Rabu, 20 Juli 2011

AUDITING III

PENGENDALIAN INTERN
         Istilah resmi dari IAI mulai tahun 2001 (sebelumnya : Sistem Pengendalian Intern, Sistem Pengawasan Intern, Struktur Pengendalian Intern)
         Berdasarkan Standar Pekerjaan Lapangan yang Kedua (IAI, 2001:150.1) “Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang dilakukan”
Pengertian Pengendalian Intern
1. IAI (2001:319.2) : “suatu proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris, Manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektifitas dan efisiensi operasi dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”
2. Konrath (2002:205): ”The process effected by an entity’s board of directors, management and other personnel designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives in the following categories :
-         Operations controls – relating to the effective and efficient use of the entity’s resources
-         Financial reporting controls – relating to the preparation of reliable published financial statement
-         Compliance controls – relating to the entity’s compliance with applicable laws and regulations

Komponen Pengendalian Intern
(AICPA Profesional Standard)
1.     Lingkungan Pengendalian (control environment) Adalah : menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya.
à Merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.
à Terdiri dari : Integritas dan nilai etika, Komitmen terhadap kompetensi , Partisipasi dewan komisaris dan komite udit, Struktur organisasi, Pemberian wewenang dan tanggungjawab, Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
2.    Penaksiran Resiko (Risk Assessment) Adalah : identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk  menentukan bagaimana resiko harus dikelola
-          Relevan dengan pelaporan keuangan, yang mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.
-          Keadaan yang menimbulkan resiko : Perubahan dalam lingkungan operasi, Personel baru, Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki, Teknologi baru, Lini produk ( produk atau aktivitas baru ), Restrukturisasi korporasi, Operasi luar negeri dan Standar akuntansi baru

3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Adalah: kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa tindakan yang  diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas, sudah dilaksanakan. Harus relevan dengan kebijakan dan prosedur: Review terhadap kinerja, Pengolahan informasi, Pengendalian fisik, Pemisahan tugas
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Adalah : pengidentifikasian,penangkapan dan pertukaran  informasi dalam suatu bentuk dan waktu yangmemungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka.
à Ditekankan pada kualitas sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan (meliputi sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan transaksi entitas dan untuk akuntabilitas aktiva, utang dan ekuitas)
à Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggungjawab individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap laporan keuangan
à Pemahaman auditor tentang sistem informasi yang relevan dengan laporan keuangan :
1.     Golongan transaksi yang signifikan
2.    Bagaimana transaksi tersebut dimulai
3.    Catatan akuntansi, informasi pendukung,dan akun  tertentu dalam pengolahan dan pelaporan transaksi
4.    Pengolahan akuntansi sejak saat transaksi dimulai sampai dengan dimasukan kedalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik yang digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara dan mengakses informasi
5. Pemantauan (Monitoring)
Adalah : proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu, Mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi, Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan customer dan komentar dari badan pengatur

Hubungan Pengendalian Intern Dengan Ruang Lingkup (Scope) Pemeriksaan
         Pengendalain intern lemah (tidak berjalan dengan efektif ) :
§  Kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakakuratan dan kecurangan yang besar
§  Resiko yang dihadapi auditor juga besar (risiko untuk memberikan opini tidak sesuai dengan kenyataan) karena auditor kurang hati-hati dan tidak cukup bukti yang mendukung pendapatnya
§  Auditor harus memperluas scope pemeriksaan pada waktu melakukan substantive test (misal : jumlah konfirmasi piutang yang dikirimkan harus lebih banyak, pada saat observasi dan stock opname harus melakukan test perhitungan phisik persediaan yang lebih banyak)
         Pengendalain intern berjalan efektif :
§  Scope pemeriksaan pada saat substantive test dipersempit

