Jumat, 15 Juli 2011

AKMEN

Ø  Peranaan akuntansi manajemen bagi para pengambil keputusan:
Untuk mempermudah manajer dalam menyusun anggaran (budget), melakukan analisis cost, dan menganalisis laporan keuangan sehingga tujuan perusahan dalam hal ini pencapaian laba yang diinginkan bisa tercapai. Pemilihan dari beberapa metode ini (analisis cost, anggaran budget, dan analisis laporan keuangan) akan mempengaruhi keakuratan pembebanan biaya ke produk sehingga manajer dapat dengan menentukan harga jual. Dengan demikian, dapat unggul dan bersaing dalam harga.
Ø  Cost Plus Pricing:
-       Merupakan suatu penetapan harga jual yang dinyatakan pada biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang dan menambahkan suatu prosentase tertentu sebagai laba.
-      Nilai biaya tertentu ditambah dengan kenaikan (mark-up) yang ditentukan.
Ø  Pesanaan 500 set (meja & kursi)
MEJA
KURSI
B. Bahan Baku
B. Tenaga kerja
B. Angkut
 150,000,000
2,000,000
200,000
B. Bahan Baku
B. Tenaga Kerja
B. Angkut
200,000,000
2,500,000
300,000
Total biaya
152,200,000
Total Biaya
202,800,000
Pesanaan
500
Pesanaan
500
HPP
(152,200,000/500)
304,400
HPP
(202,800,000/500x4)
101,900
Mark-up 20%
(304,400*20%)
60,880
Mark-up 20%
(101,900*20%)
20,380
Harga jual untuk 1 meja
(304,400+60,880)
365,280
Harga jual untuk 1 kursi
(101,900+20,380)
122,280

Ø  Tentukan biaya tertinggi & terendah
Jam kerja
Jumlah biaya pemeliharaan
Titik tertingi
750
By. Pemeliharaan
Rp. 300,000
Titik  terendah
450
By. Pemeliharaan
Rp. 240,000
Selisih
300
Selisih
Rp.   60,000

-          By. Variable per jam       = Selisih biaya/Selisih jam kerja
= Rp. 60,000,-/300
= Rp.       200,-/jam

-          Elemen biaya tertinggi    = Rp. 300,000 – (Rp. 200 x 750)
= Rp. 300,000 – Rp. 150,000,-
= Rp. 150,000,-

-          Elemen biaya terendah    = Rp. 240,000 – (Rp. 200 x 450)
= Rp. 240,000 – Rp. 90,000,-
= Rp. 150,000,-


Pengertian Perencanaan Laba dan Anggaran

Perencanan laba adalah pengembangan dari suatu rencana operasional untuk mencapai sasaran dan tujuan. Laba penting dalam perencanaan karena rencana yang diharapkan adalah laba yang memuaskan. Anggaran adalah merupakan suatu rencana yang di curahkan kedalam keuangan dan istilah kuantitaf lain. Perencanaan laba perusahaan terdiri dari suatu anggaran operasi rinci  dan anggaran laporan keuangan. Anggaran berbeda dengan prakiraan (fore cast). Suatu perencanaan laba atau anggaran menunjukan tingkat atau target yang diusahakan manajemen untuk diraih. Perkiraan (fore cast) dipihak lain adalah apa yang diprediksikan oleh organisasi akan terjadi. Contohnya jika permintaan untuk suatu produk tertentu adalah suatu prakiraan, suatu anggaran penjualan akan merinci pendapatan dan biaya yang disiapkan dengan dasar prakiraan dari permintaan suatu produk.
Kedengarannya perencanaan laba cukup sulit, karena kekuatan luar mempengaruhi bisnis. Kekuatan ini meliputi perubahan dalam teknologi, tindakan kompetitor dan ekonomi., demograpi selera konsumen, sikap sosial, dan faktor politik. Faktor-faktor ini umumnya tidak dapat dikendalikan oleh suatu perusahaan, dan arah dan besarnya perubahan seringkali sulit untuk diprediksikan.
Pada umumnya setiap perusahaan menyusun anggaran sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan. Ada beberapa pengertian tentang anggaran antara lain sebagai berikut:
a.   Anggaran adalah suatu perencanaan laba strategis jangka panjang, suatu perencanaan taktis laba jangka pendek, suatu sistem akuntansi berdasarkan tanggung jawab, suatu penggunaan prinsip pengecualian yang berkesinambungan, sebagai alat untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi.
b.  Anggaran adalah rencana tentang kegiatan perusahaan yang mencakup berbagai kegiatan operasional yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain sebagai pedoman untuk mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi. Pada umumnya disusun secara tertulis.
c.   Anggaran atau budget adalah sama dengan profit planning. Perencanaan laba meliputi: perencanaan penjualan, perencanaan produksi, perencanaan penggunaan bahan baku, perencanaan pembelian bahan baku, perencanaan tenaga kerja langsung, perencanaan biaya overhead, perencanaan biaya pemasaran, perencanaan biaya umum dan administrasi, dan seterusnya. Model tersebut pada umumnya disebut anggaran berkala yang lengkap atau master budget.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan laba adalah rencana kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat dan digambarkan secara kuantitatif dalam bentuk laporan keuangan untuk jangka pendek dan jangka panjang.

Pendekatan Yang Digunakan Dalam Perencanaan Laba
Perencanaan laba bukan merupakan hal yang mudah, karena penerapannya harus didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan keadaan intern maupun ekstern perusahaan baik yang langsung maupun tidak langsung mempengaruhi penetapan laba itu sendiri. Faktor ekstern yang perlu dipertimbangkan manajemen dalam perencanaan laba ini adalah kondisi perekonomian pada umumnya, tingkat populasi penduduk, pendapatan dan daya beli masyarakat, kemajuan teknologi, kebijaksanaan pemerintah dan lainlain, yang kesemuanya ini sulit diramalkan secara baik. Sedangkan faktor intern yang perlu dipertimbangkan yaitu keadaan perusahaan itu sendiri berupa besarnya volume penjualan yang diinginkan untuk mencapai laba tertentu, bagaimana kemampuan kapasitas yang ada baik peralatan maupun
personil yang ada, kemampuan keuangan dan sebagainya.
Menurut Krismiaji (2002: 163) dalam penetapan laba terdapat pendekatan yang berbeda,             yaitu :
a.   Didasarkan pada masa kembali modal yang diinvestasikan. Metode ini menghendaki penetapan tingkat keuntungan menjadi titik tolak penyusunan rencana.
b.  Didasarkan kepada produk yang akan dijual. Metode ini menghendaki perencanaan yang diformulasikan akan diperoleh berupa keuntungan.
c.   Didasarkan pada perhitungan menurut standar. Metode ini melakukan perhitungan dari proses perencanaan yang diukur dengan standar yang ada. Manajemen memperhitungkan relatif keuntungan menurut standar yang dianggap memuaskan perusahaan.
Sedangkan faktor - faktor yang mempengaruhi perencanaan paba yaitu sebagai berikut:
1.   Laba atau rugi yang dialami dari volume penjualan tertentu.
2.  Volume penjualan yang harus dicapai untuk menutup seluruh biaya yang terpakai guna memperoleh laba yang memadai.
3.  Titik impas.
4.  Volume penjualan yang dapat dihasilkan oleh kapasitas operasi saat ini.

Manfaat dan keterbatasan perencanaan laba
1)   Manfaat perencanaan laba
Menurut Adolph Matz dkk. (1993: 6-7), adanya perencanaan laba memiliki manfaat sebagai berikut :
a.   Memberikan pendekatan yang terarah dalam pemecahan masalah.
b.  Memaksa pihak manajemen untuk secara dini mengadakan penelaahan terhadap masalah yang dihadapinya dan menanamkan kebiasaan pada organisasi untuk mengadakan telaah yang seksama sebelum mengambil keputusan.
c.   Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba dan mendorong timbulnya perilaku yang sadar akan penghematan biaya dan pemanfaatan sumber daya yang maksimum.
d.  Merangsang peran serta dan mengkoordinasi rencana operasi berbagai segmen dari keseluruhan organisasi manajemen sehingga keputusan akhir dan rencana yang saling terkait dapat menggambarkan keseluruhan organisasi dalam bentuk rencana yang terpadu dan menyeluruh.
e.  Menawarkan kesempatan untuk menilai secara sistematik setiap segi atau aspek organisasi maupun untuk memeriksa serta memperbarui kebijakan dan pedoman dasar secara berkala.
f.   Mengkoordinasikan serta mempertemukan semua upaya perusahaan ke dalam suatu prosedur perencanaan anggaran yang terarah karena inilah satu-satunya cara yang paling tepat mengungkapkan keselamatan kegiatan manajemen.
g.  Mengarahkan penggunaan modal dan daya upaya pada kegiatan yang paling menguntungkan.
h.  Mendorong standar prestasi yang tinggi dengan merangsang kegairahan untuk bersaing menanamkan hasrat untuk mencapai tujuan, dan menumbuhkan minat untuk melaksanakan kegiatan secara lebih efektif.
i.    Berperan sebagai standar untuk mengukur kegiatan dan menilai kebijakan manajemen dan tingkat kemampuan dari setiap pelaksana.

2)   Keterbatasan Perencanaan Laba
Selain memiliki manfaat, perencanaan laba juga memiliki beberapa keterbatasan. Menurut Adolph Matz dkk. (1993: 7-8), perencanaan laba memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:
a.   Peramalan atau perencanaan bukanlah ilmu pasti. Jadi dalam setiap perencanaan akan terdapat sejumlah pertimbangan. Apabila ada penyimpangan dari estimasi maka harus dilakukan perbaikan atau modifikasi.
b.  Anggaran dapat mengikat perhatian manajer pada sasaran tertentu yang tidak selaras dengan tujuan organisasi secara keseluruhan. Jadi diperlukan kecermatan untuk menyalurkan upaya manajer setepat mungkin.
c.   Perencanaan laba memerlukan kerja sama dan peran serta dari seluruh anggota manajemen. Dasar keberhasilan perencanaan adalah ketaatan dan kegairahan pelaksana terhadap rencana laba.
d.  Penggunaan anggaran yang berlebihan sebagai alat evaluasi dapat mengakibatkan terjadinya penyimpangan fungsi (dysfunctional behavior). Yang dimaksud dysfunctional behavior adalah perilaku individu yang bertentangan dengan tujuan organisasi. Manajer akan
e.  berusaha dengan segala cara untuk meminimalisasi atau mengeliminasi adanya perbedaan dengan anggaran agar terlihat baik saat dievaluasi.
f.   Perencanaan laba tidak menghapus maupun mengambil alih peranan bagian administrasi. Para pelaksana tidak boleh merasa dibatasi oleh anggaran. Sebaliknya rencana laba disusun guna memberikan penjelasan terinci yang memungkinkan pihak pelaksana menjalankan
g.  kegiatannya dengan mengerahkan kemampuan dan hasrat untuk mencapai sasaran organisasi.
h.  Pelaksanaan rencana memerlukan waktu.

Anggaran Induk (Master Budget)
Anggaran induk adalah rencana keuangan yang komperhensif untuk seluruh kegiatan organisasi yang terdiri dari anggaran operasi (operation budget) dan anggaran keuangan (financial budget). Anggaran operasi adalah rencana kegiatan operasi yang dituangkan dalam bentuk fisik dan keuangan yang terdiri dari: anggaran penjualan, anggaran biaya, dan anggaran laba.
Sedangkan anggaran keuangan adalah rencana keuangan yang terdiri dari: anggaran kas, anggaran belanja barang modal, neraca yang dianggarkan.
Anggaran penjualan adalah rencana kerja divisi pemasaran yang dituangkan dalam bentuk angka-angka keuangan yang terdiri dari: anggaran penjualan dan anggaran biaya pemasaran. Anggaran penjualan merupakan hasil ramalan penjualan berdasar data  historis internal tentang penjualan dan berdasar data kuantitatif eksternal tentang perubahan kondisi ekonomi, sosial, dan politik. Menyusun anggaran penjualan cukup rumit karena pengaruh faktor eksternal sulit cepat berubah dan sulit dikendalikan. Anggaran penjualan merupakan pusat pembuatan seluruh anggaran. Oleh sebab itu jika anggaran penjualan salah, maka seluruh anggaran berikutnya salah. Tim anggaran harus hati-hati dalam mendiskusikan dan menetapkan anggaran penjualan.
Anggaran biaya adalah rencana kerja divisi produksi dan devisi komersial yang dituangkan dalam bentuk angka-angka keuangan terdiri:
1.     Anggaran produksi dalam unit
2.    Anggaran kebutuhan bahan dalam unit dan dalam rupiah
3.    Anggaran pembelian bahan dalam unit dan dalam rupiah
4.    Anggaran biaya tenaga kerja langsung (upah buruh)
5.    Anggaran biaya overhead pabrik, dan
6.    Anggaran harga pokok produksi
Sebelum menysusun anggran produksi, terlebih dahulu diadakan estimasi tentang persediaan awal dan akhir barang jadi, dan sebelum menysusun anggaran pembelian bahan, terlebih dahulu diadakan estimasi tentang persediaan bahan awal dan akhir. Anggaran produksi dalam unit harus berdasar anggaran penjualan dalam unit, sedangkan anggaran biaya produksi harus berdasr anggaran produksi dalam unit.
Anggaran biaya tenaga kerja langsung adalah rencana kerja dalam bentuk jam kerja dan tarif upah yang dituangkan dalam bentuk angka-angka keuangan. Jam kerja buruh adalah waktu yang digunakan untuk membuat produk, sedangkan tarif upah ditentukan oleh manajemen berdasar hukum penawaran dan permintaan tenaga kerja atau berdasarkan data historis tentang upah. Anggaran biaya tenaga kerja selalu berhubungan dengan anggaran produksi.
Anggaran biaya overhead pabrik adalah rencana kerja pendukung kegiatan pabrik yang dituangkan dalam bentuk angka-angka keuangan, terdiri dari:
1.     Anggaran biaya tenaga kerja tidak langsung, termasuk gaji karyawan dan pengawas pabrik
2.    Anggaran bahan tidak langsung
3.    Anggaran biaya pemeliharaan mesin, gedung pabrik, dan peralatan pabrik
4.    Anggaran reparasi mesin dan peralatan pabrik
5.    Anggaran penyusutan aktiva dan karyawan pabrik
6.    Anggaran premi asuransi kebakaran
7.    Anggaran premi asuransi buruh dan karyawan pabrik
8.    Anggaran biaya umum dan administrasi pabrik, anggaran pajak bumi dan bangunan pabrik
9.    Anggaran kesejahteraan karyawan dan buruh pabrik
10. Anggaran sumbangan kepada masyarakat sekitar pabrik
11.  Anggaran biaya lain-alain pabrik

Anggaran harga pokok produksi adalah rencana produksi dalam unit yang dituangkan dalam bentuk angka-angka keuangan, terdiri dari:
1.     Anggaran persediaaan awal bahan
2.    Anggaran pembelian bahan
3.    Anggaran persediaan akhir bulan
4.    Anggaran pemakaian bahan dalam proses produksi
5.    Anggaran biaya tenaga kerja atau upah buruh
6.    Anggaran biaya overhead pabrik.
Anggaran harga pokok produksi pada umumnya disajikan dalam bentuk total dan dalam bentuk per unit.
Anggaran harga pokok penjualan adalah rencana produk yang dijual yang dituangkan dalam bentuk angka-angka keuangan, terdiri dari: anggaran persediaan awal barang jadi,  anggaran harga pokok produksi barang jadi, dan anggaran persediaan akhir barang jadi. Anggaran ini akan dihubungkan langsung dengan hasil penjualan sehingga melahirkan anggaran laba kotor.
Anggaran biaya pemasaran adalah rencana kerja pemasaran yang dituangkan dalam bentuk angka-angka keuangan, terdiri: anggaran biaya riset pemasaran, anggaran biaya pengembangan produk, anggaran biaya distribusi, anggaran biaya promosi, anggaran potongan harga, anggaran biaya penjualan, anggaran komisi penjualan, anggaran perjalanan dinas tenaga penjual, anggaran biaya entertaiment, biaya pelayanan purna jual, anggaran gaji karyawan divisi pemasaran dan penjualan, anggaran biaya umum dan administrasi divisi pemasaran, anggaran biaya penyusutan aktiva tetap divisi pemasaran, dan biaya lain-lain divisi pemasaran dan penjualan.
Anggaran biaya administrtasi adalan rencana kerja divisi administrasi dan kantor pusat yang dituangkan dalam bentuk angka-angka keuangan yang terdiri: gaji direksi dan staf, anggaran biaya kantor, anggaran biaya konsultan dan auditor, anggaran perjalanan dinas, anggaran penyusutan aktiva tetap divisi administrasi, anggaran sumbangan sosial, dan anggaran biaya lain-lain.
Anggaran rugi-laba adalah rencana laba yang terdiri: laba kotor yaitu hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan, laba operasi yaitu laba kotor dikurangi beban pemasaran dan beban administrasi, laba bersih yaitu laba operasi dikurangi beban bunga dan beban pajak penghasilan perusahaan.
Anggaran kas adalah rencana penerimaan dan pengeluaran kas. Dalam anggaran kas diperhitungkan saldo awal periode dan kas minimum yang harus tersedia (safety cash). Dalam anggaran penerimaan kas terdiri: anggaran penerimaan piutang, anggaran penjualan tunai, anggaran penerimaan hasil penjualan aktiva tetap jika ada, anggaran penerimaan utang, anggaran tambahan modal pemilik, penerimaan lain-lain. Sedangkan anggaran pengeluaran kas terdiri: anggaran pembelian bahan, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran biaya pemasaran, anggaran biaya administrasi, anggaran pembayaran bunga dan angsuran utang, anggaran pajak, anggaran pembelian barang modal, anggaran pembayaran dividen, anggaran jasa produksi karyawan dan buruh, anggaran pengeluaran kas lain-lain.
Anggaran neraca atau neraca ayang dianggarkan adalah rencana posisi keuangan yang terdiri dari penggunaan dana dan sumber dana. Penggunaan dana terdiri dari kas, piutang, persediaan, harta tetap, dan harta lain-lain. Sedangkan sumber dana terdiri dari utang jangka pendek, utang jangka panjang, modal, dan laba ditahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar