Cr Utang Jangka Pendek xxx
d. Jurnal – Pembayaran Pokok Pinjaman Jangka Pendek
Dr Utang Jangka Pendek Xxx
Cr Ekuitas Dana Lancar – Dana yang
Harus Disediakan Untuk Pembayaran
Utang Jangka Pendek
xxx
e. Jurnal – Penyertaan Modal /Investasi Jangka Panjang
Dr Penyertaan Modal Pemerintah Daerah/
Investasi Jangka Penjang
Xxx
Cr Ekuitas Dana Investasi –
Diinvestasikan dalam Investasi
Jangka Penjang
xxx
f. Jurnal – Penjualan Aset Daerah yang dipisahkan
Dr Ekuitas Dana Investasi – Diinvestasikan
dalam Investasi Jangka Penjang
Xxx
Cr Penyertaan Modal Pemerintah
daerah/ Investasi Jangka Penjang
xxx
g. Jurnal – Penjualan Aset Daerah yang tidak dipisahkan
Dr Ekuitas Dana Investasi – Diinvestasikan
dalam Aset Tetap
xxx
Cr Aset Tetap xxx
h. Jurnal – Perolehan Aset Lainnya
Dr Aset lainnya xxx
Cr Ekuitas Dana Investasi –
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
xxx
i. Jurnal Standar –Penjualan Aset Lainnya Daerah Yang Tidak Dipisahkan
Dr Ekuitas Dana Investasi – Diinvestasikan
dalam Aset Lainnya
xxx
Cr Aset lainnya xxx
j. Jurnal – Penerimaan Pinjaman Daerah Jangka Panjang
Dr Ekuitas Dana Investasi– Dana yang harus
disediakan untuk pembayaran utang
jangka panjang
xxx
Cr Utang Jangka Panjang xxx
Jurnal – pembayaran pokok pinjaman
Dr Bagian Lancar Utang xxx
Cr Ekuitas Dana Lancar– Dana yang
Harus Disediakan Untuk
Pembayaran Utang Jangka Pendek
xxx
Catatan: jurnal pembayaran pokok pinjaman, menggunakan akun dana
yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek, karena
utang yang dibayar adalah bagian yang jatuh temponya saja, yaitu yang
sudah menjadi utang jangka pendek.
k. Jurnal – Pembentukan Dana Cadangan
Dr Dana Cadangan Xxx
Cr Ekuitas Dana Cadangan Xxx
l. Jurnal – Pencairan Dana Cadangan
Dr Ekuitas Dana Cadangan Xxx
Cr Dana Cadangan Xxx
Jurnal dicatat dalam Jurnal Umum. Secara periodik, buku jurnal atas
transaksi Utang Jangka Panjang tersebut diposting ke dalam buku
besar rekening yang terkait. Setiap akhir periode semua buku besar
ditutup sebagai dasar penyusunan laporan keuangan PPKD.


Sabtu, 28 Mei 2011

Laporan Keuangan audit pt ultrajaya milk

Financial Report 31.12.2010 Audited)

HAKIKAT MANUSIA

Laporan Keuangan PT ULTRAJAYA MILK

ULTJ_LKTW-II 2010 (idxnet)

Jumat, 27 Mei 2011

STUDI KEPUSTAKAAN

Desin Riset

Pengertian Riset

METODE dan DESAIN RISET

 METODE dan DESAIN RISET
  • Agar metode ilmiah dapat dilaksanakan secara terarah dan relatif mudah, peneliti perlu memiliki suatu desain yang sesuai dengan metodenya.
  • Dalam banyak buku teks metode riset identik dengan desain riset.
  • Desain riset merupakan bagian dari keseluruhan metode riset (Nazir, 1988)
METODE PENELITIAN
1.Metode penelitian yang dipilih harus sesuai dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan.
2.Sebelum melaksanakan penelitian, seorang peneliti harus menjawab tiga pertanyaan pokok :
  • Bagaimana urutan kerja yang akan dilaksanakan dalam penelitian ? 
  • Alat-alat apa yang digunakan dalam mengukur ataupun dalam mengumpulkan data ? 
  • Bagaimana melaksanakan penelitian tersebut ?
  • Prosedur : merupakan urutan-urutan pekerjaan yang harus dilakukan dalam suatu penelitian.
  • Teknik Penelitian : merupakan alat-alat pengukur yang diperlukan dalam melaksanakan suatu penelitian.
  • Metode penelitian : Memandu peneliti tentang urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan berikut alat-alat yang digunakan.   
  • Pengelompokan Penelitian
Didasarkan pada :
1.Sifat masalah yang dipecahkan
  Membagi penelitian apakah masalah yang dipecahkan merupakan masalah yang dapat dikontrol atau tidak, masalah sosial atau masalah natura atau alamiah, dan apa tujuan dari penelitian tersebut.
2.Teknik dan alat yang digunakan
  Pengelompokan dapat didasarkan pada alat yang digunakan dalam melaksanakan penelitian dan teknik pengumpulan data yang digunakan.
3.Tempat dimana penelitian dilakukan
  Apakah penelitian dilakukan di lapangan, laboratorium, perpustakaan, masyarakat, kalangan pendidikan, dll.
4.Waktu Jangkauan Penelitian
  Penelitian mengenai kondisi/status masa lampau atau masa kini. Hanya menganalisa hasil penelitian dengan kesimpulan dan rekomendasi seperti data yang ada, atau memberikan ramalan dan prediksi untuk masa yang akan datang.
5.Daerah Penelitian
  Pengelompokan dapat didasarkan pada daerah atau area penelitian yang didukung oleh bidang ilmu tertentu, seperti filsafat, sosiologi, kependudukan, psikologi, usaha tani, dll.
Pembagian Metode Penelitan Secara Umum 
1.Penelitian Dasar atau Murni
  Jenis Penelitian ini bertujuan untuk menguji atau membentuk teori baru yang bukan untuk menerapkan hasil-hasil temuannya. Penelitian hanya diharapkan untuk mencari pengetahuan demi kepentingan pengetahuan itu sendiri.
2.Penelitian Terapan atau Pengembangan
  Jenis penelitian ini melakukan penerapan teori dalam rangka pemecahan masalah, melakukan pengujian teori untuk menilai kegunaan teori itu sendiri.  Salah satu kegiatan penelitian terapan adalah “Penelitian Tindakan” yang mencari dan mengidentifikasi masalah lokal untuk menggeneralisasi hasilnya.
Jenis-Jenis Metode Penelitian 
1.Sejarah
2.Deskriptif/Survei
  • Survei
  • Deskriptif berkesambungan
  • Studi Kasus
  • Analisa pekerjaan dan aktivitas
  • Studi komparatif
  • Studi waktu dan gerakan
3.Eksperimental
4.Grounded Research
5.Penelitian Tindakan
A. Metode Sejarah 
  Sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang ditulis berdasarkan penelitian serta studi kritis untuk mencari kebenaran (Nevins, 1933).
Tujuan : untuk membuat rekonstruksi masa lampau secara objektif dan sistemastis dengan mengumpulkan, mengevaluasikan, menjelaskan, dan mensitesiskan bukti-bukti untuk menegakan fakta dan menarik kesimpulan secara tepat.
Ciri-ciri Metode Sejarah :
a.Lebih banyak difokuskan pada data yang digunakan orang lain di masa lampau.
b.Data lebih banyak menggunakan data primer daripada data sekunder. Bobot data harus dikritik baik secara internal maupun eksternal.
c.Metode sejarah mencari data secara lebih tuntas serta menggali informasi masa lampau yang tidak diterbitkan atau tidak dikutip dalam bahan acuan standar. 
d.Sumber data harus dinyatakan secara definitif, baik nama pengarang, tempat dan waktu. Sumber data harus diuji kebenaran dan keasliannya. Fakta harus dibenarkan oleh 2 orang saksi yang tidak saling berhubungan.
Sumber Data pada Metode Sejarah 
Remain dan Dokumen. Remain (relics) : bahan-bahan fisik atau tulisan yang mempunyai nilai sejarah. Misalnya : candi, senjata, perhiasan kuno, piramida, benda budaya, dsb. Dokumen, yaitu laporan dari kejadian-kejadian yang berisi pandangan serta pemikiran manusia di masa lampau. Buku harian, batu tertulis, daun lontar, surat kabar, relief pada candi, potret, dsb. 
Sumber Primer dan Sekunder 
Sumber primer adalah tempat orisinal dari data  sejarah yang merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian masa lampau. Sumber Sekunder adalah catatan-catatan tentang adanya suatu peristiwa yang “jaraknya” jauh dari sumber orisinal. 
Contoh Sumber Primer : Catatan resmi yang dibuat pada suatu upacara, suatu keterangan dari saksi mata, photo-photo, dsb. 
contoh Data Sekunder :
Berita surat kabar, sumber yang bukan berasal dari pelaku sejarah.

Sumber Primer dan Sekunder 
Sumber primer adalah tempat orisinal dari data  sejarah yang merupakan bukti atau saksi utama dari kejadian masa lampau. Sumber Sekunder adalah catatan-catatan tentang adanya suatu peristiwa yang “jaraknya” jauh dari sumber orisinal.
Contoh Sumber Primer :Catatan resmi yang dibuat pada suatu upacara, suatu keterangan dari saksi mata, photo-photo, dsb.
Contoh Data Sekunder :Berita surat kabar, sumber yang bukan berasal dari pelaku sejarah.
 B. Metode Deskriptif
Metode deskriptif adalah suatu penelitian yang dilakukan terhadap kondisi status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.
Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1988)
 Travers (1978), metode deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan untuk memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.
Penelitian deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tatacara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena (Nazir, 1988). 
Ciri-Ciri Metode Deskriptif : 
Secara harfiah metode deskriptif adalah metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian. 
Peneliti tidak hanya memberikan gambaran terhadap fenomena-fenomena, tetapi juga menerangkan hubungan, menguji hipotesa-hipotesa, membuat prediksi serta mendapatkan makna dan implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. 
Dalam pengumpulan data, teknik yang biasa digunakan diantaranya : wawancara dengan menggunakan schedulle questionair ataupun interview guide. 
Metode Survei 
Pengertian Survei dibatasi pada pada penelitian yang datanya dikumpulkan dari sampel atas populasi untuk mewakili seluruh populasi.
Penelitian Survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok
Masalah-masalah yang dapat dilakukan dengan metode survei : Bidang produksi dan tata niaga, usaha tani, masalah kemasyarakatan (survei sosial), masalah komunikasi dan pendapat umum (survei pendapat umum), masalah politik (survei politik), masalah pendidikan (survei pendidikan dan persekolahan), dll. 
Umumnya yang merupakan unit analisa adalah individu. Namun tergantung dari sifat masalah yang akan dipecahkan, bisa juga unit analisanya rumah tangga atau sepasang suami istri.
Unit sampel yang digunakan biasanya dalam jumlah besar
 
Penelitian survei dapat dilakukan untuk tujuan : 
1) Penjajagan (eksploratif), masih bersifat terbuka dan mencari masalah yang akan diteliti lebih dalam 
2) Deskriptif,  pengukuran secara cermat terhadap fenomena sosial tertentu, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa 
3) Penjelasan (eksplanatory atau confirmatory) yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal untuk menguji hipotesa 
4) Evaluasi,  meneliti tercapainya suatu program tertentu, baik pada saat berlangsungnya program (formatif) dan diakhir program (summatif) 
5) Prediksi atau meramalkan kejadian masa datang 
6) Penelitian operasional, pusat perhatian adalah variabel-variabel yang berkaitan dengan aspek operasional suatu program 
7) Pengembangan indikator-indikator sosial. Sensus penduduk, indikator sosial ekonomi, jumlah prosentase penduduk miskin, dll. 
2.Metode Deskriptif Bersambungan (Continuity Descriptive Research) 
Adalah kerja meneliti secara deskriptif yang dilakukan secara terus menerus atas suatu objek penelitian. 
Pengetahuan yang lebih menyeluruh dari masalah serta fenomena dan kekuatan-kekuatan sosial dapat diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji dalam suatu interval perkembangan dalam suatu periode yang lama.
  Jika perhatian dipusatkan pada perubahan perilaku atau pandangan, maka teknik dalam meneliti dinamakan teknik panel.  Teknik ini berupa wawancara dengan sekelompok manusia yang sama dalam waktu yang berbeda. 
Jenis penelitian ini juga disebut dengan Riset Pengembangan (Husein Umar, 1999), yang berguna untuk memperoleh informasi tentang perkembangan suatu obyek tertentu dalam waktu tertentu. Misalnya penelitian tentang metode pelatihan terhadap produktifitas kerja karyawan. 
Ada dua cara yang saling melengkapi dalam melakukan penelitian pengembangan, yaitu : 
1.Metode Longitudinal, yaitu mempelajari sampel peserta dalam waktu yang lama. Misalnya, objek penelitian adalah 10 mahasiswa yang dipantau terus sejak semester pertama sampai semester kedelapan, sehingga waktu yang dibutuhkan adalah 4 tahun. 
2.Metode Cross Sectional,  yaitu mempelajari sampel berbagai strata pada waktu bersamaan. Misalnya, bahan penelitian adalah beberapa mahasiswa dari tiap semester, mulai semester satu sampai semester delapan. Cara ini dapat membantu Metode Longitudinal. 
Pengetahuan yang lebih menyeluruh dari masalah serta fenomena dan kekuatan-kekuatan sosial dapat diperoleh jika hubungan-hubungan fenomena dikaji dalam suatu interval perkembangan dalam suatu periode yang lama.
  Jika perhatian dipusatkan pada perubahan perilaku atau pandangan, maka teknik dalam meneliti dinamakan teknik panel.  Teknik ini berupa wawancara dengan sekelompok manusia yang sama dalam waktu yang berbeda. 
Jenis penelitian ini juga disebut dengan Riset Pengembangan (Husein Umar, 1999), yang berguna untuk memperoleh informasi tentang perkembangan suatu obyek tertentu dalam waktu tertentu. Misalnya penelitian tentang metode pelatihan terhadap produktifitas kerja karyawan. 
Ada dua cara yang saling melengkapi dalam melakukan penelitian pengembangan, yaitu : 
1.Metode Longitudinal, yaitu mempelajari sampel peserta dalam waktu yang lama. Misalnya, objek penelitian adalah 10 mahasiswa yang dipantau terus sejak semester pertama sampai semester kedelapan, sehingga waktu yang dibutuhkan adalah 4 tahun. 
2.Metode Cross Sectional,  yaitu mempelajari sampel berbagai strata pada waktu bersamaan. Misalnya, bahan penelitian adalah beberapa mahasiswa dari tiap semester, mulai semester satu sampai semester delapan. Cara ini dapat membantu Metode Longitudinal. 

3. Riset Lanjutan (Follow Study) 
Secara umum peneliti menggunakan riset ini, jika dia hendak mengetahui perkembangan lanjutan dari subyek setelah subyek tersebut diberi perlakuan tertentu atau menjalani kondisi tertentu. Riset ini dipakai, misalnya untuk menilai keberhasilan program-program tertentu yang dicanangkan, seperti program pelatihan karyawan.
4. Riset Dokumen (Content Analysis) 
Jika peneliti mengumpulkan data dan informasi melalui pengujian arsip dan dokumen, peneliti akan menggunakan metode analisis dokumen atau analisis isi. Misalnya, peneliti ingin mengetahui seberapa banyak buku pelajaran di jurusan manajemen yang mengandung analisa bisnis dipandang dari sisi etika.  
5. Riset Kecenderungan (Trend Analysis) 
Penelitian yang tujuannya adalah melihat kondisi yang akan datang dengan melakukan proyeksi atau ramalan (forecast), metode yang paling sesuai adalah analisa kecenderungan. Dalam melakukan proyeksi masa datang, ramalan jangka pendek biasanya dianggap lebih andal daripada ramalan jangka panjang karena banyak terjadi keadaan yang berada diluar kontrol atau harapan. 
6. Riset Korelasi  
Penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi. 
Sifat perbedaan yang utama adalah usaha untuk menaksir hubungan dan bukan sekedar deskripsi (Fox, 1969). 
Disini peneliti dapat mengetahui kontribusi variabel-variabel bebas terhadap variabel terikatnya serta besarnya arah hubungan yang terjadi.
7. Studi Kasus 
Jenis penelitian ini merupakan penelitian yang terperinci mengenai suatu obyek tertentu selama kurun waktu tertentu, termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya dengan cukup mendalam dan menyeluruh. 
Lebih menekankan mengkaji variabel yang cukup banyak pada jumlah unit kecil, seperti perusahaan atau kelompok-kelompok masyarakat tertentu.
 
Keuntungan riset studi kasus antara lain; penelitian dapat dilakukan lebih mendalam sehingga dapat menjawab mengapa keadaan itu terjadi. Selain itu, melalui riset ini peneliti diharapkan dapat menemukan hubungan-hubungan yang sebelumnya tidak diharapkan.
 
Kelemahan riset ini antara lain; kajian secara relatif menjadi kurang luas dan dalam, sulit digeneralisasikan dengan keadaan yang berlaku umum, dan cenderung mengarah ke subyektifitas karena obyek penelitiannya dapat mempengaruhi prosedur penelitian.
C. Metode Komparatif 
Penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab akibat dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya atau munculnya suatu fenomena tertentu. 
Jangkauan waktu adalah masa sekarang. 
Studi komparatif banyak sekali dilakukan jika metode eksperimental tidak diperlukan. 
Metode penelitian komparatif bersifat ex post facto, artinya data dikumpulkan setelah semua kejadian yang dikumpulkan telah selesai berlangsung. 
Keunggulan metode komparatif : 
a.Metode komparatif dapat mensubstitusikan metode experiemental, karena :  jika sukar diadakan kontrol terhadap  salah satu faktor yang ingin diketahui atau diselidiki hubungan sebab akibatnya 
b.Dengan Penggunaan teknik  statistik yang mutakhir membuat penelitian komparatif dapat mengadakan estimasi terhadap parameter hubungan kausal. 
Kelemahan Metode Komparatif 
a.Tidak mempunyai kontrol terhadap variabel bebas, karena bersifat ex post facto 
b.Sukar memperoleh kepastian, apakah faktor-faktor penyebab suatu hubungan kausal yang diselidiki benar-benar relevan 
c.Karena faktor penyebab dan akibat saling berkaitan, maka   faktor-faktor tunggal yang menjadi penybab atau akibat sukar diketahui. 
d.Mengkategorikan subjek dalam dikhotomi, misalnya tua – muda, pandai – bodoh, demokrasi – otoriter, kaya – miskin, dll. Sehingga kesimpulan yang diambil bersifat kabur atau bias. 
Contoh peneltian metoda komparatif :
Perbandingan antara strategi bauran pemasaran (marketing mix) antara produk handphone Nokia dan Samsung
D. Metode Eksperimen  
Eksperimen adalah observasi dibawah kondisi buatan (artificial condition), dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti. 
Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya Kontrol. 
Variabel bebas merupakan variabel eksperimen, variabel penyebab atau variabel perlakuan yang karakteristiknya diyakini, dapat menghasilkan perbedaan, dan variabel terikat atau variabel akibat merupakan hasil dari penelitian. 
Ary (1972), variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi. 
Semua variabel kecuali variabel terikat adalah konstan. 
Pengaruh pemanipulasian variabel bebas atas variabel terikat dapat diamati atau diukur.  
Contoh Metode Eksperimen 
 
Metode Eksperimen Sungguhan
Menyelidiki kemungkinan hubungan sebab akibat dengan desain dimana secara nyata ada kelompok perlakukan dan kelompok kontrol dan membandingkan hasil perlakuan dengan kontrol secara ketat. Validitas internal dan eksternal cukup utuh.
Contoh :
Penelitian tentang pengaruh dua metode mengajar Mata Kuliah Akuntansi pada Kelas Akuntansi sebagai fungsi taraf intelegensia (tinggi, sedang, rendah) dan besarnya kelas (besar, kecil), dimana dosen ditempatkan secara random berdasarkan intelegensia, besarnya kelas dan metode mengajar
Metode Eksperimen Semu
 Penelitian yang mendekati percobaan sungghan dimana tidak mungkin mengadakan kontrol/memanipulasikan semua variabel yang relevan. Harus ada kompromi dalam menentukan validitas internal dan eksternal sesuai dengan batasan-batasan yang ada.
Contoh :
Penelitian untuk mengetahui pengaruh dua macam cara menghafal kata-kata asing pada 4 buah kelas SMU Kelas I tanpa menentukan penempatan murid-murid pada perlakuan secara random atau mengawasi waktu latihan  secara cermat.
E. Grounded Research 
 
DEFINISI
Adalah suatu metode penelitian yang didasarkan pada fakta dan menggunakan analisa perbandingan bertujuan untuk mengadakan generalisasi empiris, menetapkan konsep-konsep , membuktikan teori dan mengembangkan teori dimana pengumpulan data dan analisa data berjalan pada waktu yang bersamaan.
 
CIRI-CIRI : 
1.Menggunakan data sebagai sumber teori dan sumber hipotesa.
2.Dasar analisa adalah sifat-sifat yang ditemukan, dimana sifat-sifat yang penting untuk membedakan satu dengan yang lain dikelompokan dalam kategori.
3.Pengumpulan data dan analisa data harus berjalan pada waktu yang bersamaan agar dapat dipastikan bahwa analisa selalu berdasarkan data.
4.Pengumpulan data ditentukan oleh pengembangan analisa.
5.Rumusan Hipotesa didasarkan atas kategori-kategori.  Hipotesa dalam grounded research merupakan hubungan antara kategori-kategori dan sifat-sifatnya.
 
LANGKAH-LANGKAH GROUNDED RESEARCH 
1.Tentukan masalah yang akan diteliti, adakalanya masalah ditemukan di lapangan pada saat pengumpulan data untuk mencari informasi apa saja 
2.Kumpulkan data, untuk memperoleh aspek deskriptif dari penelitian dan mengkaji hal-hal berikut : 
Manakah kelompok-kelompok atau individu-individu yang penting yang harus diperbandingkan 
Apakah perbedaan dan persamaan diantara kelompok-kelompok itu ? Jawaban dari pertanyaan ini akan memberikan kategori. 
Apakah ciri-ciri yang penting dari kategori ? Jawabannya akan memberikan sifat-sifat
3.Analisa dan Penjelasan 
Bagaimana kategori-kategori yang utama berhubungan satu dengan yang lain ? Jawaban dari pertanyaan ini akan menghasilkan hipotesa. 
Bagaimana hipotesa-hipotesa berhubungan satu dengan yang lain ? Jawabannya akan memberikan inti dari teori yang muncul dan akhirnya menghasilkan teori yang lengkap. 
4.Membuat Laporan Penelitian 
  KELEMAHAN GROUNDED RESEARCH
a.Grounded Research tidak menggunakan probability sampling, maka generalisasi yang dibuat akan menggunakan banyak bias. 
b.Akhir satu penelitian bergantung pada subjektifitas peneliti, apakah menghasilkan suatu teori atau hanya generalisasi hanya peneliti yang tahu. 
c.Teori yang diperoleh dari grounded research tidak didasarkan atas langkah-langkah sistematis melalui siklus empiris dari metode ilmiah. 
d.Grounded research dapat disamakan dengan pilot studi atau atau explorative research 
e.Dalam memberikan definisi banyak menggunakan aksioma atau asumsi si peneliti. 
F. PENELITIAN TINDAKAN (Action Research) 
DEFINISI 
Suatu penelitian yang dikembangkan bersama-sama antara peneliti dan decision maker tentang variabel-variabel yang dapat dikembangkan dan dapat segera digunakan untuk menentukan kebijakan dan pembangunan. Peneliti dan decision maker bersama-sama menentukan masalah, membuat desain serta melaksanakan program-program tersebut. 
Ciri utama penelitian tindakan adalah tujuannya untuk memperoleh penemuan yang signifikan secara operasional, sehingga dapat digunakan ketika kebijakan dilaksanakan.  
TUJUAN:
a.Memperoleh keterangan yang obyektif dalam rangka membenarkan kebijakan atau kegiatan yang telah dibuat. 
b.Memberikan keterangan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk kegiatan dan tindakan yang akan datang 
c.Membenarkan penundaan aksi, pengambilan tindakan atau tidak mengambil tindakan apapun 
d.Menstimulasikan pekerja-pekerja pelaksana program ke arah yang lebih dinamis serta lebih menggiatkan implikasi dari berbagai alat untuk mencapai tujuan
Masalah-masalah yang Dipelajari Dalam Penelitian Tindakan 
a.Dampak dari program terhadap objek (perorangan, kelompok, masayarakat, institusi) dan juga terhadap pelaksana program 
b.Besarnya pengaruh program terhadap objek yang dituju, termasuk jumlah yang dipengaruh dan derajat pengaruh. 
c.Waktu yang diperlukan untuk membawa pengaruh atau untuk melihat dampaknya. 
d.Pengukuran terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi perubahan, baik sebelum dan sesudah program. 
e.Aspek-aspek program menyangkut organisasi, struktur,  dan pelaksanaan program.
Kelemahan/Kesukaran Penelitian Tindakan 
1.Kesukaran Evaluasi 
Adakalanya tidak diperoleh pengaruh yang dapat diobservasikan atau beda yang nyata antara kelompok-kelompok dimana dilaksanakan program karena tidak ada kontrol untuk membuat hal-hal lain diluar program tidak berubah. 
Kurangnya dokumentasi yang sistematik mulai dari awal sampai akhir program 
Stimulus terlalu lemah secara relatif terhadap faktor-faktor lain yang terjadi diuar program 
Adanya sifat mengamati langsung dari peneliti terhadap objek pelaksana program dan terlibat dalam pelaksanaan program. 
2.Kesukaran Kerjasama
. Sukar untuk menjelaskan apakah proyek penelitian suatu penelitian atau suatu program tindakan, sehingga sukar untuk menentukan siapa yang bertindak sebagai pengambil keputusan
. Adanya ketergantungan antara peneliti dan pelaksana program, sedangkan keduanya memiliki deskripsi pekerjaan berbeda
. Membutuhkan kerjasama yang utuh antar tenaga ahli