Pemahaman dan Evaluasi atas Pengendalian Intern
         Pemahaman komponen pengendalian intern à didokumentasikan untuk merencanakan audit
         Bentuk dan isi dokumentasi à tergantung ukuran,kompleksitas, sifat pengendalian intern entitas
         Semakin kompleks pengendalian intern dan luas prosedur yang dilaksanakan à semakin luas dokumentasi pemahaman pengendalian intern
         Baik buruknya pengendalian intern berpengaruh pada :
§  Keamanan harta kekayaan perusahaan
§  Dapat dipercayai atau tidaknya laporan keuangan perusahaan
§  Lama atau cepatnya proses pemeriksaan akuntan
§  Tinggi rendahnya audit fee
§  Jenis opini dari akuntan publik
         Cara melakukan pemahaman dan evaluasi pengendalian intern (lihat Exhibit 4-1) :
          1. Internal Control Questionnaires
          2. Flow Chart
          3. Narrative
1. Internal Control Questionnaires (ICQ)
§  Sederhana dan Praktis à banyak digunakan KAP
§  1 set ICQ standarà jawaban Ya (ciri internal control yang baik), Tidak (internal control yang lemah) dan TR (pertanyaan tidak relevan dengan perusahaan)
§  Auditor menanyakan langsung kepada staf klien dan mengisi sendiri jawabannya
§  Untuk repeat engagement (penugasan berikutnya) ICQ harus yang terbaru
§  Kecenderungan klien memberikan jawaban yang baik-baik à Auditor harus melakukan Compliance Test (menilai efektifitas pengendalian intern klien)
§  Umum à struktur organisasi, pembagian tugas dan tanggung jawab, akte pendirian, keadaan perusahaan secara umum
§  Akuntansi à proses pembukuan manual/computerized, jumlah dan kualifikasi pegawai akuntansi
§  Siklus Penjualan-Piutang-Penerimaan Kas à sistem dan prosedur siklus penjualan tunai/kredit, piutang dan penerimaan kas
§  Siklus Pembelian-Utang-Pengeluaran Kas à sistem dan prosedur siklus penjualan tunai/kredit, utang dan pengeluaran kas
§  Persediaan à sistem dan prosedur penyimpanan dan pengawasan phisik persediaan, sistem pencatatan dan metode penilaian persediaan dan stock opname
§  Surat Berharga (securities) à otoisasi pembelian dan penjualan surat berharga
§  Aktiva Tetap à sistem dan prosedur penambahan dan pengurangan aktiva tetap, pencatatan dan penilaian aktiva tetap
§  Gaji dan Upah à kebijakan personalia, sistem dan prosedur pembayran gaji dan upah
2. Flow Chart (bagan arus)
§  Menggambarkan arus dokumen dalam sistem dan prosedur akuntansi
§  Setelah flow chart à walk through (mengambil dua atau tiga dokumen untuk mentest apakah prosedur yang dijalankan sesuai dengan apa yang digambarkan dalam flow chart)
§  Contoh flow chart prosedur pembelian, utang dan pengeluaran kas (lihat Exhibit 4-4)
3. Narrative
§  Auditor menceritakan dalam bentuk memo, sistem dan prosedur akuntansi
§  Biasa digunakan pada klien kecil dengan pembukun yang sederhana



Keterbatasan Pengendalian Intern Entitas
Pengendalian intern: hanya memberi keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian intern entitas. Keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian intern :
         Pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah
         Pengendalian intern dapat rusak karena kekeliruan dan kesalahan
         Pengendalian tidak efektif karena adanya kolusi
         Manajemen mengesampingkan pengendalian intern
         Biaya pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan
BUKTI AUDIT (Audit Evidence)
         Berbeda dengan bukti hukum (legal evidence) dan bukti ilmiah
         Bukti audit adalah :segala informasi yang mendukung angka-angka    atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan pendapatnya.  
         Standar Pekerjaan Lapangan Ketiga (IAI) : “Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit”
Kompetensi Bukti Audit
Kompetensi bukti audit: berhubungan dengan kualitas atau keandalan data akuntansi dan informasi penguat
         Kompetensi Data Akuntansi:Keandalan catatan akuntansi dipengaruhi secara langsung oleh efektivitas pengendalian intern.Terdiri dari : Jurnal, Buku Besar dan Buku Pembantu, Buku Pedoman Akuntansi yang berkaitan, lembar kerja dan spread sheet)
§  Kompetensi Informasi Penguat: Informasi tertulis maupun elektronik (cek, catatan eketronik fund system, faktur, surat kontrak, notulen rapat, konfirmasi dan representasi tertulis dari pihak yang mengetahui, informasi melalui permintaan keterangan, pengamatan, inspeksi dan pemeriksaan phisik, serta informasi lain yang dikembangkan oleh dan atau tersedia bagi auditor
         Syarat kompetensi bukti audit (merupakan pertimbangan auditor) : Relevansi, Objektivitas, Ketepatan waktu, Keberadaan bukti audit lain, Sah, Sumber, Cara perolehan bukti
         Konrath (2002:114 & 115) ada enam tipe bukti audit (lihat Exhibit 5-1) : Physical evidence, Evidence obtain through confirmation, Documentary evidence, Mathematical evidence, Analytical evidence, Hearsay evidence, Physical Evidence
  • Segala sesuatu yang bisa dihitung, dipelihara, diobservasi atau diinspeksi
  • Mendukung tujuan eksistensi atau keberadaan
  • Contoh : bukti phisik yang diperoleh dari kas opname, observasi dari perhitungan phisik persediaan, pemeriksaan phisik surat berharga dan inventarisasi aktiva tetap
Confirmation Evidence
§  Diperolehnya mengenai eksistensi, kepemilikan atau penilaian langsung dari pihak ketiga diluar klien
§  Contoh : jawaban konfirmasi piutang, utang, barang konsinyasi, surat berharga yang disimpan Biro Administrasi Efek, konfirmasi dari penasehat hukum klien
Documentary Evidence
§  Catatan akuntansi dan seluruh dokumen pendukung transaksi
§  Berkaitan dengan asersi manajemen mengenai completeness dan eksistensi, audit trail yang memungkinkan auditor melakukan tracer dan vouching atas transaksi dan kejadian dari dokumen ke buku besar, dan sebaliknya
§  Contoh : faktur pembelian, copy faktur penjualan, journal voucher, general ledger dan sub ledger
Mathematical Evidence
Perhitungan, perhitungan kembali (misalnya footing, cross footing dan extension dari rincian persediaan, perhitungan dan alokasi beban penyusutan, perhitungan beban bunga, laba/rugi penarikan aktiva tetap, PPh dan accruals) dan rekonsiliasi (pemeriksaan rekonsiliasi bank, rekonsiliasi saldo piutang usaha dan hutang menurut buku besar dan sub buku besar, rekonsiliasi inter company account)
Analytical Evidence
§  Diperoleh melalui penelaahan analitis terhadap informasi keuangan klien
§  Dilakukan pada waktu membuat perencanaan audit, sebelum melakukan substantive test dan pada akhir pekerjaan lapangan (audit field work).
§  Prosedur analitis bisa dilakukan dalam bentuk :
1.   Trend (horizontal) Analysis: membandingkan angka laporan keuangan tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dan menyelidiki kenaikan /penurunan yang signifikan baik dalam jumlah rupiah maupun persentase
2.  Common Size (Vertical) Analysis
3.  Ratio Analysis, misalnya menghitung rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio         leverage dan rasio manajemen aset

Hearsay (Oral) Evidence
§  Bukti dalam bentuk jawaban lisan dari klien atas pertanyaan yang diajukan auditor
§  Contoh : pertanyaan auditor mengenai pengendalian intern, ada tidaknya contingent liabilities, persediaan yang bergerak lambat atau rusak, kejadian penting sesudah tanggal neraca

COMPLIANCE TEST dan SUBSTANTIVE TEST
§  Compliance test (Test Ketaatan) atau test of recorded transaction adalah :
ú  Test terhadap bukti pembukuan untuk mengetahui apakah setiap transaksi yang terjadi sudah diproses dan dicatat sesuai dengan sistem dan prosedur yang ditetapkan manajemen
ú  Jika terjadi penyimpangan dalam pemrosesan dan pencatatan transaksi, walaupun jumlah (rupiahnya) tidak material à auditor memperhitungkan pengaruh dan penyimpangan terhadap efektifitas pengendalian intern
ú  Dilakukan pada waktu interim audit, dilanjutkan setelah perusahaan melakukan penutupan buku pada akhir tahun (lihat Exhibit 5-2)
ú  Pertimbangkan apakah kelemahan dalam salah satu aspek pengendalian intern bisa diatasi dengan “compensating control” (Contoh lihat hal. 103 dan 104)
§  Dalam melaksanakan compliance test, auditor harus memperhatikan :
  1. Kelengkapan bukti pendukung (supporting schedule)
  2. Kebenaran perhitungan matematis (footing, cross footing, extension)
  3. Otorisasi dari pejabat perusahaan yang  berwenang
  4. Kebenaran nomor perkiraan yang di Debit / Kredit
  5. Kebenaran posting ke buku besar dan sub buku besar
§  Substantive test, adalah :Test terhadap kewajaran saldo perkiraan laporan keuangan. Jenis Kertas Kerja yang dibuat :Working Balance Sheet (WBS), Working Profit and Loss (WPL), Top Schedule (TS), Supporting Schedule (SS)
§  Kesalahan yang ditemukan: pertimbangkan tingkat materialitas
Material à auditor usulkan audit adjusment, jika klien tidak setuju, auditor tidak boleh memberikan Unqualified
Tidak material (immaterial) à auditor tidak perlu memaksakan usulan adjustment, karena tidak mempengaruhi opini akuntan publik
§  Prosedur pemeriksaan dalam substantive test : Inventarisasi aktiva tetap, Observasi atas stock opname, Konfirmasi piutang, utang dan bank,  Subsequent coll, ection dan subsequent payment, Kas opname , Pemeriksaan rekonsiliasi bank dll
Cara Pemilihan Sampel
§  Dilakukan karena : Akuntan Publik tidak memeriksa keseluruhan transaksi dan bukti (terkait dengan waktu dan biaya)
§  Pemeriksaan transaksi dan bukti: test basis atau sampling, selanjutnya tarik kesimpulan mengenai universe secara keseluruhan
§  Sampling adalah: mengambil beberapa sample dari keseluruhan universe untuk ditest
§  PSA No. 26, sampling audit :
“Penerapan prosedur audit terhadap unsur-unsur suatu saldo akun atau kelompok transaksi yang kurang dari seratus persen dengan tujuan untuk menilai beberapa karakteristik saldo akun atau kelompok transaksi tersebut”
“Ada dua pendekatan umum dalam sampling audit : non statistik dan statistik. Kedua pendekatan tersebut mengharuskan auditor menggunakan pertimbangan profesionalitasnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian sampel, serta dalam menghubungkan bukti audit yang dihasilkan dari sampel dengan bukti audit lain dalam penarikan kesimpulan atas saldo akun kelompok transaksi yang berkaitan”
“Kedua pendekatan sampling audit diatas, jika diterapkan dengan semestinya dapat menghasilkan bukti audit yang cukup”
§  Sebelum menentukan metode sampling à susun sampling plan
§  Cara pemilihan sampling yang sering digunakan :
1.     Random/Judgment Sampling
Pemilihan sampel dilakukan secara random dengan menggunakan judgment akuntan publik
Kelemahan : sangat tergantung dengan judgment auditor, jika auditor kurang pengalaman, sampel yang dipilih akan kurang representative
Kelebihan : semakin banyak pengalaman auditor, semakin baik  hasil sampel yang dipilih
Cara : menentukan jumlah tertentu dari suatu transaksi, menggunakan random sampling table/komputer
2.    Block Sampling: Auditor memilih transaksi dibulan-bulan tertentu misalnya bulan  Januari, Juni dan Desember
3.    Statistical Sampling
Pemilihan sampel dilakukan secara ilmiah, sehingga walaupun lebih  sulit namun sampel yang terpilih representative. Lebih banyak digunakan dalam audit di perusahaan yang besar dan  mempunyai internal control yang baik

KERTAS KERJA PEMERIKSAAN (Audit Working Papers)
         Kertas Kerja Pemeriksaan adalah : Semua berkas/dokumentasi prosedur audit dan temuan pemeriksaan, yang dikumpulkan oleh auditor dalam menjalankan pemeriksaan, yang berasal dari : Pihak klien, Analisa yang dibuat oleh auditor dan Pihak ketiga
         Berkas yang Berasal dari Klien :
1.     Neraca Saldo (Trial Balance)
2.    Rekonsiliasi Bank (Bank Reconcilliation)
3.    Analisa Umur Piutang (Accounts Receivable Aging Schedule)
4.    Rincian Persediaan (Final Inventory List)
5.    Rincian Utang
6.    Rincian Beban Umum dan Aministrasi
7.    Rincian Beban Penjualan
8.    Surat Pernyataan Langganan (Client Representation Letter)
         Analisa yang Dibuat Auditor :
1.     Berita Acara Ksa Opname (Cash Count Sheet)
2.    Pemahaman dan Evaluasi Internal Control, termasuk Internal Control Questionnaires (ICQ)
3.    Analisa Penarikan Aktiva Tetap
4.    Analisa mengenai cukup tidaknya Allowance for Bad Debts
5.    Working Balance Sheet (WBS)
6.    Working Profit and Loss (WPL)
7.    Top Schedule (TS)
8.    Suppoorting Schedule (SS)
9.    Konsep Laporan Audit (Audit Report Draft)
10. Management Letter
         Berkas yang diperoleh Pihak Ketiga :
Jawaban Konfirmasi dari : Piutang, Utang, Bank, Penasehat Hukum Perusahaan
         Tujuan Kertas Kerja Pemeriksaan
  1. Mendukung opini auditor mengenai kewajaran laporan keuangan.
  2. Sebagai bukti bahwa audit telah melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar profesional akuntan publik
  3. Sebagai referensi dalam hal ada pertanyaan dari : Pihak Pajak, Pihak Bank, Pihak Client
  4. Sebagai salah satu dasar penilaian asisten (seluruh tim audit) sehingga dapat dibuat evaluasi menegnai kemampuan asisten sampai dengan partner, sesudah selesai suatu penugasan.
  1. Sebagai pegangan untuk audit tahun berikutnya
    1. Untuk mencheck saldo awal
    2. Untuk dipelajari oleh audit staf yang baru ditugaskan untuk memeriksa klien
    3. Penyusunan audit plan tahun berikutnya
Jenis Kertas Kerja Pemeriksaan
         Kertas kerja pemeriksaan biasanya di kelompokkan dalam:
a.    Current file (Berkas tahun berjalan)
b.    Permanent file (Berkas permanen)
c.    Correspondence file (Berkas surat menyurat)
         Current File: Kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk tahun berjalan. Neraca Saldo, Berita Acara Kas Opname, Rekonsiliasi Bank, Rincian Piutang , Rincian Persediaan, Rincian Utang, Rincian Biaya dll
         Permanent File: Kertas kerja yang mempunyai kegunaan untuk beberapa tahun. Akte Pendirian, Buku Pedoman Akuntansi (Accounting Manual), Notulen Rapat
         Correspondence File: kertas kerja dari hasil korenpondensi dengan klien (surat, fax dll)
Kriteria Pembuatan Kertas Kerja Pemeriksaan
1.     Mempunyai tujuan dan menjelaskan prosedur audit yang dilakukan dengan menggunakan audit tick mark. Contoh Prosedur Audit: “Periksa Aging Schedule”, “Cek Penjumlahan dengan cara Footing dan Cross Footing
2.    Tidak menulis/mengulang kembali kertas kerja pemeriksaan
3.    Kertas kerja pemeriksaan harus diindex/cross index :
         Alphabetis = A – Z
         Numerical  = I – II dan seterusnya
         Gabungan = A1, A2 dan seterusnya 
4.    Diparaf oleh orang yang membuat dan mereview working papers, sehingga dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab
5.    Setiap pertanyaan yang timbul pada review notes harus terjawab, tidak boleh ada “open question” (pertanyaan yang belum terjawab)
6.    Pada kertas kerja pemeriksaan harus dicantumkan :
         Sifat dari perkiraan yang diperiksa
         Prosedur pemeriksaan yang dilakukan
         Kesimpulan mengenai kewajaran perkiraan yang diperiksa
7.    Hal-hal tambahan :
         Rapih dan bersih
         Mudah dibaca (jelas)
         Bahasa yang digunakan harus baik
         Tidak memphoto copy data dari klien tanpa ada penjelasan
8.    Dibagian muka file kertas kerja pemeriksaan harus dimasukkan Daftar Isi dan index kertas kerja pemeriksaan dan contoh paraf seluruh tim pemeriksa yang terlibat dalam penugasan audit


Pemilikan dan Penyimpanan Kertas Kerja Pemeriksaan
         Hak kepemilikan : Akuntan Publik
         Penyimpanan : minimal 5 tahun
         Dapat digunakan sebagai sumber referensi, namun bukan sebagai pengganti catatan akuntansi
         Harus ada persetujuan tertulis dari klien, jika pihak lain ingin meminjam dan mereview kertas kerja
         Mempunyai langkah yang tepat untuk keamanan kertas kerja

Indeks Kertas Kerja
         Tiga metode pemberian indeks terhadap kertas kerja (Mulyadi, 2002):
1.     Indeks Angka, diberikan pada : Kertas kerja utama (Program Audit, Working Trial Balance, Ringkasan Jurnal Adjustment), Skedul utama, Skedul pendukung
2.    Kertas Kerja Utama dan Skedul Utama à indeks dengan angka
3.    Skedul Pendukung à sub indeks dengan mencantumkan nomor kode skedul utama yang berkaitan
4.    Contoh :
6        Skedul Utama Kas
6-1     Kas di Bank
6-2    Konfirmasi Bank
6-3    Kas Kecil
7        Skedul Utama Piutang Usaha dan Piutang Wesel
7-1     Piutang Usaha
7-2    Piutang Wesel
7-3    Konfirmasi Piutang Usaha


Indeks Kertas Kerja
1.     Indeks Kombinasi Angka dan Huruf
2.    Kertas Kerja Utama dan Skedul Utama à kode huruf
3.    Skedul Pendukung à kombinasi angka dan huruf
4.    Contoh :
          A       Skedul Utama Kas
          A-1    Kas dan Bank
          A-2    Konfirmasi Bank
          A-3    Dana Kas Kecil
    1. Indeks Angka Urut
    2. Kertas kerja diberi kode angka yang berurutan
    3. Contoh :
          1        Skedul Utama Kas
          2        Kas dan Bank
          3        Konfirmasi Bank
          4        Dana Kas Kecil
Susunan Kertas Kerja
  1. Draft Laporan Audit (audit report)
  2. Laporan Keuangan Auditan
  3. Ringkasan Informasi bagi reviewer
  4. Program Audit (Audit Programme)
  5. Laporan keuangan atau lembar kerja yang di buat oleh klien
  6. Ringkasan Jurnal Adjustment
  7. Working Trial Balance (WTB)
  8. Skedul Utama (Top Schedule/TS)
  9. Skedul Pendukung (Supporting Schedule/SS)
Working Balance Sheet (WBS) dan Working Profit and Loss (WPL)
         Berisi : 
ú  Saldo Per Book (bersumber dari Trial Balance klien)
ú  Audit Adjustment
ú  Saldo per Audit (angka-angka di Neraca dan Laba Rugi yang sudah di audit)
ú  Saldo tahun lalu (bersumber dari Audit Report atau kertas kerja Pemeriksaan tahun lalu)
         Angka dalam WBS dan WPL didukung à angka dalam Top Schedule (TS)
         Antara WBS, WPL dan TS lakukan à Cross Index
         WBS terdiri dari :
ú  WBS1 (pos aktiva)
ú  WBS2 (pos passiva)
         WPL à pos Laba Rugi
         Contoh WBS dan WPL à lihat Exhibit 6-3 dan Exhibit 6-4

Top Schedule (TS) dan Supporting Schedule (SS)
         Berisi :
ú  saldo per book (bersumber dari Trial Balance klien)
ú  Audit Adjustment
ú  Saldo per Audit
ú  Saldo tahun lalu (bersumber dari kertas kerja pemeriksaan tahun lalu)
         Mencantumkan :
ú  Kesimpulan atas pos ybs.
ú  Sifat perkiraan
ú  Prosedur Audit yang dilakukan beserta Tick Mark
ú  Audit Adjustment yang diusulkan auditor dan diterima klien
         Angka dalam TS didukung à angka dalam SS
         Antara TS dan SS lakukan à Cross Index
         Dalam TS dan SS à index working paper
         Contoh Top Schedule dan Supporting Schedule à lihat Exhibit 12-5 dan Exhibit 13-1 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar