AUDIT SAMPLING
Ø Pengelompokan audit sampling
a. Audit sampling non statistik
b. Audit sampling statistik
c. Audit sampling dengan bantuan komputer
Ø Tujuan pembelajaran
Peserta dapat memahami dan mempraktekan pemeriksaan dengan metode sampling non statistik.
Ø Mengapa harus memakai sampling
§ Dokumen yang akan dianalisa atau diuji untuk beberapa kegiatan atau akun jumlahnya sangat banyak.
§ Pertimbangan biaya manfaat.
§ Pertimbangan tenaga yang tersedia
§ Pertimbangan waktu yang disediakan.
§ Adakalanya perhitungan 100% tidak mungkin dilakukan, seperti menghitung jumlah persediaan butir pasir di perusahaan dagang material.
§ Dalam EDP audit secara teknis audit harus dilakukan dengan sampling.
Ø Audit sampling dapat dipergunakan :
§ Audit keuangan
§ Audit operasional
§ Audit ketaatan
§ Audit EDP
§ Audit investigasi
Ø Petunjuk dapat dipergunakannya sampling dalam audit :
§ Dalam laporan audit :
§ Materialitas dan signifikansi
§ Reasonable assurance/memadai
§ Dalam standar audit:
§ standar yang diterbitkan oleh IIA mengenai audit dan pengevaluasian informasi pada butir 420.01.3 menyebutkan sebagai berikut: “prosedur audit, termasuk pengujian dan teknik sampling, harus diseleksi secara mendalam jika dapat dilaksanakan, dan diperluas atau diubah jika keadaan menghendakinya”.
Ø Petunjuk dapat dipergunakannya sampling dalam audit :
§ Dalam standar audit (lanjutan) :
§ PSA No 26. Dalam seksi tersebut diuraikan mengenai sampling pada judul pendahuluan butir 1,2 dan 3 sebagai berikut:
§ Sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap kurang dari 100% unsur dalam suatu saldo akun atau kelompok transaksi dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut.
§ Auditor sering kali mengetahui mana saldo-saldo akun dan transaksi yang mungkin sekali mengandung salah saji. Auditor mempertimbangkan pengetahuan ini dalam perencanaan prosedur auditnya, termasuk sampling audit. Auditor biasanya tidak memiliki pengetahuan khusus tentang saldo-saldo akun atau transaksi lainnya yang menurut pertimbangannya, perlu diuji untuk memenuhi tujuan auditnya. Dalam hal terakhir ini, sampling audit sangat berguna.
§ Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit: non statistik dan statistik. Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian sampel, serta dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun atau kelompok transaksi yang berkaitan. Panduan dalam seksi ini berlaku baik untuk sampling audit secara statistik maupun non statistik.
Ø AUDIT SAMPLING
Pengujian yang dilakukan atas suatu obyek pemeriksaan tidak sebanyak/sebesar 100%
Ø SAMPEL YANG REPRESENTATIF
§ Sampel yang dapat mewakili populasi atau sampel yang karakteristiknya sama dengan populasinya.
§ Populasi adalah jumlah keseluruhan dari suatu data yang akan diamati atau data yang akan menjadi obyek penelitian secara keseluruhan. Data ini biasanya mempunyai karakteristik tersendiri, berbeda antara populasi yang satu dengan populasi lainnya.
§ Pada kenyataannya sampel yang representatif tersebut tidak diketahui dengan pasti bahkan jika pengambilan sampel diperluas sedemikan rupa hingga jumlah sampel yang cukup besar sekalipun.
Ø Karenanya harus dilakukan pendekatan
§ Perencanaan sampling dimulai dengan:
§ Mendefinisikan populasi
§ Mendefinisikan unsur sampling
§ Perkirakan tingkat penyimpangan dalam populasi
§ Perkirakan tingkat penyimpangan yang dapat ditoleransi
§ Tentukan ukuran besar sampel
§ Tetapkan metode pemilihan sampel yang akan dilaksanakan.
§ Pelaksanaan sampling:
§ Memilih sampel
§ Melakukan pengujian dari sampel yang dipilih.
§ Evaluasi hasil sampling:
§ Hitung penyimpangan dalam populasi berdasarkan hasil sampling
§ Bandingkan penyimpangan dengan perkiraan awal
§ Lakukan analisa penyimpangan yang terjadi
§ Putuskan apakah hasilnya dapat diterima atau tidak.
Ø Risiko karena dipergunakan sampling
§ Risiko sampling
risiko yang timbul karena keputusan yang dibuat berdasarkan hasil pengujian sampel tidak sama dengan jika pengujian dilakukan secara terperinci atau 100%.
§ Risiko non sampling
risiko yang timbul walaupun pengujian telah dilakukan atas semua data, ternyata masih ada kemungkinan adanya penyimpangan yang material tidak terdeteksi.
Ø RISIKO SAMPLING
§ Risiko keliru menerima (risk of incorrect acceptance)
§ Risiko keliru menolak (risk of incorrect rejection)
§ Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu rendah (risk of assessing control risk too low).
§ Risiko penentuan tingkat risiko pengendalian yang terlalu tinggi (risk of assessing control risk too high).
Ø METODE SAMPLING NON STATISTIK
a. Permasalahan untuk audit :
§ Penentuan besar sampel
§ Penentuan metode memilih sampel
§ Penetuan mengevaluasi hasil sampel
b. Penentuan besar sampel
§ Pertimbangan profesional auditor
§ Berdasarkan penaksiran risiko
§ Pada umumnya minimal 30 sampel
c. Metode pemilihan sampel
§ Pemilihan sampel langsung/terarah (Directed sample selection)
§ Pemilihan sampel block (Block sample selection)
§ Pemilihan sampel sembarang (Haphazard sample selection)
Ø PEMILIHAN SAMPEL LANGSUNG/TERARAH
§ Unsur yang paling mungkin mengandung kesalahan.
§ Unsur yang mengandung karakteristik yang sama dengan populasinya.
§ Jumlah terbesar yang akan dicakup.
Ø PEMILIHAN SAMPEL BLOCK.
§ dilakukan dengan cara menentukan 1 atau beberapa block sampel dari suatu populasi. Penentuan blocknya dapat ditentukan misalnya dari nomor urut ataupun dari waktu berupa minggu atau bulan tertentu dan jika telah dimulai maka nomor atau unsur berikutnya otomatis terpilih tanpa ada lompatan atau urutan yang tidak dipilih sampai dengan jumlah besar sampel yang telah ditetapkan semula.
Ø PEMILIHAN SAMPEL SEMBARANG
§ dilakukan auditor dengan tidak mempertimbangkan segala sesuatu dari populasi yang akan dipilih sampelnya, dengan kata lain auditor benar-benar harus tidak memihak dalam memilih sampel sebanyak yang telah ditentukan.
Ø Evaluasi hasil sampling
§ misalnya dari populasi 1000 dokumen, setelah dipilih sampel sebanyak 100 dokumen dan dari pengujian terhadap sampel yang dipilih dijumpai 3 dokumen mengandung kesalahan, kemudian berdasarkan hasil sampel itu ditetapkan bahwa dalam populasi terdapat 30 kesalahan yang dihitung sebagai berikut: 1000/100 x 3 = 30
§ beberapa pertimbangan lain, seperti:
§ Tingkat kepercayaan,
§ Tingkat ketelitian, dan
§ Variabilitas populasi
Ø Dalam KKP
§ Dalam KKP harus dijelaskan :
§ Penentuan besar sampel
§ Metode pemilihan sampel
§ Hasil pemilihan sampel
§ Baru kemudian KKP hasil pemeriksaan sampel dan evaluasinya
Audit sampling statistik
Penerapan sampling dalam audit dengan mempergunakan metode statistik
Ø STATISTIK
merupakan metode ilmiah untuk pengumpulan, pengorganisasian, penyimpulan, penyajian dan analisa data yang berguna bagi penarikan kesimpulan dan pembuatan keputusan.
Ø Kegunaan pokok statistic
Untuk mengetahui sesuatu, seperti:
jumlah turis yang berkunjung ke Indonesia
jumlah produksi padi.
Untuk alat bantu pembuatan keputusan atau pemecahan masalah, misalnya menetapkan apakah target penambahan guru di Indonesia tercapai atau tidak.
Untuk penelitian dan audit.
Ø Syarat data statistic
Data harus objektif.
Data harus dapat mewakili atau sama dengan karakteristik yang diwakilinya.
Data perkiraan harus mendekati kebenaran.
Data harus masih dapat dipergunakan.
Data harus ada hubungannya dengan permasalahan yang dihadapi.
Ø Istilah yang perlu diketahui
Elemen atau unsur adalah sesuatu yang menjadi bagian yang membentuk obyek yang akan dianalisa atau diteliti, misalnya transaksi penjualan, transaksi pembelian, dan kartu waktu kerja per orang.
Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari elemen atau unsur yang sejenis, misalnya laporan penjualan, laporan pembelian, laporan pemakaian waktu kerja dan lain-lain.
Karakteristik adalah ciri, sifat atau hal hal yang dimiliki oleh elemen atau unsur, misalnya laporan penjualan I adalah merupakan kumpulan dari transaksi penjualan dari lima lokasi penjualan: lokasi DKI, lokasi Lampung, lokasi Banten, lokasi Jawa Barat dan lokasi Kalimantan Barat.
Variabel adalah sesuatu yang nilainya berubah ubah atau berbeda beda, dan biasanya berupa gambaran kuantitatif. Misalnya harga barang x Rp1.000,00.
Atribut adalah sesuatu yang nilainya berubah-ubah atau berbeda-beda namun biasanya berupa gambaran kualitatif. Misalnya file salinan faktur selalu dilampiri dengan bukti pengiriman barang.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang juga berisi elemen atau unsur dari populasi.
Mean adalah merupakan rata rata sederhana yang dilakukan dengan menjumlahkan total populasi dan membaginya dengan banyaknya populasi, biasanya disimbolkan dengan µ
Median adalah merupakan jumlah tengah dari suatu populasi jika dirangking dengan ukuran besarnya
Mode adalah jumlah atau nilai yang sering berulang atau sering muncul, nilai yang sering berulang di sini dapat berupa nilai absolut
Range adalah perbedaan antara jumlah terbesar dan jumlah terkecil, dari contoh di atas maka range adalah Rp15.000.000,00 – Rp300.000,00 = Rp14.700.000,00
Standar deviasi adalah ukuran statistik mengenai nilai variabilitas dari unsur unsur populasi secara individual.
Rumusnya adalah sebagai berikut:
S = √∑(x–X)²
n - 1
dimana:
S = Standar deviasi
X = Nilai sampel
X = Rata-rata sampel
n = Jumlah sampel/banyaknya sampel
Distribusi normal adalah diagram seperti lonceng yang dipergunakan untuk memperlihatkan data yang berhubungan dengan standar deviasi.
suatu pengandalan sebesar 50% misalnya akan memerlukan daerah atau sampel pengujian yang tidak begitu besar, jika pengandalan ditingkatkan misalnya 75% maka daerah pengujian harus diperluas, sehingga misalnya diminta suatu pengandalan sebesar 99% maka daerah pengujian menjadi sangat luas seperti tergambar pada curve bentuk lonceng.
Ø Metode pemilihan sampel
Pemilihan sampel acak sederhana (simple random sample selection)
Pemilihan sampel sistematis (sysrematic sample selection)/pemilihan sampel interval
Pemilihan sampel terstratifikasi (stratified sample selection)
Pemilihan sampel kelompok (cluster sample selection)
Pemilihan sampel acak sederhana (simple random sample selection)
Pemilihan sampel acak sederahana dilakukan dengan bantuan tabel angka random. Tabel angka random ini biasanya dapat diperoleh dari buku statistik yang dapat dibeli di toko atau membuat copy dari buku yang melampirkan tabel angka acak.
Contoh tabel angka acak
No Unsur | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 |
1 | 37309 | 97547 | 64673 | 31546 | 99314 | 66854 | 97855 | 99965 | 33299 |
2 | 25145 | 84834 | 23009 | 51584 | 66754 | 77785 | 52357 | 25532 | 02843 |
3 | 98433 | 54725 | 18864 | 65866 | 76918 | 58210 | 76835 | 78825 | 44623 |
4 | 97965 | 68538 | 81545 | 82933 | 93545 | 85959 | 63282 | 61454 | 07318 |
5 | 78049 | 67830 | 14624 | 17563 | 25697 | 07734 | 48243 | 94318 | 24863 |
Caranya :
tetapkan terlebih dahulu dari nomor mana akan dipilih, apakah dari nomor faktur yang dibuat mulai dari nomor 0001 dan seterusnya atau dari nomor yang sudah tercetak terlebih dahulu pada salinan faktur tersebut (Prenumbered).
