Minggu, 17 Juli 2011

Auditing 1

AUDIT SAMPLING
Ø  Pengelompokan audit sampling
a.    Audit sampling non statistik
b.    Audit sampling statistik
c.    Audit sampling dengan bantuan komputer
Ø  Tujuan pembelajaran
Peserta dapat memahami dan mempraktekan pemeriksaan dengan metode sampling non statistik.
Ø  Mengapa harus memakai sampling
§  Dokumen yang akan dianalisa atau diuji untuk beberapa kegiatan atau akun jumlahnya sangat banyak.
§  Pertimbangan biaya manfaat.
§  Pertimbangan tenaga yang tersedia
§  Pertimbangan waktu yang disediakan.
§  Adakalanya perhitungan 100% tidak mungkin dilakukan, seperti menghitung jumlah persediaan butir pasir di perusahaan dagang material.
§  Dalam EDP audit secara teknis audit harus dilakukan dengan sampling.
Ø  Audit sampling dapat dipergunakan :
§  Audit keuangan
§  Audit operasional
§  Audit ketaatan
§  Audit EDP
§  Audit investigasi
Ø  Petunjuk dapat dipergunakannya sampling dalam audit :
§  Dalam laporan audit :
§  Materialitas dan signifikansi
§  Reasonable assurance/memadai
§  Dalam standar audit:
§  standar yang diterbitkan oleh IIA mengenai audit dan pengevaluasian informasi pada butir 420.01.3 menyebutkan sebagai berikut: “prosedur audit, termasuk pengujian dan teknik sampling, harus diseleksi secara mendalam jika dapat dilaksanakan, dan diperluas atau diubah jika keadaan menghendakinya”.

Ø  Petunjuk dapat dipergunakannya sampling dalam audit :
§  Dalam standar audit (lanjutan) :
§  PSA No 26. Dalam seksi tersebut diuraikan mengenai sampling pada judul pendahuluan butir 1,2 dan 3 sebagai berikut:
§  Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100%  unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut.
§  Auditor sering kali mengetahui mana saldo-saldo akun dan transaksi yang mungkin sekali mengandung salah saji. Auditor mempertimbangkan pengetahuan ini dalam perencanaan prosedur auditnya, termasuk sampling audit. Auditor biasanya tidak memiliki pengetahuan khusus tentang saldo-saldo akun atau transaksi lainnya yang menurut pertimbangannya, perlu diuji untuk memenuhi tujuan auditnya. Dalam hal terakhir ini, sampling audit sangat berguna.
§  Ada dua pendekatan  umum dalam sampling audit: non statistik dan statistik. Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun atau kelompok transaksi yang berkaitan. Panduan dalam seksi ini berlaku baik untuk sampling audit secara statistik maupun non statistik.
Ø  AUDIT SAMPLING
Pengujian yang dilakukan atas suatu obyek pemeriksaan tidak sebanyak/sebesar 100%
Ø  SAMPEL YANG REPRESENTATIF
§  Sampel yang dapat mewakili populasi atau sampel yang karakteristiknya sama dengan populasinya.
§  Populasi adalah jumlah keseluruhan  dari suatu data yang akan diamati atau data yang akan menjadi obyek penelitian secara keseluruhan. Data ini biasanya mempunyai karakteristik tersendiri, berbeda antara populasi yang satu dengan populasi lainnya.
§  Pada kenyataannya sampel yang representatif tersebut tidak diketahui dengan pasti bahkan jika pengambilan sampel diperluas sedemikan rupa hingga jumlah sampel yang cukup besar sekalipun.
Ø  Karenanya harus dilakukan pendekatan
§  Perencanaan sampling dimulai dengan:
§  Mendefinisikan populasi
§  Mendefinisikan unsur sampling
§  Perkirakan tingkat penyimpangan dalam populasi
§  Perkirakan tingkat penyimpangan yang dapat ditoleransi
§  Tentukan ukuran besar sampel
§  Tetapkan metode pemilihan sampel yang akan dilaksanakan.
§  Pelaksanaan sampling:
§  Memilih sampel
§  Melakukan pengujian dari sampel yang dipilih.
§  Evaluasi hasil sampling:
§  Hitung penyimpangan dalam populasi berdasarkan hasil sampling
§  Bandingkan penyimpangan dengan perkiraan awal
§  Lakukan analisa penyimpangan yang terjadi
§  Putuskan apakah hasilnya dapat diterima atau tidak.
Ø  Risiko karena dipergunakan sampling
§  Risiko sampling
risiko yang timbul karena keputusan yang dibuat berdasarkan hasil pengujian sampel tidak sama dengan jika pengujian dilakukan secara terperinci atau 100%.
§  Risiko non sampling
risiko yang timbul walaupun pengujian telah dilakukan atas semua data, ternyata masih ada kemungkinan adanya penyimpangan yang material tidak terdeteksi.
Ø  RISIKO SAMPLING
§  Risiko keliru menerima (risk of incorrect acceptance)
§  Risiko keliru menolak (risk of incorrect rejection)
§  Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah (risk of assessing control risk too low).
§  Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi (risk of assessing control risk too high). 
Ø  METODE SAMPLING NON STATISTIK
a.    Permasalahan untuk audit :
§  Penentuan besar sampel
§  Penentuan metode memilih sampel
§  Penetuan mengevaluasi hasil sampel
b.    Penentuan besar sampel
§  Pertimbangan profesional auditor
§  Berdasarkan penaksiran risiko
§  Pada umumnya minimal 30 sampel
c.    Metode pemilihan sampel
§  Pemilihan sampel langsung/terarah (Directed sample selection)
§  Pemilihan sampel block (Block sample selection)
§  Pemilihan sampel sembarang (Haphazard sample selection)
Ø  PEMILIHAN SAMPEL LANGSUNG/TERARAH
§  Unsur yang paling mungkin mengandung kesalahan.
§  Unsur yang mengandung karakteristik yang sama dengan populasinya.
§  Jumlah terbesar yang akan dicakup.
Ø  PEMILIHAN SAMPEL BLOCK.
§  dilakukan dengan cara menentukan 1 atau beberapa block sampel dari suatu populasi. Penentuan blocknya dapat ditentukan misalnya dari nomor urut ataupun dari waktu berupa minggu atau bulan tertentu dan jika telah dimulai maka nomor atau unsur berikutnya otomatis terpilih tanpa ada lompatan atau urutan yang tidak dipilih sampai dengan jumlah besar sampel yang telah ditetapkan semula.
Ø  PEMILIHAN SAMPEL SEMBARANG
§  dilakukan auditor dengan tidak mempertimbangkan  segala sesuatu dari populasi yang akan dipilih sampelnya, dengan kata lain auditor benar-benar harus tidak memihak dalam memilih sampel sebanyak yang telah ditentukan.
Ø  Evaluasi hasil sampling
§  misalnya dari populasi 1000 dokumen, setelah dipilih sampel sebanyak 100 dokumen dan dari pengujian terhadap sampel yang dipilih dijumpai 3 dokumen mengandung kesalahan, kemudian berdasarkan hasil sampel itu ditetapkan bahwa dalam populasi terdapat 30 kesalahan yang dihitung sebagai berikut: 1000/100 x 3 = 30
§  beberapa pertimbangan  lain, seperti:
§  Tingkat kepercayaan, 
§  Tingkat ketelitian, dan
§  Variabilitas populasi

Ø  Dalam KKP
§  Dalam KKP harus  dijelaskan :
§  Penentuan besar sampel
§  Metode pemilihan  sampel
§  Hasil pemilihan sampel
§  Baru kemudian  KKP hasil pemeriksaan sampel dan evaluasinya

Audit sampling statistik
ž  Penerapan sampling dalam audit dengan mempergunakan metode statistik
Ø  STATISTIK
merupakan metode ilmiah untuk pengumpulan, pengorganisasian, penyimpulan, penyajian dan analisa data yang berguna bagi penarikan kesimpulan dan pembuatan keputusan.
Ø  Kegunaan pokok statistic
ž  Untuk mengetahui sesuatu, seperti:
  jumlah turis yang berkunjung ke Indonesia
  jumlah produksi padi.
ž  Untuk alat bantu pembuatan keputusan atau pemecahan masalah, misalnya menetapkan apakah target penambahan guru di Indonesia tercapai atau tidak.
ž  Untuk penelitian dan audit.
Ø  Syarat data statistic
ž  Data harus objektif.
ž  Data harus dapat mewakili atau sama dengan karakteristik yang diwakilinya.
ž  Data perkiraan harus mendekati kebenaran.
ž  Data harus masih dapat dipergunakan.
ž  Data harus ada hubungannya dengan permasalahan yang dihadapi.
Ø  Istilah yang perlu diketahui
ž  Elemen atau unsur adalah sesuatu yang menjadi bagian yang membentuk obyek yang akan dianalisa atau diteliti, misalnya transaksi penjualan, transaksi pembelian, dan kartu waktu kerja per orang.
ž  Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari elemen atau unsur yang sejenis, misalnya laporan penjualan, laporan pembelian, laporan pemakaian waktu kerja dan lain-lain.
ž  Karakteristik adalah ciri, sifat atau hal hal yang dimiliki oleh elemen atau unsur, misalnya laporan penjualan I adalah merupakan kumpulan dari transaksi penjualan dari lima lokasi penjualan: lokasi DKI, lokasi Lampung, lokasi Banten, lokasi Jawa Barat dan lokasi Kalimantan Barat.
ž  Variabel adalah sesuatu yang nilainya berubah ubah atau berbeda beda, dan biasanya berupa gambaran kuantitatif. Misalnya harga barang x Rp1.000,00.
ž  Atribut adalah sesuatu yang nilainya berubah-ubah atau berbeda-beda namun biasanya berupa gambaran kualitatif. Misalnya file salinan faktur selalu dilampiri dengan bukti pengiriman barang.
ž  Sampel adalah sebagian dari populasi yang juga berisi elemen atau unsur dari populasi.
ž  Mean adalah merupakan rata rata sederhana yang dilakukan dengan menjumlahkan total populasi dan membaginya dengan banyaknya populasi, biasanya disimbolkan dengan µ
ž  Median adalah merupakan jumlah tengah dari suatu populasi jika dirangking dengan ukuran besarnya
ž  Mode adalah jumlah atau nilai yang sering berulang atau sering muncul, nilai yang sering berulang di sini dapat berupa nilai absolut
ž  Range adalah perbedaan antara jumlah terbesar dan jumlah terkecil, dari contoh di atas maka range adalah Rp15.000.000,00 – Rp300.000,00 = Rp14.700.000,00
ž  Standar deviasi adalah ukuran statistik mengenai nilai variabilitas dari unsur unsur populasi secara individual.
Rumusnya adalah sebagai berikut:

S = √∑(x–X)²
        n -  1
dimana:

S   =        Standar deviasi
X  =        Nilai sampel
X =        Rata-rata sampel
n   =        Jumlah sampel/banyaknya sampel
ž  Distribusi normal adalah diagram seperti lonceng yang dipergunakan untuk memperlihatkan data yang berhubungan dengan standar deviasi.
ž  suatu pengandalan sebesar 50% misalnya akan memerlukan daerah  atau sampel pengujian yang tidak begitu besar, jika pengandalan ditingkatkan misalnya 75% maka daerah pengujian harus diperluas, sehingga misalnya diminta suatu pengandalan sebesar 99% maka daerah pengujian menjadi sangat luas seperti tergambar pada curve bentuk lonceng.
Ø  Metode pemilihan sampel
ž  Pemilihan sampel acak sederhana (simple random sample selection)
ž  Pemilihan sampel sistematis (sysrematic sample selection)/pemilihan sampel interval
ž  Pemilihan sampel terstratifikasi (stratified sample selection)
ž  Pemilihan sampel kelompok (cluster sample selection)
Pemilihan sampel acak sederhana (simple random sample selection)
ž  Pemilihan sampel acak sederahana dilakukan dengan bantuan tabel angka random. Tabel angka random ini biasanya dapat diperoleh dari buku statistik yang dapat dibeli di toko atau membuat copy dari buku yang melampirkan tabel angka acak.
Contoh tabel angka acak
No
Unsur
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
37309
97547
64673
31546
99314
66854
97855
99965
33299
2
25145
84834
23009
51584
66754
77785
52357
25532
02843
3
98433
54725
18864
65866
76918
58210
76835
78825
44623
4
97965
68538
81545
82933
93545
85959
63282
61454
07318
5
78049
67830
14624
17563
25697
07734
48243
94318
24863

Caranya :
ž  tetapkan terlebih dahulu dari nomor mana akan dipilih, apakah dari nomor faktur yang dibuat mulai dari nomor 0001 dan seterusnya atau dari nomor yang sudah tercetak terlebih dahulu pada salinan faktur tersebut (Prenumbered).
ž  Jumlah salinan faktur tahun 2004 adalah 10.000, maka nomor yang dibuat adalah 00001 s/d 10.000. Nomor prenumbered misalnya 725445 s/d 735444
Selanjutnya :
ž  mencocokan dengan digit pada tabel angka random maka harus ditetapkan terlebih dahulu apakah lima digit dari depan atau lima digit dari belakang, maksudnya demikian, jika angkanya adalah 725445 yang dipakai apakah 72544 (lima digit dari depan) s/d 82543 atau 25445 (lima digit dari belakang) s/d 35444.
ž  Untuk memulai memilih sampel maka ditentukan terlebih dahulu besar sampel, misalnya 100 sampel. Selanjutnya ditetapkan urutan pemilihan, misalnya dari kiri ke kanan setelah sampai ujung kembali dari kiri ke kanan.
ž  Selanjutnya  lihat pada buku …………apakah paham
Ø  PEMILIHAN SAMPEL SISTEMATIS/ INTERVAL
ž  tetapkan berapa besar ukuran sampel, selanjutnya ditetapkan interval dengan cara membagi jumlah populasi dengan ukuran sampel. Kemudian dari interval yang diperoleh ditunjuk dengan mata tertutup, angka berapa yang diperoleh maka nomor tersebut akan ditambahkan pada nomor awal angka populasi seterusnya angka yang diperoleh akan ditambah dengan angka interval sampai berjumlah sebesar ukuran sampel yang telah ditetapkan.
ž  Populasi 10000
ž  Ukuran sampel ditetapkan 100
ž  Intervalnya 10000 : 100 = 100
ž  Jika pemilihan pertama jatuh pada no 16, maka sampelnya adalah :
ž  1.            1+16             =        17
ž  2.            17+100         =        117
ž  3.            117+100       =        217
ž  4.            217+100       =        317
ž  5.  dst
Ø  Untuk menambah variasi dilakukan :
ž  tetapkan sebanyak 3 titik, maka jumlah intervalnya menjadi  3 x 100 yaitu 300 dari nomor 0 s/d 299 ini 3 titik awal dipilih secara acak dengan mata terpejam/tertutup, misalnya diperoleh angka 27, 125 dan 253.
ž   hasilnya :
ž       1+27            =        28
ž       1+125 =        126
ž       1+253 =        254
ž       28+100        =        128
ž       126+100       =        226
ž       254+100      =        354
Ø  PEMILIHAN SAMPEL TERSTRATIFIKASI
ž  Pemilihan sampel cara ini adalah dengan memilih sampel dari populasi yang telah dibagi-bagi dalam strata tertentu
ž  misalnya dengan strata sebagai berikut:
ž  Strata 1  Untuk jumlah di atas Rp50.000.000,00
ž  Strata 2  Untuk jumlah Rp30.000.000,00 s/d Rp50.000.000,00
ž  Strata 3  Untuk jumlah Rp10.000.000,00 s/d Rp30.000.000,00
ž  Strata 4  Untuk jumlah Rp5.000.000,00 s/d Rp10.000.000,00
ž  Strata 5  Untuk jumlah di bawah Rp5.000.000,00.
Ø  PEMILIHAN SAMPEL KELOMPOK
ž  dilakukan terhadap populasi yang secara fisik dapat dikelompokkan, misalnya dalam laci-laci atau kotak-kotak file. Sampel dapat dipilih dengan cara yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu dengan cara  sampel acak sederhana atau cara pemilihan sampel sistimatis terhadap kelompok-kelompok populasi
CONTOHNYA:
ž  gudang spare part yang jumlahnya terdiri dari 50.000 macam yang ditempatkan di rak-rak yang diberi nomor 1 sampai dengan 50. Rak-rak bernomor tersebut menunjukan kelompok spare part tersebut. Jika auditor menetapkan akan melakukan audit terhadap 2000 sampel, maka auditor dapat menetapkan sampel untuk masing-masing kelompok sebesar 2000/50 = 40 sampel. Pemilihan sampel dalam kelompok kemudian dapat ditetapkan dilakukan dengan cara pemilihan sistematis/interval.
Ø  Metode pendekatan sampling statistic
ž  Sampling Atribut.
ž  Sampling Variabel, dan
ž  Sampling Discovery
Ø  Pendekatan atribut
ž  jawaban yang hendak dicapai adalah ya atau tidak, hitam atau putih, ada persetujuan dari yang berwenang atau tidak ada persetujuan dari yang berwenang. Jadi di sini tidak diharapkan jawaban dalam angka atau kuantitatif melainkan lebih banyak kualitatif
ž  Biasanya sampling ini dipergunakan untuk menguji sistim pengendalian manajemen atau pengujian  substantif atas transaksi pada audit keuangan.
Ø  Pendekatan variable
ž  digunakan untuk menaksir suatu jumlah yang dinyatakan dalam satuan tertentu, misalnya rupiah, kg, liter dan sebagainya. Dalam praktek sering sampling variabel ini dipergunakan untuk menaksir dalam jumlah rupiah, sehingga sering disebut dengan monetary unit sampling atau sampling mata uang.
ž  Sampling mata uang ini sering juga disebut dengan  probabilities proportional to size (PPS) sampling
Ø  Pendekatan discovery
ž  dipergunakan untuk populasi yang diperkirakan mengandung kecurangan, misalnya dicurigai adanya pegawai fiktif dalam daftar pekerja yang dilaporkan mandor, adanya pinjaman yang diberikan kepada pegawai bagian pinjaman  dengan menggunakan nama fiktif dan lain-lain.
ž  Penentuan  besar sampel juga dapat mempergunakan bantuan hitungan statistik. 

Definisi Audit Intern  Menurut Board Of Director Iia  Th 1999:
Internal Auditing Is An Independent, Objective Assurance And Consulting Activity Designed To Add Value And Improve An Organization’s Operations. Its Help An Organization Accomplish It’s Objective By Bringing A Sistematic, Disciplined Approach To Evaluate And Improve The Effectiveness Of Risk Management, Control, And Governance Processes.
Beberapa Perubahan Penting Dari Paradigma Baru Audit Intern
         Audit Intern Boleh Jg Dilakukan Oleh Auditor Ekstern
         Fungsi Penilai Yang Independen Berubah Menjadi “Aktivitas Pengujian Yang Memberikan Keandalan Yang Independen, Obyektif Dan Aktivitas Konsultasi
         Yang Awalnya Merupakan Jasa Layanan Kpd Organisasi Berubah Menjadi “Pemberian Nilai Tambah Dan Memperbaiki Operasi Organisasi”
         Tujuannya Lebih Luas, Yakni Menyangkut Tujuan Organisasi, Bukan Orang Per Orang Dalam Org
         Selain Untuk Kefektifan Pengendalian, Pada Definisi Baru Ditambahkan Tujuan Pengelolaan Risiko Dan Proses Pengelolaan Yang Jujur, Bersih Dan Baik
Kegiatan2 Yang Dilaksanakan Auditor Intern Untuk Mencapai Tujuannya
         Menilai Ketepatan Dan Kecukupan Pengendalian Manajemen
         Mengidentifikasi Dan Mengukur Risiko
         Menentukan Tingkat Ketaatan Terhadap Kebijakan, Rencana, Prosedur Dan Peraturan Per-Uu-An
         Memastikan Perlindungan Terhadap Aktiva
         Menentukan Tingkat Kendalan Data
         Menilai Penggunaan Sumber Daya Secara Ekonomis Dan Effisien
         Mencegah Dan Mendeteksi Kecurangan
         Memberikan Jasa Konsultasi 
Ruang Lingkup Audit Intern
         Audit Keuangan Dan Ketaatan
         Audit Kehematan Dan Efisiensi
         Audit Hasil Program Atau Audit Efektivitas
Menurut Standar Professional Auditor Intern Yang Dikeluarkan Iia
Lingkup Pekerjaan Auditor Intern:
 “Pengujian Dan Evaluasi Thdp Kecukupan Dan Keefektivan Pengendalian Manajemen Serta Kualitas Pertanggungjawaban Manajemen”
Termasuk Dalam Lingkup Tersebut:
  1. Keandalan Informasi
  2. Kesesuaian Dengan Kebijakan, Rencana, Prosedur Dan Peraturan Per-Uu-An
  3. Perlindungan Terhadap Harta
  4. Penggunaan Sumber Daya Secara Ekonomis Dan Efisien
  5. Pencapaian Tujuan
Fungsi Auditor Intern
         Hendaknya Ditetapkan Secara Tertulis Dan Dirumuskan Dengan Jelas
         Ditetapkan Oleh Pemimpin Tertinggi Organisasi Atau Pejabat Tinggi Yg Cukup Berwenang
         Diinformasikan Kepada Seluruh Jajran Pimpinan
Wewenang Auditor Intern
         Harus Ditetapkan Secara Jelas Oleh Pimpinan
         Harus Memberikan Keleluasaan Bagi Auditor Intern Untuk Melakukan Audit Terhadap Catatan2, Harta, Operasi Yang Berjalan Dan Para Pegawai
Tanggung Jawab Auditor Intern
Memberikan Rekomendasi Atau Saran2 Kepada Pimpinan, Mengkoordinasikan Kegiatan2 Untuk Mencapai Tujuan Audit Dan Tujuan Organisasi Secara Keseluruhan Dengan Hasil Yang Terbaik
Kebebasan/Independensi
         Esensial Bagi Efektivitas Audit Intern
         Diperoleh Melalui Status Organisatoris Ditambah Dukungan Pimpinan
         Kebebasannya Relatif, Karena Secara Absolut Tidak Mungkin
Norma Audit
         Adalah Patokan, Kaidah Atau Ukuran Yang Telah Ditetapkan Oleh Pihak Berwenang Yang Harus Diikuti Dalam Rangka Melaksanakan Fungsi Audit Agar Dicapai Mutu Pelaksanaan Audit Dan Mutu Laporan Audit Yang Dikehendaki
         Meliputi: Pertimbangan Kualitas Profesional Seperti Keahlian, Integritas Dan Obyektifitas, Persyaratan2 Pelaksanaan Audit Dan Peleporan Serta Tindak Lanjut Atas Temuan2 Audit
Tujuan Norma Audit
Untuk Menjamin Mutu Pelaksanaan Audit Dan Laporan Audit Serta Keseragaman Pendapat Mengenai Bagaimana Sebaiknya Laporan Audit Disajikan Agar Bermanfaat Bagi Pemakainya
Norma Audit Spi Bumn/Bumd
  1. Norma Umum Audit
  2. Norma Pelaksanaan Audit
  3. Norma Pelaporan Audit
  4. Norma Tindak Lanjut
Tahap2 Kegiatan Audit
  1. Tahap Memahami Risiko Pengendalian
  2. Tahap Survey Pendahuluan
  3. Tahap Membangun Rencana Audit Rinci
  4. Tahap Pelaksanaan Audit
  5. Tahap Evaluasi Hasil Audit
  6. Tahap Membangun Temuan, Simpulan Dan Rekomendasi
  7. Tahap Penyelesaian Audit
  8. Tahap Pelaporan
Arti Pengendalian Manajemen Menurut Committee Of Sponsoring Organizations Of The Treadway Commission (Coso) Th 1992:
Pengendalian Manajemen Adalah Suatu Proses Yang Dilakukan Oleh Manusia Yang Dirancang Untuk Memberikan Suatu Keyakinan Yang Memadai Untuk Mencapai Tujuan Sbb:
         Keandalan Informasi
         Ketaatan Pada Peraturan Yang Berlaku
         Efisiensi Dan Efektivitas Operasi
Unsur2 Pengendalian Manajemen
  1. Lingkungan Pengendalian
  2. Penaksiran Risiko
  3. Aktivitas Pengendalian
  4. Informasi Dan Komunikasi
  5. Pemantauan
Program Audit
         Adalah Uraian Yang Sistematis Dari Langkah2 Audit Untuk Mencapai Tujuan Audit
         Di Samping Sebagai Petunjuk Mengenai Langkah Audit Yang Harus Dilaksanakan, Juga Merupakan Pengendali Bagi Pimpinan Untuk Memonitor Pelaksanaan Audit
         Penting Bagi Berhasilnya Suatu Audit
Susunan Program Audit
  1. Pendahuluan
  2. Pernyataan Tujuan
  3. Intruksi Khusus
  4. Langkah2 Kerja
Kertas Kerja Audit
Adalah Catatan2 Yang Dibuat Dan Data Yang Dikumpulkan Auditor Secara Sistematis Dalam Melaksanakan Tugas2 Audit
Kertas Kerja Audit Harus Mencerminkan:
         Prosedur Audit Yang Ditempuh
         Pengujian2 Yang Dilakukan
         Informasi Yang Diperoleh
         Kesimpulan2 Hasil Audit
Manfaat Kertas Kerja Audit
Manfaat Umum:
Untuk Mendokumentasikan Bahwa Pekerjaan Audit Yang Memadai Telah Dikerjakan Sesuai Dengan Standar Profesi Auditor Intern
Manfaat Lain:
         Dasar Perencanaan Audit
         Catatan Pekerjaan Yang Telah Dilaksanakan
         Penjelasan Untuk Situasi Khusus
         Mendukung Kesimpulan Hasil Audit
         Sumber Referensi
         Dll
Persyaratan Kertas Kerja Audit
Standar Untuk Substansi Audit:
         Berkaitan Dengan Tujuan Audit
         Memadatkan Rincian
         Penyajian Yang Jelas
         Cermat Dan Teliti
         Aksi Terhadap Pos Terbuka
Standar Format:
         Harus Mempunyai Judul
         Pengorganisasian Format
         Rapi Dan Mudah Dibaca
         Diindeks Silang






Tidak ada komentar:

Posting Komentar