Jumlah salinan faktur tahun 2004 adalah 10.000, maka nomor yang dibuat adalah 00001 s/d 10.000. Nomor prenumbered misalnya 725445 s/d 735444
Selanjutnya :
mencocokan dengan digit pada tabel angka random maka harus ditetapkan terlebih dahulu apakah lima digit dari depan atau lima digit dari belakang, maksudnya demikian, jika angkanya adalah 725445 yang dipakai apakah 72544 (lima digit dari depan) s/d 82543 atau 25445 (lima digit dari belakang) s/d 35444.
Untuk memulai memilih sampel maka ditentukan terlebih dahulu besar sampel, misalnya 100 sampel. Selanjutnya ditetapkan urutan pemilihan, misalnya dari kiri ke kanan setelah sampai ujung kembali dari kiri ke kanan.
Selanjutnya lihat pada buku …………apakah paham
Ø PEMILIHAN SAMPEL SISTEMATIS/ INTERVAL
tetapkan berapa besar ukuran sampel, selanjutnya ditetapkan interval dengan cara membagi jumlah populasi dengan ukuran sampel. Kemudian dari interval yang diperoleh ditunjuk dengan mata tertutup, angka berapa yang diperoleh maka nomor tersebut akan ditambahkan pada nomor awal angka populasi seterusnya angka yang diperoleh akan ditambah dengan angka interval sampai berjumlah sebesar ukuran sampel yang telah ditetapkan.
Populasi 10000
Ukuran sampel ditetapkan 100
Intervalnya 10000 : 100 = 100
Jika pemilihan pertama jatuh pada no 16, maka sampelnya adalah :
1. 1+16 = 17
2. 17+100 = 117
3. 117+100 = 217
4. 217+100 = 317
5. dst
Ø Untuk menambah variasi dilakukan :
tetapkan sebanyak 3 titik, maka jumlah intervalnya menjadi 3 x 100 yaitu 300 dari nomor 0 s/d 299 ini 3 titik awal dipilih secara acak dengan mata terpejam/tertutup, misalnya diperoleh angka 27, 125 dan 253.
hasilnya :
1+27 = 28
1+125 = 126
1+253 = 254
28+100 = 128
126+100 = 226
254+100 = 354
Ø PEMILIHAN SAMPEL TERSTRATIFIKASI
Pemilihan sampel cara ini adalah dengan memilih sampel dari populasi yang telah dibagi-bagi dalam strata tertentu
misalnya dengan strata sebagai berikut:
Strata 1 Untuk jumlah di atas Rp50.000.000,00
Strata 2 Untuk jumlah Rp30.000.000,00 s/d Rp50.000.000,00
Strata 3 Untuk jumlah Rp10.000.000,00 s/d Rp30.000.000,00
Strata 4 Untuk jumlah Rp5.000.000,00 s/d Rp10.000.000,00
Strata 5 Untuk jumlah di bawah Rp5.000.000,00.
Ø PEMILIHAN SAMPEL KELOMPOK
dilakukan terhadap populasi yang secara fisik dapat dikelompokkan, misalnya dalam laci-laci atau kotak-kotak file. Sampel dapat dipilih dengan cara yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu dengan cara sampel acak sederhana atau cara pemilihan sampel sistimatis terhadap kelompok-kelompok populasi
CONTOHNYA:
gudang spare part yang jumlahnya terdiri dari 50.000 macam yang ditempatkan di rak-rak yang diberi nomor 1 sampai dengan 50. Rak-rak bernomor tersebut menunjukan kelompok spare part tersebut. Jika auditor menetapkan akan melakukan audit terhadap 2000 sampel, maka auditor dapat menetapkan sampel untuk masing-masing kelompok sebesar 2000/50 = 40 sampel. Pemilihan sampel dalam kelompok kemudian dapat ditetapkan dilakukan dengan cara pemilihan sistematis/interval.
Ø Metode pendekatan sampling statistic
Sampling Atribut.
Sampling Variabel, dan
Sampling Discovery
Ø Pendekatan atribut
jawaban yang hendak dicapai adalah ya atau tidak, hitam atau putih, ada persetujuan dari yang berwenang atau tidak ada persetujuan dari yang berwenang. Jadi di sini tidak diharapkan jawaban dalam angka atau kuantitatif melainkan lebih banyak kualitatif
Biasanya sampling ini dipergunakan untuk menguji sistim pengendalian manajemen atau pengujian substantif atas transaksi pada audit keuangan.
Ø Pendekatan variable
digunakan untuk menaksir suatu jumlah yang dinyatakan dalam satuan tertentu, misalnya rupiah, kg, liter dan sebagainya. Dalam praktek sering sampling variabel ini dipergunakan untuk menaksir dalam jumlah rupiah, sehingga sering disebut dengan monetary unit sampling atau sampling mata uang.
Sampling mata uang ini sering juga disebut dengan probabilities proportional to size (PPS) sampling
Ø Pendekatan discovery
dipergunakan untuk populasi yang diperkirakan mengandung kecurangan, misalnya dicurigai adanya pegawai fiktif dalam daftar pekerja yang dilaporkan mandor, adanya pinjaman yang diberikan kepada pegawai bagian pinjaman dengan menggunakan nama fiktif dan lain-lain.
Penentuan besar sampel juga dapat mempergunakan bantuan hitungan statistik.
Definisi Audit Intern Menurut Board Of Director Iia Th 1999:
Internal Auditing Is An Independent, Objective Assurance And Consulting Activity Designed To Add Value And Improve An Organization’s Operations. Its Help An Organization Accomplish It’s Objective By Bringing A Sistematic, Disciplined Approach To Evaluate And Improve The Effectiveness Of Risk Management, Control, And Governance Processes.
Beberapa Perubahan Penting Dari Paradigma Baru Audit Intern
• Audit Intern Boleh Jg Dilakukan Oleh Auditor Ekstern
• Fungsi Penilai Yang Independen Berubah Menjadi “Aktivitas Pengujian Yang Memberikan Keandalan Yang Independen, Obyektif Dan Aktivitas Konsultasi
• Yang Awalnya Merupakan Jasa Layanan Kpd Organisasi Berubah Menjadi “Pemberian Nilai Tambah Dan Memperbaiki Operasi Organisasi”
• Tujuannya Lebih Luas, Yakni Menyangkut Tujuan Organisasi, Bukan Orang Per Orang Dalam Org
• Selain Untuk Kefektifan Pengendalian, Pada Definisi Baru Ditambahkan Tujuan Pengelolaan Risiko Dan Proses Pengelolaan Yang Jujur, Bersih Dan Baik
Kegiatan2 Yang Dilaksanakan Auditor Intern Untuk Mencapai Tujuannya
• Menilai Ketepatan Dan Kecukupan Pengendalian Manajemen
• Mengidentifikasi Dan Mengukur Risiko
• Menentukan Tingkat Ketaatan Terhadap Kebijakan, Rencana, Prosedur Dan Peraturan Per-Uu-An
• Memastikan Perlindungan Terhadap Aktiva
• Menentukan Tingkat Kendalan Data
• Menilai Penggunaan Sumber Daya Secara Ekonomis Dan Effisien
• Mencegah Dan Mendeteksi Kecurangan
• Memberikan Jasa Konsultasi
Ruang Lingkup Audit Intern
• Audit Keuangan Dan Ketaatan
• Audit Kehematan Dan Efisiensi
• Audit Hasil Program Atau Audit Efektivitas
Menurut Standar Professional Auditor Intern Yang Dikeluarkan Iia
Lingkup Pekerjaan Auditor Intern:
“Pengujian Dan Evaluasi Thdp Kecukupan Dan Keefektivan Pengendalian Manajemen Serta Kualitas Pertanggungjawaban Manajemen”
Termasuk Dalam Lingkup Tersebut:
- Keandalan Informasi
- Kesesuaian Dengan Kebijakan, Rencana, Prosedur Dan Peraturan Per-Uu-An
- Perlindungan Terhadap Harta
- Penggunaan Sumber Daya Secara Ekonomis Dan Efisien
- Pencapaian Tujuan
Fungsi Auditor Intern
• Hendaknya Ditetapkan Secara Tertulis Dan Dirumuskan Dengan Jelas
• Ditetapkan Oleh Pemimpin Tertinggi Organisasi Atau Pejabat Tinggi Yg Cukup Berwenang
• Diinformasikan Kepada Seluruh Jajran Pimpinan
Wewenang Auditor Intern
• Harus Ditetapkan Secara Jelas Oleh Pimpinan
• Harus Memberikan Keleluasaan Bagi Auditor Intern Untuk Melakukan Audit Terhadap Catatan2, Harta, Operasi Yang Berjalan Dan Para Pegawai
Tanggung Jawab Auditor Intern
Memberikan Rekomendasi Atau Saran2 Kepada Pimpinan, Mengkoordinasikan Kegiatan2 Untuk Mencapai Tujuan Audit Dan Tujuan Organisasi Secara Keseluruhan Dengan Hasil Yang Terbaik
Kebebasan/Independensi
• Esensial Bagi Efektivitas Audit Intern
• Diperoleh Melalui Status Organisatoris Ditambah Dukungan Pimpinan
• Kebebasannya Relatif, Karena Secara Absolut Tidak Mungkin
Norma Audit
• Adalah Patokan, Kaidah Atau Ukuran Yang Telah Ditetapkan Oleh Pihak Berwenang Yang Harus Diikuti Dalam Rangka Melaksanakan Fungsi Audit Agar Dicapai Mutu Pelaksanaan Audit Dan Mutu Laporan Audit Yang Dikehendaki
• Meliputi: Pertimbangan Kualitas Profesional Seperti Keahlian, Integritas Dan Obyektifitas, Persyaratan2 Pelaksanaan Audit Dan Peleporan Serta Tindak Lanjut Atas Temuan2 Audit
Tujuan Norma Audit
Untuk Menjamin Mutu Pelaksanaan Audit Dan Laporan Audit Serta Keseragaman Pendapat Mengenai Bagaimana Sebaiknya Laporan Audit Disajikan Agar Bermanfaat Bagi Pemakainya
Norma Audit Spi Bumn/Bumd
- Norma Umum Audit
- Norma Pelaksanaan Audit
- Norma Pelaporan Audit
- Norma Tindak Lanjut
Tahap2 Kegiatan Audit
- Tahap Memahami Risiko Pengendalian
- Tahap Survey Pendahuluan
- Tahap Membangun Rencana Audit Rinci
- Tahap Pelaksanaan Audit
- Tahap Evaluasi Hasil Audit
- Tahap Membangun Temuan, Simpulan Dan Rekomendasi
- Tahap Penyelesaian Audit
- Tahap Pelaporan
Arti Pengendalian Manajemen Menurut Committee Of Sponsoring Organizations Of The Treadway Commission (Coso) Th 1992:
Pengendalian Manajemen Adalah Suatu Proses Yang Dilakukan Oleh Manusia Yang Dirancang Untuk Memberikan Suatu Keyakinan Yang Memadai Untuk Mencapai Tujuan Sbb:
• Keandalan Informasi
• Ketaatan Pada Peraturan Yang Berlaku
• Efisiensi Dan Efektivitas Operasi
Unsur2 Pengendalian Manajemen
- Lingkungan Pengendalian
- Penaksiran Risiko
- Aktivitas Pengendalian
- Informasi Dan Komunikasi
- Pemantauan
Program Audit
• Adalah Uraian Yang Sistematis Dari Langkah2 Audit Untuk Mencapai Tujuan Audit
• Di Samping Sebagai Petunjuk Mengenai Langkah Audit Yang Harus Dilaksanakan, Juga Merupakan Pengendali Bagi Pimpinan Untuk Memonitor Pelaksanaan Audit
• Penting Bagi Berhasilnya Suatu Audit
Susunan Program Audit
- Pendahuluan
- Pernyataan Tujuan
- Intruksi Khusus
- Langkah2 Kerja
Kertas Kerja Audit
Adalah Catatan2 Yang Dibuat Dan Data Yang Dikumpulkan Auditor Secara Sistematis Dalam Melaksanakan Tugas2 Audit
Kertas Kerja Audit Harus Mencerminkan:
• Prosedur Audit Yang Ditempuh
• Pengujian2 Yang Dilakukan
• Informasi Yang Diperoleh
• Kesimpulan2 Hasil Audit
Manfaat Kertas Kerja Audit
Manfaat Umum:
Untuk Mendokumentasikan Bahwa Pekerjaan Audit Yang Memadai Telah Dikerjakan Sesuai Dengan Standar Profesi Auditor Intern
Manfaat Lain:
• Dasar Perencanaan Audit
• Catatan Pekerjaan Yang Telah Dilaksanakan
• Penjelasan Untuk Situasi Khusus
• Mendukung Kesimpulan Hasil Audit
• Sumber Referensi
• Dll
Persyaratan Kertas Kerja Audit
Standar Untuk Substansi Audit:
• Berkaitan Dengan Tujuan Audit
• Memadatkan Rincian
• Penyajian Yang Jelas
• Cermat Dan Teliti
• Aksi Terhadap Pos Terbuka
Standar Format:
• Harus Mempunyai Judul
• Pengorganisasian Format
• Rapi Dan Mudah Dibaca
• Diindeks Silang
AUDITING, SPAP dan KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA
• Auditing àNilai tambah bagi laporan keuangan dan merupakan salah satu bentuk atestasi
• Atestasi :
– Pengertian umum : “Suatu komunikasi dari seorang expert mengenai kesimpulan tentang realibilitas dari penyataan seseorang”
– Pengertian sempit : “Komunikasi tertulis yang menjelaskan suatu kesimpulan mengenai realibilitas dari asersi tertulis yang merupakan tanggungjawab pihak lainnya”
• Akuntan publik (Auditor) memberikan atestasi mengenai kewajaran laporan keuangan, dan jasa atestasi lain (membuat laporan internal control dan laporan keuangan prospektif)
• Definisi assurance service (Committee Assurance Services – AICPA) : “Jasa seorang profesional yang independen yang meningkatkan kualitas informasi untuk para pengambil keputusan”
• Hubungan antara assurance service, attestation services dan auditing (lihat Gambar 1.1) à assurance service mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dari auditing atau atestasi
Pengertian Auditing
• Konrath (2002:5) à “suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatakn dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan”
• Alvin A.Arens, Mark S.Beasley (2003:11) à “Accumulation and evoluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person”
• Sukrisno Agoes (2004:3) à “Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuanganyang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan pembukuan dan bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut”
PELAYANAN ASSURANCE (Pelayanan Verifikasi)
à Pelayanan atau jasa profesional independen yang dapat meningkatkan kualitas informasi bagi para pembuat keputusan
• Audit atas Laporan Keuangan Historis
– Jasa atestasi dimana auditor menerbitkan laporan tertulis tentang opini apakah laporan keuangan telah disusun berdasarkan PABU
• Tinjauan atas Laporan Keuangan Historis
– Jasa tinjauan (review) laporan keuangan dengan keandalan yang menengah dan bukti tidak terlalu banyak
• Jasa Atestasi Lainnya
– Jasa bagi pengguna informasi keuangan perusahaan untuk mencari keandalan laporan keuangan historis
JASA ASSURANCE LAINNYA
à Keandalannya adalah tentang dapat dipercayanya dan kesesuaian informasi tersebut, yang mungkin telah atau belum diasersi oleh pihak lainnya (contoh, lihat Tabel 1-2)
• Jasa Assurance pada Teknologi Informasi
• Jasa WebTrust Akuntan Publik
• Jasa menilai keterpercayaan sistem informasi (SysTrust)
• Contoh Jasa WebTrust (lihat Tabel 1-1)
• Jasa Assurance pada Jenis Informasi lainnya
• Jasa Non Assurance yang Disediakan oleh Akuntan Publik
• Hubungan antara jasa assurance dan jasa non assurance, (lihat Gambar 1-1)
KEBUTUHAN EKONOMIS akan AUDITING
• Penyebab Resiko Informasi
– Kecenderungan : Pembuat keputusan menerima informasi yang tidak dapat dipercaya
• Jauhnya sumber informasi
• Bias dan motif penyedia informasi
• Jumlah data yang sangat besar
• Transaksi pertukaran yang kompleks
• Pengurangan Resiko Informasi
– Resiko informasi dihadapi dengan membiarkannya tetap pada tingkat yang relatif tinggi
• Pengguna informasi menguji informasi yang diperolehnya
• Pengguna informasi berbagi resiko informasi dengan manajemen
• Laporan keuangan yang diaudit telah tersedia
KARAKTERISTIK AUDITING
• Definisi Auditing
– Pengumpulan serta pengevaluasian bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian informasi tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Dilaksanakan oleh orang yang kompeten dan independen
• Informasi dan Kriteria yang telah Ditetapkan
• Pengumpulan serta Pengevaluasian Bukti
• Seseorang yang Kompeten dan Independen
• Pelaporan
– Tahap terakhir dari proses audit
– Komunikasi atas temuan auditor kepada para pengguna informasi
PERBEDAAN antara AUDITING dan AKUNTANSI
• Akuntansi à Konstruktif
• Auditing à Analitis
JENIS AUDIT
• Audit Operasional
– Tinjauan atas bagian tertentu dari prosedur serta metode operasional organisasi tertentu
– Tujuan : Mengevaluasi efesiensi serta efektivitas prosedur serta metode yang digunakan
– Hasil akhir : rekomendasi
• Audit Kepatuhan
– Tujuan : Menentukan apakah klien (auditee) telah mengikuti prosedur, tata cara, serta peraturan yang dibuat oleh otoritas yang lebih tinggi
• Audit atas Laporan Keuangan
– Untuk menentukan apakah seluruh laporan keuangan (informasi yang diuji) telah sesuai dengan kriteria tertentu (PSAK)
• Tipe audit (lihat Tabel 1-3)
JENIS AUDITOR
• Auditor di Kantor Akuntan Publik (KAP)
– Bertanggungjawab pada audit atas Laporan Keuangan Historis yang dipublikasikan di bursa saham
– Auditor Eksternal/Auditor Independen
• Auditor di kantor pemerintah (BPK)
• Auditor Pajak
– Mengaudit PPh WP apakah telah sesuai dengan UU
– Merupakan jenis Audit Kepatuhan
• Auditor Intern
– Bekerja pada masing-masing perusahaan untuk melakukan audit bagi manajemen
– Harus independen terhadap lini fungsi dalam suatu organisasi
– Tidak independen terhadap organisasi sepanjang masih terdapat hubungan antara perusahaan dan karyawan
– Sertifikasi Auditor Intern
• Dampak E-Commerce pada Akuntan Publik
• Persyaratan menjadi Akuntan Publik Bersertifikat (lihat Gambar 1-3)
LAPORAN AKUNTAN
• Pada akhir audit dalam General Audit, terdiri dari :
1. Lembaran Opini
– Tanggungjawab akuntan publik (dalam bentuk pendapat terhadap kewajaran laporan keuangan)
2. Laporan Keuangan (merupakan tanggungjawab manajemen)
– Neraca
– Lap. Laba-Rugi
– Lap. Perubh. Ekuitas
– Lap. Arus Kas
– Catt. Atas Lap. Keuangan (latar belakang perusahaan, kebijakan akuntansi, penjelasan pos neraca dan laba rugi)
– Informasi tambahan (lampiran perincian pos piutang, aktiva tetap, hutang, beban umum dan administrasi serta beban penjualan)
• Tanggal laporan akuntan :
– tanggal selesainya pekerjaan lapangan
– tanggal surat pernyataan langganan (client representation letter)
– Mempunyai dua tanggal (dual dating)
• Tanggal selesainya pemeriksaan lapangan
• Tanggal terjadinya peristiwa penting (jika terjadi sesudah tanggal selesainya pekerjaan lapangan, jumlahnya material dan berpengaruh terhadap lap.keuangan yang diperiksa dan laporan audit belum dikeluarkan)
JENIS PENDAPAT AKUNTAN (SPAP - PSA 29,SA Seksi 508)
1. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (Unqualified Opinion)
à Diberikan karena : Auditor telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar auditing (SPAP), mengumpulkan bahan bukti yang cukup, tidak menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari PABU
à Laporan keuangan telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material untuk posisi keuangan (Lap.Neraca), hasil usaha (Lap.Laba-Rugi), perubahan ekuitas dan arus kas
2. Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian dengan Bahasa Penjelasan yang ditambahkan dalam laporan audit bentuk baku (Unqualified Opinion with Explanatory Language)
à Diberikan karena : Terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelasan, namun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian.
Penjelasan yang dimaksud :
- Pendapat wajar didasarkan atas laporan auditor lain
- Mencegah laporan keuangan yang menyesatkan karena keadaan luar biasa
- Keyakinan auditor dengan kesangsian kelangsungan hidup entitas, namun auditor juga mempertimbangkan rencana manajemen
- Perubahan penerapan PABU dan metode penerapan yang material diantara dua periode akuntansi
- Berhubungan dengan laporan keuangan komparatif
- Data keuangan kuartalan tertentu tidak disajikan atau tidak direview
- Informasi tambahan yang penyajiannya menyimpang jauh dari pedoman dihilangkan, dan auditor tidak melengkapi dengan prosedur audit yang terkait atau auditor tidak dapat menghilangkan keraguan atas informasi tambahan tsb
- Informasi lain secara material tidak konsisten dengan laporan keuangan
3. Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (Qualified Opinion)
à Diberikan karena : Penyajian laporan keuangan telah wajar (dalam semua hal yang material laporan keuangan telah sesuai dengan PABU) kecuali untuk hal yang dikecualikan.
Pengecualian yang dimaksud :
- Tidak ada bukti kompeten yang cukup
- Adanya pembatasan lingkup audit
- Auditor tidak dapat memberikan ‘Unqualified’ dan ‘Disclaimer’
- Auditor yakin, laporan keuangan menyimpang dari PABU
secara material, namun tidak dapat memberikan ‘Adverse’
- Auditor harus menjelaskan semua alasan yang menguatkan dalam
satu atau lebih paragraf terpisah yang dicantumkan sebelum paragraf
pendapat
- Auditor harus mencantumkan bahasa pengecualian yang sesuai dan
menunjuk ke paragraf penjelasan didalam paragraf pendapat
- Harus berisi kata ‘kecuali untuk’ atau ‘pengecualian untuk’
4. Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)
à Diberikan karena : menurut pertimbangan auditor laporan keuangan secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan PABU
à Harus dijelaskan dalam paragraf yang terpisah sebelum paragraf pendapat, alasan yang mendukung pendapat tidak wajar dan dampaknya terhadap laporan keuangan
5. Pendapat Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)
à Diberikan karena : auditor tidak dapat merumuskan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan PABU
à Auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk memberikan pendapat (adanya pembatasan lingkup audit)
à Auditor harus menunjukkan dalam paragraf terpisah semua alasan substantif yang mendukung pembatasan tsb
à Auditor tidak harus menunjukkan prosedur yang dilaksanakan dan menjelaskan karakteristik auditnya dalam paragraf lingkup audit bentuk baku
JENIS LAPORAN AKUNTAN
• Laporan Audit Bentuk Baku, ada 3 paragraf :
I. Menyebutkan laporan keuangan yang diaudit dalam paragraf
pengantar
II. Menggambarkan sifat audit dalam paragraf lingkup audit
III. Menyatakan pendapat auditor dalam paragraf pendapat
Unsur pokok laporan audit bentuk baku :
- Judul yang memuat kata ‘independen’
- Pernyataan bahwa laporan keuangan telah diaudit
- Pernyataan bahwa laporan keuangan adalah tanggungjawab manajemen perusahaan, dan tanggungjawab auditor terletak pada pernyataan pendapat
- Pernyataan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan SA
- Pernyataan bahwa SA tsb.mengharuskan auditor merencanakan dan melaksanakan auditnya agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material
- Pernyataan bahwa audit meliputi pemeriksaan (examination) penentuan prinsip akuntansi, penilaian penyajian laporan keuangan
- Pernyataan bahwa auditor yakin bahwa audit yang dilaksanakan memberikan dasar memadai untuk memberikan pendapat
- Pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan dalam semua hal yang material
- Tanda tangan, nama rekan, no.izin akuntan publik, no.izin usaha KAP
- Tanggal laporan auditor
JENIS LAPORAN AKUNTAN
• Laporan Auditor Independen (selain bentuk baku)
1. Laporan audit berdasarkan laporan auditor independen lain (lihat hal. 60)
2. Laporan audit yang berisi Qualified Opinion, karena penggunaan prinsip akuntansi yang menyimpang dari PABU (lihat hal. 61)
3. Laporan audit yang berisi Qualified Opinion,karena adanya pengungkapan yang tidak cukup (lihat hal. 62)
4. Laporan audit yang berisi Adverse Opinion (lihat hal. 63)
5. Laporan audit yang berisi Disclaimer Opinion, sebagai akibat ketidakberhasilan auditor memperoleh bukti yang cukup karena pembatasan lingkup audit (lihat hal. 64)
6. Laporan atas review terhadap informasi keuangan interim (lihat hal. 65)
JENIS LAPORAN AKUNTAN
• Laporan Auditor Independen tentang Dampak memburuknya Kondisi Ekonomi Indonesia terhadap Kelangsungan Hidup Entitas/Going Concern Entity (lihat hal. 67 dan 68)
à Berdasarkan Interpretasi Pernyataan Standar Auditing (IPSA) No.30.01, efektif setelah 8 Maret 1998
à Auditor wajib memberi saran dalam mengungkapkan dampak kondisi ekonomi
à Pengungkapan peristiwa kemudian (subsequent event) yang mungkin timbul akibat kondisi ekonomi
à Modifikasi laporan auditor bentuk baku jika memburuknya kondisi ekonomi berdampak terhadap kemampuan mempertahankan going concern perusahaan
Informasi yang perlu diungkapkan oleh manajemen :
1. Gambaran umum memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah regional Asia Pacifik pada umumnya
2. Uraian tentang tindakan manajemen dalam memberikan respon atas memburuknya kondisi ekonomi
3. Uraian tentang rencana tindakan manajemen yang belum diimplementasikan
4. Pernyataan manajemen bahwa penyelesaian memburuknya kondisi ekonomi tergantung kebijakan ekonomi dan moneter pemerintah Indonesia, yang berada diluar kendali perusahaan
TUJUAN AUDITING
• Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah : à untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
• Kewajaran laporan keuangan dinilai berdasarkan :
à asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang disajikan dalam laporan keuangan.
ASERSI MANAJEMEN DALAM LAPORAN KEUANGAN
Asersi (Assertions) adalah pernyataan manajemen yang terkandung di dalam komponen laporan keuangan.
Pernyataan tersebut dapat bersifat implisit atau eksplisit.
Sebagai contoh, di dalam Neraca PT XYZ tanggal 31 Desember 2020 dicantumkan rekening kas sebesar Rp. 23.456.987.300. Dalam melaporkan rekening kas tersebut, manajemen membuat dua asersi eksplisit berikut ini :
- Bahwa kas tersebut benar-benar ada pada tanggal 31 Des 2020
- Bahwa jumlah kas tersebut yang benar adalah Rp 23.456.987.300
Selain dua asersi eksplisit tsb, manajemen juga membuat asersi implisit berikut ini :
- Bahwa semua kas yang harus dilaporkan telah dimasukkan dalam jumlah tsb
- Bahwa semua kas yang dilaporkan dimiliki oleh PT. XYZ pada tanggal 31 Desember 2020 tsb
- Bahwa tidak ada batasan apapun terhadap penggunaan kas yang dilaporkan tsb
- Asersi manajemen dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Keberadaan atau keterjadian (existence or occurrence)
2. Kelengkapan (completeness)
3. Hak dan kewajiban (rights and obligation)
4. Penilaian (valuation) atau alokasi
5. Penyajian dan pengungkapan (presentation and disclosure)
Asersi Keberadaan dan Keterjadian (Existence or occurrence)
Asersi ini berhubungan dengan apakah aktiva atau hutang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat telah terjadi selama periode tertentu.
Asersi Kelengkapan (Completeness)
Asersi ini berhubungan dengan apakah semua transaksi dan rekening yang seharusnya telah disajikan dalam laporan keuangan
Asersi Hak dan Kewajiban (Rights and Obligation)
Asersi ini berhubungan dengan apakah aktiva merupakan hak perusahaan dan hutang merupakan kewajiban perusahaan pada tanggal tertentu.
Asersi Penilaian (Alokasi)
Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen aktiva, kewajiban, pendapatan dan biaya sudah dicantumkan dalam laporan keuangan dalam jumlah yang semestinya.
Asersi Penyajian dan Pengungkapan (Presentation and Disclosure)
Asersi ini berhubungan dengan apakah komponen-komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan, dan diungkapkan semestinya.
ASERSI MANAJEMEN DAN TUJUAN AUDIT
• Tujuan umum audit atas laporan keuangan adalah :
à untuk menyatakan pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di Indonesia.
• Kewajaran laporan keuangan sangat ditentukan integritas berbagai asersi manajemen yang terkandung dalam laporan keuangan.
• Hubungan asersi manajemen dengan tujuan umum audit dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel Tabel hubungan asersi manajemen dan tujuan umum audit (Sumber : Mulyadi, 2000)
Asersi Manajemen | Tujuan Umum Audit |
Keberadaan atau keterjadian | Aktiva dan kewajiban entitas ada pada tanggal tertentu, dan transaksi pendapatan dan biaya terjadi dalam periode tertentu |
Kelengkapan | Semua transaksi dan semua rekening yang seharusnya telah disajikan dalam laporan keuangan |
Hak dan kewajiban | Aktiva adalah hak entitas dan hutang adalah kewajiban entitas pada tanggal tertentu |
Penilaian atau alokasi | Komponen aktiva, hutang, pendapatan dan biaya telah disajikan dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya |
Penyajian dan pengungkapan | Komponen tertentu dalam laporan keuangan telah digolongkan, digambarkan, dan diungkapkan secara semestinya |
Tabel Tabel Hubungan Asersi Manajemen dan Tujuan Audit
(Sumber : Mulyadi, 2000)
(Sumber : Mulyadi, 2000)
Asersi Manajemen | Tujuan Khusus Audit terhadap Kas |
Keberadaan atau keterjadian | Kas di bank, dana kas kecil, kas yang belum disetor ke bank, dan unsur kas lain yang disajikan sebagai kas dalam neraca ada pada tanggal neraca |
Kelengkapan | Kas yangg disajikan dalam neraca mencakup semua dana kas kecil, kas yang belum disetor ke bank, dan semua kas yang ada di tangan, serta saldo kas yang ada di bank yang tidak dibatasi pemakaiannya |
Hak dan Kewajiban | Semua unsur yang dimasukkan ke dalam kas dimiliki oleh entitas pada tanggal neraca |
Penilaian atau alokasi | • Semua unsur yang termasuk dalam kas telah dijumlah secara benar. • Jurnal penerimaan dan pengeluaran kas secara matematik benar dan telah dibukukan dengan semestinya ke dalam akun buku besar yang bersangkutan. • Kas di tangan telah dihitung dengan benar. • Kas di bank telah direkonsiliasi dengan catatan akuntansi. |
Penyajian dan pengungkapan | • Semua unsur yang dimasukkan kedalam kas tidak dibatasi penggunaannya dan disediakan untuk operasi entitas. • Pengungkapan yang diwajibkan telah dipenuhi. |
PENGENDALIAN INTERN
• Istilah resmi dari IAI mulai tahun 2001 (sebelumnya : Sistem Pengendalian Intern, Sistem Pengawasan Intern, Struktur Pengendalian Intern)
• Berdasarkan Standar Pekerjaan Lapangan yang Kedua (IAI, 2001:150.1) “Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang dilakukan”
Pengertian Pengendalian Intern
1. IAI (2001:319.2) :
à“suatu proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris, Manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektifitas dan efisiensi operasi dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”
2. Konrath (2002:205) :
à”The process effected by an entity’s board of directors, management and other personnel designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories :
- Operations controls – relating to the effective and efficient use of the entity’s resources
- Financial reporting controls – relating to the preparation of reliable published financial statement
- Compliance controls – relating to the entity’s compliance with applicable laws and regulations
Komponen Pengendalian Intern
(AICPA Profesional Standard)
- Lingkungan Pengendalian (control environment)
Adalah : menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya.
à Merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.
à Terdiri dari :
1. Integritas dan nilai etika
2. Komitmen terhadap kompetensi
3. Partisipasi dewan komisaris dan komite udit
4. Struktur organisasi
5. Pemberian wewenang dan tanggungjawab
6. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
2. Penaksiran Resiko (Risk Assessment)
Adalah : identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang
relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk
menentukan bagaimana resiko harus dikelola
àRelevan dengan pelaporan keuangan, yang mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.
à Keadaan yang menimbulkan resiko :
1. Perubahan dalam lingkungan operasi
2. Personel baru
3. Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
4. Teknologi baru
5. Lini produk, produk atau aktivitas baru
6. Restrukturisasi korporasi
7. Operasi luar negeri
8. Standar akuntansi baru
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Adalah: kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas, sudah dilaksanakan
à Harus relevan dengan kebijakan dan prosedur:
- Review terhadap kinerja
- Pengolahan informasi
- Pengendalian fisik
- Pemisahan tugas
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Adalah : pengidentifikasian,penangkapan dan pertukaran informasi dalam
suatu bentuk dan waktu yangmemungkinkan orang melaksanakan
tanggung jawab mereka
à Ditekankan pada kualitas sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan (meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan transaksi entitas dan untuk akuntabilitas aktiva, utang dan ekuitas)
à Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggungjawab individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap laporan keuangan
à Pemahaman auditor tentang sistem informasi yang relevan dengan laporan keuangan :
1. Golongan transaksi yang signifikan
2. Bagaimana transaksi tersebut dimulai
3. Catatan akuntansi, informasi pendukung,dan akun tertentu dalam pengolahan
dan pelaporan transaksi
4. Pengolahan akuntansi sejak saat transaksi dimulai sampai dengan dimasukan
kedalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik yang digunakan untuk
mengirim, memproses, memelihara dan mengakses informasi
5. Pemantauan (Monitoring)
Adalah : proses yang menentukan kualitas
kinerja pengendalian intern sepanjang
waktu
àMencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi
àAktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan customer dan komentar dari badan pengatur
Hubungan Pengendalian Intern Dengan Ruang Lingkup (Scope) Pemeriksaan
• Pengendalain intern lemah (tidak berjalan dengan efektif ) :
§ Kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakakuratan dan kecurangan yang besar
§ Resiko yang dihadapi auditor juga besar (risiko untuk memberikan opini tidak sesuai dengan kenyataan) karena auditor kurang hati-hati dan tidak cukup bukti yang mendukung pendapatnya
§ Auditor harus memperluas scope pemeriksaan pada waktu melakukan substantive test (misal : jumlah konfirmasi piutang yang dikirimkan harus lebih banyak, pada saat observasi dan stock opname harus melakukan test perhitungan phisik persediaan yang lebih banyak)
• Pengendalain intern berjalan efektif :
§ Scope pemeriksaan pada saat substantive test dipersempit
Pemahaman dan Evaluasi atas Pengendalian Intern
• Pemahaman komponen pengendalian intern à didokumentasikan untuk merencanakan audit
• Bentuk dan isi dokumentasi à tergantung ukuran,kompleksitas, sifat pengendalian intern entitas
• Semakin kompleks pengendalian intern dan luas prosedur yang dilaksanakan à semakin luas dokumentasi pemahaman pengendalian intern
• Baik buruknya pengendalian intern berpengaruh pada :
§ Keamanan harta kekayaan perusahaan
§ Dapat dipercayai atau tidaknya laporan keuangan perusahaan
§ Lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntan
§ Tinggi rendahnya audit fee
§ Jenis opini dari akuntan publik
• Cara melakukan pemahaman dan evaluasi pengendalian intern (lihat Exhibit 4-1) :
1. Internal Control Questionnaires
2. Flow Chart
3. Narrative
• Cara melakukan pemahaman dan evaluasi pengendalian intern (lihat Exhibit 4-1) :
1. Internal Control Questionnaires (ICQ)
§ Sederhana dan Praktis à banyak digunakan KAP
§ 1 set ICQ standarà jawaban Ya (ciri internal control yang baik), Tidak (internal control yang lemah) dan TR (pertanyaan tidak relevan dengan perusahaan)
§ Auditor menanyakan langsung kepada staf klien dan mengisi sendiri jawabannya
§ Untuk repeat engagement (penugasan berikutnya) ICQ harus yang terbaru
§ Kecenderungan klien memberikan jawaban yang baik-baik à Auditor harus melakukan Compliance Test (menilai efektifitas pengendalian intern klien)
§ Dikekompokkan menjadi (lihat Exhibit 4-2 dan 4-3) :
§ Umum à struktur organisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab, akte pendirian, keadaan perusahaan secara umum
§ Akuntansi à proses pembukuan manual/computerized, jumlah dan kualifikasi pegawai akuntansi
§ Siklus Penjualan-Piutang-Penerimaan Kas à sistem dan prosedur siklus penjualan tunai/kredit, piutang dan penerimaan kas
§ Siklus Pembelian-Utang-Pengeluaran Kas à sistem dan prosedur siklus penjualan tunai/kredit, utang dan pengeluaran kas
§ Persediaan à sistem dan prosedur penyimpanan dan pengawasan phisik persediaan, sistem pencatatan dan metode penilaian persediaan dan stock opname
§ Surat Berharga (securities) à otoisasi pembelian dan penjualan surat berharga
§ Aktiva Tetap à sistem dan prosedur penambahan dan pengurangan aktiva tetap, pencatatan dan penilaian aktiva tetap
§ Gaji dan Upah à kebijakan personalia, sistem dan prosedur pembayran gaji dan upah
2. Flow Chart (bagan arus)
§ Menggambarkan arus dokumen dalam sistem dan prosedur akuntansi
§ Setelah flow chart à walk through (mengambil dua atau tiga dokumen untuk mentest apakah prosedur yang dijalankan sesuai dengan apa yang digambarkan dalam flow chart)
§ Contoh flow chart prosedur pembelian, utang dan pengeluaran kas (lihat Exhibit 4-4)
3. Narrative
§ Auditor menceritakan dalam bentuk memo, sistem dan prosedur akuntansi
§ Biasa digunakan pada klien kecil dengan pembukun yang sederhana
Keterbatasan Pengendalian Intern Entitas
• Pengendalian intern à hanya memberi keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian intern entitas
• Keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian intern :
ú Pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah
ú Pengendalian intern dapat rusak karena kekeliruan dan kesalahan
ú Pengendalian tidak efektif karena adanya kolusi
ú Manajemen mengesampingkan pengendalian intern
ú Biaya pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan
BUKTI AUDIT (Audit Evidence)
• Berbeda dengan bukti hukum (legal evidence) dan bukti ilmiah
• Bukti audit adalah :
à segala informasi yang mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya.
• Standar Pekerjaan Lapangan Ketiga (IAI) :
“Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit”
Kompetensi Bukti Audit
• Kompetensi bukti audit à berhubungan dengan kualitas atau keandalan data akuntansi dan informasi penguat
§ Kompetensi Data Akuntansi
Keandalan catatan akuntansi dipengaruhi secara langsung oleh efektivitas pengendalian intern.Terdiri dari : Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu, Buku Pedoman Akuntansi yang berkaitan, lembar kerja dan spread sheet)
- Kompetensi Informasi Penguat
Informasi tertulis maupun elektronik (cek, catatan eketronik fund system, faktur, surat kontrak, notulen rapat, konfirmasi dan representasi tertulis dari pihak yang mengetahui, informasi melalui permintaan keterangan, pengamatan, inspeksi dan pemeriksaan phisik, serta informasi lain yang dikembangkan oleh dan atau tersedia bagi auditor
• Syarat kompetensi bukti audit (merupakan pertimbangan auditor) :
ú Relevansi
ú Objektivitas
ú Ketepatan waktu
ú Keberadaan bukti audit lain
ú Sah
ú Sumber
ú Cara perolehan bukti
• Konrath (2002:114 & 115) ada enam tipe bukti audit (lihat Exhibit 5-1) :
1. Physical evidence
2. Evidence obtain through confirmation
3. Documentary evidence
4. Mathematical evidence
5. Analytical evidence
6. Hearsay evidence
Physical Evidence
- Segala sesuatu yang bisa dihitung, dipelihara, diobservasi atau diinspeksi
- Mendukung tujuan eksistensi atau keberadaan
- Contoh : bukti phisik yang diperoleh dari kas opname, observasi dari perhitungan phisik persediaan, pemeriksaan phisik surat berharga dan inventarisasi aktiva tetap
Confirmation Evidence
- Diperolehnya mengenai eksistensi, kepemilikan atau penilaian langsung dari pihak ketiga diluar klien
- Contoh : jawaban konfirmasi piutang, utang, barang konsinyasi, surat berharga yang disimpan Biro Administrasi Efek, konfirmasi dari penasehat hukum klien
Documentary Evidence
- Catatan akuntansi dan seluruh dokumen pendukung transaksi
- Berkaitan dengan asersi manajemen mengenai completeness dan eksistensi, audit trail yang memungkinkan auditor melakukan tracer dan vouching atas transaksi dan kejadian dari dokumen ke buku besar, dan sebaliknya
- Contoh : faktur pembelian, copy faktur penjualan, journal voucher, general ledger dan sub ledger
Mathematical Evidence
- Perhitungan, perhitungan kembali (misalnya footing, cross footing dan extension dari rincian persediaan, perhitungan dan alokasi beban penyusutan, perhitungan beban bunga, laba/rugi penarikan aktiva tetap, PPh dan accruals) dan rekonsiliasi (pemeriksaan rekonsiliasi bank, rekonsiliasi saldo piutang usaha dan hutang menurut buku besar dan sub buku besar, rekonsiliasi inter company account)
Analytical Evidence
- Diperoleh melalui penelaahan analitis terhadap informasi keuangan klien
- Dilakukan pada waktu membuat perencanaan audit, sebelum melakukan substantive test dan pada akhir pekerjaan lapangan (audit field work).
- Prosedur analitis bisa dilakukan dalam bentuk :
1. Trend (horizontal) Analysis
à membandingkan angka laporan keuangan tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dan menyelidiki kenaikan/penurunan yang signifikan baik
dalam jumlah rupiah maupun persentase
2. Common Size (Vertical) Analysis
3. Ratio Analysis, misalnya menghitung rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage dan rasio manajemen aset
Hearsay (Oral) Evidence
- Bukti dalam bentuk jawaban lisan dari klien atas pertanyaan yang diajukan auditor
- Contoh : pertanyaan auditor mengenai pengendalian intern, ada tidaknya contingent liabilities, persediaan yang bergerak lambat atau rusak, kejadian penting sesudah tanggal neraca
COMPLIANCE TEST dan SUBSTANTIVE TEST
- Compliance test (Test Ketaatan) atau test of recorded transaction adalah :
ú Test terhadap bukti pembukuan untuk mengetahui apakah setiap transaksi yang terjadi sudah diproses dan dicatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang ditetapkan manajemen
ú Jika terjadi penyimpangan dalam pemrosesan dan pencatatan transaksi, walaupun jumlah (rupiahnya) tidak material à auditor memperhitungkan pengaruh dan penyimpangan terhadap efektifitas pengendalian intern
ú Dilakukan pada waktu interim audit, dilanjutkan setelah perusahaan melakukan penutupan buku pada akhir tahun (lihat Exhibit 5-2)
ú Pertimbangkan apakah kelemahan dalam salah satu aspek pengendalian intern bisa diatasi dengan “compensating control” (Contoh lihat hal. 103 dan 104)
- Dalam melaksanakan compliance test, auditor harus memperhatikan :
- Kelengkapan bukti pendukung (supporting schedule)
- Kebenaran perhitungan matematis (footing, cross footing, extension)
- Otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang
- Kebenaran nomor perkiraan yang di Debit / Kredit
- Kebenaran posting ke buku besar dan sub buku besar
- Substantive test, adalah :
ú Test terhadap kewajaran saldo perkiraan laporan keuangan
ú Jenis Kertas Kerja yang dibuat :
a. Working Balance Sheet (WBS)
b. Working Profit and Loss (WPL)
c. Top Schedule (TS)
d. Supporting Schedule (SS)
- Kesalahan yang ditemukan à pertimbangkan tingkat materialitas
ú Material à auditor usulkan audit adjusment, jika klien tidak setuju, auditor tidak boleh memberikan Unqualified
ú Tidak material (immaterial) à auditor tidak perlu memaksakan usulan adjustment, karena tidak mempengaruhi opini akuntan publik
- Prosedur pemeriksaan dalam substantive test :
ú Inventarisasi aktiva tetap
ú Observasi atas stock opname
ú Konfirmasi piutang, utang dan bank
ú Subsequent collection dan subsequent payment
ú Kas opname
ú Pemeriksaan rekonsiliasi bank dll
Cara Pemilihan Sampel
- Dilakukan karena : Akuntan Publik tidak memeriksa keseluruhan transaksi dan bukti (terkait dengan waktu dan biaya)
- Pemeriksaan transaksi dan bukti à test basis atau sampling, selanjutnya tarik kesimpulan mengenai universe secara keseluruhan
- Sampling adalah à mengambil beberapa sample dari keseluruhan universe untuk ditest
- PSA No. 26, sampling audit :
ú “Penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari seratus persen dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut”
ú “Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit : non statistik dan statistik. Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan profesionalitasnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian sampel, serta dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun kelompok transaksi yang berkaitan”
ú “Kedua pendekatan sampling audit diatas, jika diterapkan dengan semestinya dapat menghasilkan bukti audit yang cukup”
- Sebelum menentukan metode sampling à susun sampling plan
- Cara pemilihan sampling yang sering digunakan :
a. Random/Judgment Sampling
à Pemilihan sampel dilakukan secara random dengan menggunakan
judgment akuntan publik
à Kelemahan : sangat tergantung dengan judgment auditor, jika
auditor kurang pengalaman, sampel yang dipilih akan kurang
representative
à Kelebihan : semakin banyak pengalaman auditor, semakin baik
hasil sampel yang dipilih
à Cara : menentukan jumlah tertentu dari suatu transaksi,
menggunakan random sampling table/komputer
b. Block Sampling
àAuditor memilih transaksi dibulan-bulan tertentu, misalnya bulan
Januari, Juni dan Desember
c. Statistical Sampling
à Pemilihan sampel dilakukan secara ilmiah, sehingga walaupun lebih
sulit namun sampel yang terpilih representative
à Lebih banyak digunakan dalam audit di perusahaan yang besar dan mempunyai internal control yang baik
KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (Audit Working Papers)
• Kertas Kerja Pemeriksaan adalah :
à Semua berkas/dokumentasi prosedur audit dan temuan pemeriksaan, yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan, yang berasal dari :
- Pihak klien
- Analisa yang dibuat oleh auditor
- Pihak ketiga
• Berkas yang Berasal dari Klien :
1. Neraca Saldo (Trial Balance)
2. Rekonsiliasi Bank (Bank Reconcilliation)
3. Analisa Umur Piutang (Accounts Receivable Aging Schedule)
4. Rincian Persediaan (Final Inventory List)
5. Rincian Utang
6. Rincian Beban Umum dan Aministrasi
7. Rincian Beban Penjualan
8. Surat Pernyataan Langganan (Client Representation Letter)
• Analisa yang Dibuat Auditor :
1. Berita Acara Ksa Opname (Cash Count Sheet)
2. Pemahaman dan Evaluasi Internal Control, termasuk Internal Control Questionnaires (ICQ)
3. Analisa Penarikan Aktiva Tetap
4. Analisa mengenai cukup tidaknya Allowance for Bad Debts
5. Working Balance Sheet (WBS)
6. Working Profit and Loss (WPL)
7. Top Schedule (TS)
8. Suppoorting Schedule (SS)
9. Konsep Laporan Audit (Audit Report Draft)
10. Management Letter
• Berkas yang diperoleh Pihak Ketiga :
1. Jawaban Konfirmasi dari :
• Piutang
• Utang
• Bank
• Penasehat Hukum Perusahaan
Tujuan Kertas Kerja Pemeriksaan
- Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan.
- Sebagai bukti bahwa audit telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar profesional akuntan publik
- Sebagai referensi dalam hal ada pertanyaan dari :
a. Pihak Pajak
b. Pihak Bank
c. Pihak Client
4. Sebagai salah satu dasar penilaian asisten (seluruh tim audit) sehingga dapat dibuat evaluasi menegnai kemampuan asisten sampai dengan partner, sesudah selesai suatu penugasan.
- Sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya
- Untuk mencheck saldo awal
- Untuk dipelajari oleh audit staf yang baru ditugaskan untuk memeriksa klien
- Penyusunan audit plan tahun berikutnya
Jenis Kertas Kerja Pemeriksaan
• Kertas kerja pemeriksaan biasanya di kelompokkan dalam:
a. Current file (Berkas tahun berjalan)
b. Permanent file (Berkas permanen)
c. Correspondence file (Berkas surat menyurat)
• Current File à Kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk tahun berjalan
a. Neraca Saldo
b. Berita Acara Kas Opname
c. Rekonsiliasi Bank
d. Rincian Piutang
e. Rincian Persediaan
f. Rincian Utang
g. Rincian Biaya dll
• Permanent File à Kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk beberapa tahun
a. Akte Pendirian
b. Buku Pedoman Akuntansi (Accounting Manual)
c. Notulen Rapat
• Correspondence File à kertas kerja dari hasil korenpondensi dengan klien (surat, fax dll)
Kriteria Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan
- Mempunyai tujuan dan menjelaskan prosedur audit yang dilakukan dengan menggunakan audit tick mark
• Contoh Prosedur Audit :
ú “Periksa Aging Schedule”
ú “Cek Penjumlahan dengan cara Footing dan Cross Footing”
• Contoh penggunaan Tick Mark (lihat Exhibit 6-1)
- Tidak menulis/mengulang kembali kertas kerja pemeriksaan
- Kertas kerja pemeriksaan harus diindex/cross index :
• Alphabetis = A – Z
• Numerical = I – II dan seterusnya
• Gabungan = A1, A2 dan seterusnya
- Diparaf oleh orang yang membuat dan mereview working papers, sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab
Kriteria Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan
- Setiap pertanyaan yang timbul pada review notes harus terjawab, tidak boleh ada “open question” (pertanyaan yang belum terjawab)
- Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan :
• Sifat dari perkiraan yang diperiksa
• Prosedur pemeriksaan yang dilakukan
• Kesimpulan mengenai kewajaran perkiraan yang diperiksa
- Hal-hal tambahan :
• Rapih dan bersih
• Mudah dibaca (jelas)
• Bahasa yang digunakan harus baik
• Tidak memphoto copy data dari klien tanpa ada penjelasan
- Dibagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan Daftar Isi dan index kertas kerja pemeriksaan dan contoh paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat dalam penugasan audit
Pemilikan dan Penyimpanan Kertas Kerja Pemeriksaan
• Hak kepemilikan : Akuntan Publik
• Penyimpanan : minimal 5 tahun
• Dapat digunakan sebagai sumber referensi, namun bukan sebagai pengganti catatan akuntansi
• Harus ada persetujuan tertulis dari klien, jika pihak lain ingin meminjam dan mereview kertas kerja
• Mempunyai langkah yang tepat untuk keamanan kertas kerja
Indeks Kertas Kerja
• Tiga metode pemberian indeks terhadap kertas kerja (Mulyadi, 2002):
1. Indeks Angka, diberikan pada :
a. Kertas kerja utama :
• Program Audit
• Working Trial Balance
• Ringkasan Jurnal Adjustment
b. Skedul utama
c. Skedul pendukung
2. Kertas Kerja Utama dan Skedul Utama à indeks dengan angka
3. Skedul Pendukung à sub indeks dengan mencantumkan nomor kode skedul utama yang berkaitan
4. Contoh :
6 Skedul Utama Kas
6-1 Kas di Bank
6-2 Konfirmasi Bank
6-3 Kas Kecil
7 Skedul Utama Piutang Usaha dan Piutang Wesel
7-1 Piutang Usaha
7-2 Piutang Wesel
7-3 Konfirmasi Piutang Usaha
Indeks Kertas Kerja
1. Indeks Kombinasi Angka dan Huruf
2. Kertas Kerja Utama dan Skedul Utama à kode huruf
3. Skedul Pendukung à kombinasi angka dan huruf
4. Contoh :
A Skedul Utama Kas
A-1 Kas dan Bank
A-2 Konfirmasi Bank
A-3 Dana Kas Kecil
- Indeks Angka Urut
- Kertas kerja diberi kode angka yang berurutan
- Contoh :
1 Skedul Utama Kas
2 Kas dan Bank
3 Konfirmasi Bank
4 Dana Kas Kecil
Susunan Kertas Kerja
- Draft Laporan Audit (audit report)
- Laporan Keuangan Auditan
- Ringkasan Informasi bagi reviewer
- Program Audit (Audit Programme)
- Laporan keuangan atau lembar kerja yang di buat oleh klien
- Ringkasan Jurnal Adjustment
- Working Trial Balance (WTB)
- Skedul Utama (Top Schedule/TS)
- Skedul Pendukung (Supporting Schedule/SS)
Working Balance Sheet (WBS) dan Working Profit and Loss (WPL)
• Berisi :
ú Saldo Per Book (bersumber dari Trial Balance klien)
ú Audit Adjustment
ú Saldo per Audit (angka-angka di Neraca dan Laba Rugi yang sudah di audit)
ú Saldo tahun lalu (bersumber dari Audit Report atau kertas kerja Pemeriksaan tahun lalu)
• Angka dalam WBS dan WPL didukung à angka dalam Top Schedule (TS)
• Antara WBS, WPL dan TS lakukan à Cross Index
• WBS terdiri dari :
ú WBS1 (pos aktiva)
ú WBS2 (pos passiva)
• WPL à pos Laba Rugi
• Contoh WBS dan WPL à lihat Exhibit 6-3 dan Exhibit 6-4
Top Schedule (TS) dan Supporting Schedule (SS)
• Berisi :
ú saldo per book (bersumber dari Trial Balance klien)
ú Audit Adjustment
ú Saldo per Audit
ú Saldo tahun lalu (bersumber dari kertas kerja pemeriksaan tahun lalu)
• Mencantumkan :
ú Kesimpulan atas pos ybs.
ú Sifat perkiraan
ú Prosedur Audit yang dilakukan beserta Tick Mark
ú Audit Adjustment yang diusulkan auditor dan diterima klien
• Angka dalam TS didukung à angka dalam SS
• Antara TS dan SS lakukan à Cross Index
• Dalam TS dan SS à index working paper
• Contoh Top Schedule dan Supporting Schedule à lihat Exhibit 12-5 dan Exhibit 13-1
AUDIT PLAN (Perencanaan Pemeriksaan)
• Standar Pekerjaan Lapangan Pertama :
“Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya”
• Audit Plan adalah:
à pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan
ú Disusun segera setelah Engagement Letter (surat perikatan) disetujui klien
• Tujuan audit plan :
à Untuk mencapai keyakinan memadai guna mendeteksi salah saji yang diyakini jumlahnya besar, baik secara individual maupun keseluruhan, yang secara kuantitatif berdampak material terhadap laporan keuangan
• Dalam merencanakan audit :
ú Risiko audit dapat dibatasi pada tingkat yang rendah, sesuai dengan pertimbangan profesional
ú Menetapkan pertimbangan awal mengenai tingkat materialitas
• Untuk audit plan, auditor dapat mempertimbangkan materialitas :
ú Sebelum laporan keuangan yang akan diaudit selesai disusun
ú Setelah laporan keuangan yang diaudit selesai disusun, namun perlu dimodifikasi
• Untuk dua keadaan tsb. didasarkan atas laporan keuangan interim klien yang disetahunkan atau laporan keuangan tahunan satu/lebih periode sebelumnya, dengan syarat memperhatikan pengaruh perubahan besar dalam perusahaan klien dan perubahan lain yang relevan dalam perekonomian secara keseluruhan
• Pertimbangan auditor dalam perencanaan auditor :
ú Pahami bisnis dan industri klien (understanding client bussiness)
ú Kebijakan dan prosedur akuntansi klien
ú Metode pengolahan informasi akuntansi yang digunakan klien, termasuk penggunaan organisasi jasa dari luar untuk mengolah informasi akuntansi pokok perusahaan
ú Penetapan tingkat risiko pengendalian yang direncanakan
ú Pertimbangan awal tingkat materialitas untuk tujuan audit
ú Pos laporan keuangan yang memerlukan penyesuaian (adjustment)
ú Kondisi yang mungkin memerlukan perluasan atau pengubahan pengujian audit, seperti risiko kekeliruan dan ketidakberesan yang material atau adanya transaksi antar pihak yang mempunyai hubungan istimewa
ú Sifat laporan audit yang diharapkan akan diserahkan kepada pemberi tugas (sebagai contoh, laporan audit tentang laporan keuangan konsolidasi, laporan khusus untuk menggambarkan kepatuhan klien terhadap kontrak/perjanjian)
• Prosedur yang dipertimbangkan dalam perencanaan dan supervisi :
ú Arsip korespondensi, kertas kerja, arsip permanen, laporan keuangan dan laporan audit tahun lalu
ú Membahas masalah (yang mempunyai dampak audit) dengan staf KAP yang bertanggungjawab atas jasa non audit
ú Mengajukan pertanyaan tentang perkembangan bisnis yang berdampak terhadap entitas
ú Membaca laporan keuangan interim tahun berjalan
ú Membicarakan tipe, luas dan waktu audit dengan manajemen, dewan komisaris atau komite audit
ú Mempertimbangkan dampak diterapkannya pernyataan standar akuntansi dan auditing
ú Mengkoordinasikan bantuan dari pegawai perusahaan klien dalam penyiapan data
ú Menentukan luasnya keterlibatan, jika ada, konsultan, spesialis dan auditor intern
ú Membuat jadwal pekerjaan audit (time schedule)
ú Menentukan dan mengkoordinasikan kebutuhan staf audit
ú Melaksanakan diskusi dengan pihak pemberi tugas untuk memperoleh tambahan informasi tentang tujuan audit yang akan dilaksanakan sehingga auditor dapat mengantisipasi dan memberikan perhatian terhadap hal yang berkaitan
• Untuk membuat perencanaan audit dengan baik
à Pahami bisnis klien (understanding bussiness client), Sifat dan jenis usaha klien, Struktur organisasi, Struktur permodalan, Metode produksi, Pemasaran, Distribusi dll
• Untuk memperoleh pengetahuan tentang bisnis klien melalui
à Pengalaman dengan klien dan industrinya, Pengajuan pertanyaan kepada pegawai perusahaan klien, Kertas kerja audit dari tahun sebelumnya (yang berisi informasi mengenai sifat bisnis, struktur organisasi dan karakteristik operasi serta transaksi yang memerlukan pertimbangan khusus), Publikasi yang dikeluarkan industri, laporn keuangan, buku teks, majalah dan perorangan yang memiliki pengetahuan industri klien
• Pengetahuan bisnis klien membantu auditor :
à Mengidentifikasikan bidang yang memerlukan pertimbangan khusus, Menilai kondisi yang didalamnya data akuntansi yang dihasilkan, diolah, di review dan dikumpulkan dalam organisasi, Menilai kewajaran estimasi, seperti penilaian atas persediaan, depresi, penyisihan piutang ragu-ragu, persentase penyelesaian kontrak jangka panjang, Menilai kewajaran representasi manajemen, Mempertimbangkan kesesuaian prinsip akuntansi yang diterapkan dan kecukupan pengungkapannya
• Supervisi à pengarahan usaha asisten yang terkait dalam pencapaian tujuan audit dan menentukan apakah tujuan tersebut tercapai
• Unsur supervisi :
ú Memberikan instruksi kepada asisten
ú Tetap menjaga penyampaian informasi masalah penting yang ditemukan dalam audit
ú Mereview pekerjaan yang dilaksanakan :
à apakah pekerjaan audit telah dilaksanakan secara memadai dan menilai apakah hasilnya sejalan dengan kesimpulan yang disajikan dalan laporan audit
ú Menyelesaikan perbedaan pendapat antara staf audit dan KAP
• Faktor yang mempengaruhhi luasnya supervisi:
ú Kompleksitas masalah
ú Kualifikasi orang yang melaksanakan audit
• Memahami tanggung jawabnya dan tujuan prosedur audit
• Mengetahui hal yang kemungkinan berpengaruh terhadap sifat, luas dan saat prosedur tsb. dilaksanakan (sifat bisnis klien, masalah akuntansi dan audit)
Isi Audit Plan
- Hal-hal mengenai klien
- Hal-hal yang mempengaruhi klien
- Rencana kerja auditor
- Hal-hal mengenai klien
- Bidang usaha klien, alamat, no. telepon, fax dll
- Status hukum perusahaan (berdasarkan akte pendirian) à Nama Pemilik, Permodalan
- Accounting policy (Kebijakan Akuntansi)
- Buku yang digunakan à Buku Penjualan, Buku Pembelian, Buku Kas/Bank, Buku Memorial
- Metode pembukuan à Manual (tulis tembus atau biasa), Komputer, Mesin Pembukuan
- Komentar mengenai mutu pembukuan secara umum (membantu dalam menyusun budget dan pemilihan tenaga yang akan ditugaskan di klien tsb)
- Neraca komparatif dan perbandingan penjualan, Laba/Rugi tahun lalu dan sekarang
- Client contact à Presiden direktur, Controller, Chief Accountant, Penasihat hukum
- Accounting, Auditing & Tax Problem
- Accounting problem à Perubahan metode pencatatan dan manual ke komputer, Revaluasi fixed asset, Perubahan metode atau tarif penyusutan
- Auditing problem à Hasil konfirmasi tahun lalu tidak memuaskan, Perubahan accounting policy
- Tax problem à Masalah rastitusi, kekurangan penyetoran, adanya dua pembukan dalam perusahaan
• Hal-hal yang Mempengaruhi Klien
à Majalah ekonomi/surat kabar (Business News,Ekonomi Keuangan Indonesia)
• Rencana Kerja Auditor
a. Staffing
· Nama Partner
· Nama Manager
· Nama Supervisor
· Nama Senior
· Nama Asisten
b. Waktu Pemeriksaan
· Waktu dimulai suatu pemeriksaan
· Berapa lama waktu pemeriksaan
· Dead Line (selesai kapan, dikirim kemana, sampainya kapan, kepada siapa report itu dikirim)
· Budget (jam kerja dan biaya audit)
c. Jenis Jasa yang Diberikan
• General Audit, Special Audit, Bantuan Administrasi, Menyusun Neraca/Laba Rugi, Perpajakan
• Hal-hal tambahan
a. Bantuan yang dapat diberikan klien
• Mengisi formulir konfirmasi piutang, utang
• Membuat schedule
• Aging Schedule
• Rincian Harga Tetap
• Rincian Utang dan Piutang
• Rincian Biaya yang Masih Harus Dibayar
b. Time Schedule
• Jadwal kerja per bulan
• Siapa yang mengerjakan
• Berapa jam waktu yang dibutuhkan
• Pada akhir Audit Plan, mencantumkan :
a. Dibuat oleh :
b. Review oleh :
c. Approved oleh : (harus diapproved oleh Partner)
• Contoh Audit Plan lihat Exhibit 7-1 dan Audit Plan Memorandum lihat Exhibit 7-2
AUDIT PROGRAM
à Merupakan kumpulan prosedur audit (dibuat tertulis) yang rinci dan dijalankan untuk mencapai tujuan audit (akan lebih baik jika audit program dibuat terpisah untuk Compliance Test dan Substantive Test)
• Tujuan Audit Program :
à Untuk mengetahui apakah penyajian laporan keuangan oleh manajemen dari sisi eksistensi atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, pemilaian atau alokasi serta penyajian dan pengungkapan dapat dipercaya, wajar dan tidk menyesatkan terhadap pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan tsb
• Manfaat Audit Program :
à Sebagai petunjuk kerja yang harus dilakukan asisten dan instruksi bagaimana harus menyelesaikan
à Sebagai dasar untuk koordinasi, pengawasan, dan pengendalian pemeriksaan
à Sebagai dasar penilaian kerja yang dilakukan klien
• Disusun setelah Audit Plan (tetapi sebelum pemeriksaan lapangan dimulai) :
à Disusun secara standardisasi untuk semua klien
à Disusun sesuai dengan kondisi dan situasi klien (tailor made)
• Audit program yang baik mencantumkan :
à Tujuan pemeriksaan (audit objective)
à Prosedur audit yang akan dijalankan
à Kesimpulan pemeriksaan
• Prosedur Audit Program :
à Prosedur audit program untuk Compliance Test
à Prosedur audit program untuk Substantive Test
à Prosedur audit program untuk keduanya
• Contoh Audit Program untuk Compliance Test dan Substantive Test lihat Exhibit 7-3 dan Exhibit 7-4
AUDIT PROSEDUR dan AUDIT TEKNIK
• Audit Prosedur :
à Merupakan langkah yang harus dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaan
ú Sangat diperlukan oleh asisten agar tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif
ú Dilakukan dalam rangka mendapatkan bahan bukti (audit evidence) yang cukup untuk mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan
• Audit Teknik :
à Merupakan cara untuk memperoleh audit evidence, seperti konfirmasi, observasi, inspeksi, tanya jawab (inquiry), dll
RESIKO AUDIT dan MATERIALITAS
• PSA No.25 :
ú Pedoman bagi auditor dalam mempertimbangkan risiko dan materialitas pada saat perencanaan dan pelaksanaan audit atas laporan keuangan berdasarkan standar auditing
• Mempengaruhi penerapan standar audit :
ú Standar Pekerjaan Lapangan dan Standar Pelaporan (yang tercermin dalam Laporan Audit Bentuk Baku)
• Perlu dipertimbangkan dalam:
ú Merencanakan audit dan merancang prosedur audit (untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup)
ú Mengevaluasi apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, sesuai dengn PABU di Indonesia
Resiko Audit
• Diakui dengan pernyataan dalam penjelasan tentang tanggung jawab dan fungsi auditor independen, sbb. :
à “Karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat memperoleh keyakinan memadai, bukan mutlak, bahwa salah saji material terdeteksi”
• Risiko Audit adalah :
à Risiko yang timbul karena auditor tanpa disadari tidak memodifikasi pendapatnya sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji material
• Risiko audit dapat ditentukan dalam ukuran à kuantitatif dan kualitatif
• Pada tingkat saldo akun atau golongan transaksi, risiko audit terdiri :
1. Risiko (bawaan/inherent risk dan risiko pengendalian/control risk) bahwa saldo akun atau golongan transaksi mengandung salah saji (kekeliruan atau kecurangan) yang dapat menjadi material terhadap laporan keuangan apabila digabungkan dengan salah saji pada saldo akun atau golongan transaksi lainnya
2. Risiko (risiko deteksi/detection risk) bahwa auditor tidak akan mendeteksi salah saji tersebut
Jenis Risiko Audit
1. Risiko Bawaan, adalah :
à Kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material (asumsi : tidak terdapat pengendalian yang terkait)
ú Faktor yang mempengaruhi risiko bawaan :
1. Besarnya saldo akun atau golongan transaksi tertentu dibandingkan dengan yang lain
2. Faktor Ekstern (perkembangan teknologi)
3. Faktor yang berhubungan dengan beberapa atau seluruh saldo akun atau golongan transaksi yang mempengaruhi risiko bawaan (lihat SA Seksi 316, PSA No.32 dan PSA No. 70 “Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keuangan”, paragraf 10)
1. Risiko Pengendalian, adalah :
à Risiko bahwa salah saji material yang dapat terjadi dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern klien.
à Merupakan fungsi efektivitas desain dan operasi pengendalin intern untuk mencapai tujuan klien yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan klien
à Beberapa risiko pengendalian akan selalu ada karena keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern
2. Risiko Deteksi, adalah :
à Risiko bahwa auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material dalam suatu asersi
à Merupakan fungsi efektivitas prosedur audit dan penerapannya oleh auditor
à Timbul karena ketidakpastian yang ada pada waktu auditor tidak memeriksa 100% saldo akun atau golongan transaksi, dan karena ketidakpastian lain yang ada, walaupun saldo akun atau golongan transaksi tersebut diperiksa 100%
Jenis Risiko Audit
• Risiko Bawaan (Inherent Risk =AR) dan Risiko Pengendalian (Control Risk=CR) berbeda dengan Risiko Deteksi (Detection Risk=CR).
• Risiko bawaan (IR) dan risiko pengendalian (CR):
à Harus ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan keuangan
• Risiko deteksi (DR) :
ú Berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah oleh keputusan auditor
ú Mempunyai hubungan yang terbalik dengan risiko bawaan dan risiko pengendalian
ú Semakin kecil risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini auditor, semakin besar risiko deteksi yang dapat diterima
ú Semakin besar risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diyakini auditor, semakin kecil tingkat risiko deteksi yang dapat diterima
• Komponen risiko audit à kuantitatif (persentase) atau nonkuantitatif (misalnya, minimum sampai maksimum)
• AR = IR X CR X DR, atau
• AR
DR = -----------------
IR X CR
• Risiko deteksi yang dapat diterima (DR) tergantung :
ú Tingkat yang diinginkan untuk membatasi risiko audit suatu saldo atau golongan transaksi
ú Penetapan auditor terhadap risiko bawaan dan risiko pengendalian
ú Penetapan auditor terhadap risiko bawaan dan risiko pengendalian menurun, risiko deteksi yang daoat diterima akan meningkat
Materialitas
• Definisi :
à Besarnya informasi akuntansi yang apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya, mungkin dapat mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan atas informasi tsb.
• Frasa “Menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, sesuai dengan PABU di Indonesia”
à Menunjukkan keyakinan auditor bahwa laporan keuangan secara keseluruhan tidak mengandung salah saji material
• Konsep materialitas à penting bagi kewajaran penyajian laporan keuangan sesuai dengan PABU, sedangkan beberapa hal lain tidak penting, baik individual atau keseluruhan.
• Laporan Keuangan mengandung salah saji material
à Apabila laporan keuangan tsb. mengandung salah saji yang dampaknya, secara individual atau keseluruhan, cukup signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tsb tidak disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material sesuai dengan PABU di Indonesia
Materialitas
• Salah saji akibat dari à kekeliruan atau kecurangan
• Auditor tidak bertanggung jawab à dalam merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa salah saji yang disebabkan karena kekeliruan atau kecurangan, tidak material terhadap laporan keuangan
• Kekeliruan (Error) adalah :
à Salah saji atau penghilangan yang “Tidak Disengaja” jumlah atau pengungkapan dalam laporan keuangan
• Kekeliruan mencakup :
• Kesalahan dalam pengumpulan atau pengolahan data yang menjadi sumber penyusunan laporan keuangan
• Estimasi akuntansi yang tidak masuk akal yang timbul dari kecerobohan atau salah tafsir fakta
• Kekeliruan dalam penerapan prinsip akuntansi yang berkaitan dengan jumlah, klasifikasi, cara penyajian atau pengungkapan
• Kecurangan (lebih luas dari segi hukum), namun auditor berkepentingan dengan tindakan curang yang menyebabkan salah saji material dalam laporan keuangan
Materialitas
• Dua tipe salah saji (SA Seksi 316, PSA No.32 dan PSA No.70 “Pertimbangan atas Kecurangan dalam Audit Laporan Keungan) :
à Salah saji yang timbul dari kecurangan dalam pelaporan keuangan
à Salah saji yang timbul dari perlakuan tidak semestinya terhadapnya aktiva
• Faktor utama yang membedakan “kecurangan” (Fraud) dengan “kekeliruan” (Error) :
à Apakah tindakan yang mendasarinya, yang mengakibatkan salah saji dalam laporan keuangan, merupakan tindakan yang “disengaja” atau “tidak disengaja”
• Auditor tidak membedakan antara kekeliruan dan kecurangan, tanggungjawab auditor adalah memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas salah saji material (perbedaan diungkapkan dalam hal tanggapan auditor terhadap salah saji yang terdeteksi)
Materialitas
• Pertimbangan salah saji material :
ú Apakah berdampak individual atau gabungan à auditor harus mempertimbangkan sifat dan jumlah pos dalam laporan keuangan yang diaudit
ú Merupakan pertimbangan profesional dan dipengaruhi oleh persepsi auditor atas kebutuhan orang yang memiliki pengetahuan memadai dan yang akan meletakkan kepercayaan terhadap laporan keuangan
ú Dihubungkan dengan keadaan sekitarnya dan mencakup pertimbangan à kualitatif maupun kuantitatif
• Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit dan Bukti Audit
1. Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan.
2. Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit menjadi meningkat.
3. Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit, auditor dapat menempuh salah satu dari 3 cara berikut :
a. Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahakan jumlah bukti audit yang dikumpulkan,
b. Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu tingkat materialitas tetap dipertahankan,
c. Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat materialitas secara bersama-sama.
PEMERIKSAAN KAS dan SETARA KAS
Sifat dan Contoh Kas/Setara Kas
• Sifat Kas
ú Harta lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk diselewengkan
ú Banyak transaksi perusahaan yang menyangkut penerimaan dan pengeluaran kas
• Definisi Kas (SAK 1994)
à Alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan
• Menurut PSAK No.2 hal. 2.2 dan 2.3 (IAI:2002)
ú Kas terdiri dari à Saldo Kas (Cash On Hand) dan Rekening Giro
ú Setara Kas (Cash Equivalent) adalah à investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan
• Definisi Bank (SAK 1994)
à Sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan
Sifat dan Contoh Kas & Setara Kas
• Contoh Kas
ú Kas kecil (Petty Cash)
ú Saldo Rekening Giro di Bank
ú Bon sementara (IOU)
ú Bon Kas Kecil yang belum diReimbursed
ú Check Tunai yang akan didepositokan
• Yang tidak dapat digolongkan Kas/Bank
ú Deposito Berjangka (Time Deposit) yang jatuh tempo lebih dari 3 bulan
ú Check mundur dan check kosong
ú Dana yang disisihkan untuk tujuan tertentu (sinking fund)
ú Rekening giro yang tidak dapat segera digunakan baik didalam maupun diluar negeri
• Untuk memenuhi persyaratan Setara Kas
ú Investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui (jatuh tempo dalam waktu ≤ 3 bulan dari tanggal perolehan) tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan
ú Cerukan (Bank Overdraft)
• Tidak termasuk Setara Kas
ú Investasi dalam bentuk saham (saham preferen yang dibeli dan akan segera jatuh tempo serta tanggal penebusan/redemption date telah ditentukan
Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kas/Setara Kas
- Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas kas dan setara kas dan transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan Bank, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Pemisahan tugas dan tanggung jawab
- Rekonsiliasi bank dibuat rutin dan harus ditelaah (direview)
- Digunakan imprest fund system untuk mengelola kas kecil
- Penerimaan kas, check dan giro, disetor ke Bank
- Uang kas harus disimpan ditempat yang aman dan dikelola dengan baik
- Blangko check dan giro disimpan ditempat yang aman
- Check dan Giro ditulis atas nama dan ditandatangani oleh 2 orang
- Kasir diasuransikan atau diminta uang jaminan
- Gunakan kwitansi yang bernomor urut cetak (prenumbered)
- Pengeluaran kas yang sudah dibayar harus distempel lunas
• Luas pemeriksaan dalam melakukan substantive test dapat dipersempit, apabila :
à Yakinkan bahwa internal control atas kas/setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank berjalan efektif
Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kas/Setara Kas
- Memeriksa apakah saldo kas dan setara kas yang ada di neraca per tanggal neraca benar-benar ada dan dimiliki perusahaan (Existence)
à Yakinkan bahwa kas/setara kas dimiliki perusahaan (cash on hand dan cash in bank), betul-betul ada dan milik perusahaan, bukan milik direksi atau pemegang saham
- Untuk memeriksa apakah ada pembatasan untuk penggunaan saldo kas dan setara kas
• Adanya pembatasan penggunaan saldo kas/setara kas
à Jika dana yang dimiliki perusahan disisihkan untuk keperluan pelunasan obligasi berikut bunganya (sinking fund), atau jika perusahaan tersangkut hukum sehingga saldo rekening giro dibekukan, dana tersebut tidak dapat dilaporkan sebagai kas di harta lancar
Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Kas/Setara Kas
- Untuk memeriksa, seandainya ada saldo kas dan setara kas dalam valuta asing, apakah saldo tersebut dikonversikan kedalam rupiah dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan apakah selisih kurs yang terjadi sudah dibebankan atau dikreditkan ke Laba Rugi tahun berjalan
• Saldo kas/setara kas dalam valuta asing
à konversikan dalam rupiah dengan kurs tengah BI pada tanggal neraca dan selisih kurs yang ada dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan (contoh lihat hal. 156)
- Untuk memeriksa apakah penyajian di Neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (Presentation dan Disclosure)
à Menurut SAK :
1. Kas dan setara kas disajikan di neraca sebagai harta lancar (current asset)
2. Kas dan setara yang penggunaannya dibatasi dapat dimasukkan dalam aktiva lancar hanya jika pembatasan tersebut dilakukan untuk menyisihkan dana untuk melunasi kewajiban jangka pendek atau jika pembatasan tersebut hanya berlaku selama satu tahun
3. Saldo kredit pada perkiraan bank disajikan pada kelompok kewajiban sebagai kewajiban jangka pendek dan saldo kredit dan debit rekening giro pada bank yang sama dapat digabung dan disajikan pada neraca sebagai satu kesatuan
Prosedur Pemeriksaan Kas dan Setara Kas
- Pahami dan evaluasi IC atas kas/setara kas serta transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dan bank (lihat contoh ICQ di Exhibit 8-1A, Exhibit 8-1B atau Exhibit 8-2)
- Buat Top Schedule kas/setara kas per tanggal neraca (lihat Exhibit 8-4)
- Lakukan cash count per tanggal neraca, jika tidak melakukan kas opname dapatkan pernyataan saldo dari kasir (lihat Exhibit 8-6)
- Kirim konfirmasi (lihat Exhibit 8-9) untuk seluruh rekening bank yang dimiliki perusahaan dan minta rekonsiliasi bank (lihat Exhibit 8-5)
- Review jawaban konfirmasi dari bank, notulen rapat dan perjanjian kredit
- Periksa inter bank transfer
- Periksa transaksi kas sesudah tanggal neraca (subsequent payment dan subsequent collection) sampai mendekati tanggal selesainya pemeriksaan lapangan
- Periksa apakah saldo kas/setara kas dalam mata uang asing per tanggal neraca sudah dikonversikan ke dalam rupiah dengan kurs tengah BI pada tanggal neraca, dan selisih kurs dibebankan atau dikreditkan pada laba rugi tahun berjalan
- Periksa apakah penyajian kas/setara kas di neraca sesuai dengan PABU di Indonesia (PSAK).
- Setelah menjalankan seluruh prosedur audit diatas, buat kesimpulan di Top Schedule Kas/Setara Kas, atau di memo tersendiri
PEMERIKSAAN PIUTANG
Sifat dan Contoh Piutang
• Sifat Piutang, menurut SAK :
ú Digolongkan menurut sumber terjadinya
1. Piutang Usaha à timbul dari penjualan barang dagangan atau jasa secara kredit
2. Piutang Lain-lain à timbul dari transaksi diluar kegiatan usaha normal perusahaan
ú Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain yang diharapkan bisa ditagih dalam waktu satu tahun à Piutang Lancar
ú Piutang dinyatakan sebesar à jumlah tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih
ú Jumlah kotor piutang harus tetap disajikan pada neraca, diikuti penyisihan untuk piutang yang tidak dapat ditagih
ú Perkiraan piutang pemegang saham dan piutang perusahaan afiliasi harus dilaporkan tersendiri (tidak digabung dengan perkiraan piutang), karena sifatnya yang berbeda
• Contoh rekening yang digolongkan piutang :
à Piutang Usaha, Wesel Tagih, Piutang Pegawai, Piutang Bunga, Uang Muka, Refundable Deposit (uang Jaminan), Piutang Lain-lain, Allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Piutang
- Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab yang melakukan penjualan, mengirimkan barang, melakukan penagihan, memberikan otorisasi atas penjualan kredit, membuat faktur penjualan dan melakukan pencatatan
- Formulir yang digunakan bernomor urut tercetak (prenumbered)
- Digunakan price list (daftar harga jual)
- Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang (account receivable subledger card)
- Setiap akhir bulan : dibuat aging schedule piutang (analisa umur piutang), saldo piutang setiap pelanggan dibandingkan (direconcile) dengan saldo piutang menurut buku besar dan setiap pelanggan dikirim monthly statement of account
- Uang kas, check atau giro yang diterima dari pelanggan harus disetor dalam jumlah seutuhnya (intact)
- Mutasi kredit diperkiraan piutang (buku besar dan sub buku besar) yang berasal dari retur penjualan dan penghapusan harus diotorisasi oleh pejabat berwenang
- Setiap pinjaman yang diberikan kepada pegawai, direksi, pemegang saham dan perusahaan afiliasi harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang
Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Piutang
- Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan auhenticity (ke ontetikan) piutang
• Validity à apakah piutang itu sah, masih berlaku (diakui oleh yang mempunyai utang)
• Authenticity à apakah piutang itu didukung oleh bukti yang otentik yang ditandatangi pelanggan
- Untuk memeriksa collectibility dan cukup tidaknya perkiraan allowance for bad debts
• Collectibility à kemungkinan tertagihnya piutang (dalam neraca)
• Allowance for bad debts à jumlah yang diperkirakan tidak bisa ditagih, harus dibuatkan penyisihan dalam jumlah yang cukup, jika sudah pasti tidak bisa ditagih harus dihapuskan
• Allowance terlalu besar à piutang disajikan terlalu kecil (understated), biaya penyisihan piutang terlalu besar (overstated), laba rugi understated
• Allowance terlalu kecil à piutang yang disajikan overstated, biaya penyisihan piutang understated, laba rugi overstated
Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Piutang
- Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable)
à Wesel tagih yang didiskontokan ke bank sebelum tanggal jatuh tempo, harus diungkapkan sebagai contingent liability pada tanggal neraca
- Untuk memeriksa apakah penyajian di Neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sebagai berikut :
• Piutang usaha, wesel tagih dan piutang lain-lain harus disajikan secara terpisah
• Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih
• Saldo kredit piutang individual, jika jumlahnya material harus disajikan dalam kelompok kewajiban
• Piutang yang dijaminkan harus diungkapkan
• Kewajiban bersyarat dalam hubungannya dengan penjualan piutang yang disertai perjanjian untuk dibeli kembali kepada suatu lembaga keuangan harus dijelaskan
Prosedur Pemeriksaan Piutang
- Pahami dan evaluasi IC atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas (lihat Exhibit 9-1 dan 9-2))
- Buat Top Schedule (lihat Exhibit 9-4) dan Supporting Schedule piutang (lihat Exhibit 9-5 dan 9-9) per tanggal neraca
- Minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal neraca (lihat Exhibit 9-5)
- Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger
- Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice
- Kirimkan konfirmasi piutang (lihat Exhibit 9-6 s.d. 9-8)
- Periksa subsequent collection
- Prosedur Pemeriksaan Piutang
- 8. Periksa apakah ada wesel tagih yang didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability
- 9. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan apakah jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil
- 10. Test sales cut-off (lihat Exhibit 9-10), periksa apakah barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca dan periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya
- 11. Periksa notulen rapat, surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank dan correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan
- 12. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan PABU
- 13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa (lihat Exhibit 9-4)
PEMERIKSAAN SURAT BERHARGA DAN INVESTASI
Sifat dan Contoh Surat Berharga
• Investasi dalam surat berharga à aktiva lancar (current assets)/non current assets, tergantung tujuan pembelian surat berharga
• Berdasarkan tujuan pembelian surat berharga investasi dalam surat berharga diklasifikasikan menjadi :
1. Temporary investment/marketable securities/current assets
• tujuan : memanfaatkan kelebihan dana yang tersedia
• mudah diuangkan dalam waktu singkat
• Contoh : deposito berjangka (lebih dari tiga bulan),saham/obligasi yang marketable
2. Long term investment
• tujuan : menguasai manajemen dari perusahaan yang sahamnya dibeli (lebih besar atau sama dengan 50% dari saham yang beredar) dan memperoleh pendapatan yang continues
• sebagai sumber penampungan dari penjualan hasil produksi atau sumber pembelian bahan baku
• Menurut PSAK No.1 hal.1.10 (IAI:2002) :
1. Surat berharga diklasifikasi sebagai aktiva lancar à jika surat berharga direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca
2. jika lebih dari 12 bulan à aktiva tidak lancar
• Akuntansi untuk Investasi menurut PSAK No.13 hal.13.1 s.d. 13.2 dan 13.4 s.d. 13.6 (IAI:2002) :
1. Investasi à aktiva yang digunakan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation of wealth) melalui distribusi hasil investasi (bunga, royalti, deviden dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan
2. Investasi lancar à investasi yang dapat segera dicairkan dan dimaksudkan untuk dimiliki selama setahun atau kurang
3. Investasi Jangka Panjang à investasi selain investasi lancar
• Nilai wajar (fair value) à suatu jumlah yang dapat digunakan sebagai dasar pertukaran aktiva atau penyelesaian kewajiban antara pihak yang paham (knowledgeable) dan berkeinginan melakukan transaksi wajar
• Nilai pasar à jumlah yang dapat diperoleh dari penjualan suatu investasi dalam pasar yang aktif
• Investasi yang memiliki pasar yang aktif à nilai pasar digunakan sebagai indikator penetapan nilai wajar
• Biaya perolehan investasi à harga beli, komisi broker, jasa bank dan pungutan oleh bursa efek
• Biaya perolehan investasi dari penerbitan saham atau surat berharga lain à nilai wajar surat berharga yang diterbitkan (bukan nilai nominal atau par value)
Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Surat Berharga
- Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas temporary dan long term investment
- Untuk memeriksa apakah surat berharga yang tercantum di neraca, betul-betul ada, dimiliki oleh dan atas nama perusahaan (client) per tanggal neraca
- Untuk memeriksa apakah semua pendapatan dan penerimaan dari surat berharga telah dibukukan dan uangnya diterima oleh perusahaan
- Untuk memeriksa apakah penilaian (valuation) dari surat berharga sesuai dengan PABU di Indonesia (PSAK)
- Untuk memeriksa apakah penyajian dalam Laporan Keuangan sesuai dengan PABU di Indonesia (PSAK)
Prosedur Pemeriksaan Surat Berharga yang Disarankan
- Pelajari dan evaluasi internal control atas temporary dan long term investment (lihat Exhibit 10-1 contoh ICQ Surat Berharga)
- Minta rincian surat berharga (saldo awal, penambahan, pengurangan dan saldo akhir)
- Periksa phisik surat berharga yang dilakukan bersamaan dengan kas opname dan kepemilikannya
- Cocokkan data dalam rincian dengan BAP phisik surat berharga
- Periksa mathematical accuracy dari rincian surat berharga
- Cocokkan saldo akhir dari rincian tersebut dengan buku besar
- Lakukan vouching atas pembelian dan penjualan surat berharga, perhatikan otorisasi dan kelengkapan bukti pendukung
- Periksa perhitungan bunga dan dividen serta perpajakannya, apakah bunga/dividen yang diterima telah dibukukan
- Periksa harga pasar surat berharga pada tanggal neraca.
– Temporary investment à berdasarkan mana yang paling rendah antara harga beli dan harga pasar
– Long term investment à berdasarkan harga beli
10. Diskusikan dengan manajemen jika ada perubahan tujuan pembelian surat berharga yang akan mempengaruhi klasifikasi surat berharga
11. Periksa subsequent event untuk memeriksa apakah ada transaksi sesudah tanggal neraca yang akan mempengaruhi klasifikasi surat berharga
12. Periksa apakah penyajiannya sesuai dengan PABU/PSAK
13. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo temporary & long term investment
Penyajian di Neraca
• Menurut PSAK No. 13 (IAI : 2002)
– Investasi Lancar
à Dicatat berdasarkan : a) mana yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai bersih yang, b) nilai pasar
– Investasi Jangka Panjang
à Dicatat berdasarkan : harga perolehan (digunakan nilai pasar jika
terdapat penurunan yang tidak bersifat sementara, penurunan
sementara dibebankan pada laporan laba rugi)
– Pemindahan investasi
à Investasi jangka panjang yang diklasifikasi sebagai investasi lancar,
pemindahan dilakukan berdasarkan nilai tercata
à Investasi yang diklasifikasi lacar ke jangka panjang masing-masing
harus dipindahkan pada metode terendah antara biaya dan nilai
pasar, atau pada nilai pasar jika investasi tersebut sebelumnya
dinyatakan pada nilai tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar