1. Pengertian sistem pengendalian intern
IAI (2001:319.2) : “suatu proses yang dijalankan oleh Dewan Komisaris, Manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini : (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektifitas dan efisiensi operasi dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”
2. Pengertian biaya dibayar dumuka dan metodenya
Biaya dibayar dimuka adalah bagian dari asset perusahaan dalam kelompok aktiva lancer, yang merupakan klaim kepada pihak tertentu yang pelunasannya dalam bentuk selain kas, karena itu tidakdikelompokan kedalam kelompok piutang.
Metode alokasi dari biaya-biaya dibayar dimuka:
1. Berdasarkan waktu, dimana biaya-biaya itu dibagi menurut waktu yang telah berakhir. Metode ini dapat digunakan untuk biaya-biaya sebagai berikut: (a) Premi asuransi (b) Sewa yang dibayar di muka (c) Pajak-pajak yang dibayar di muka (d) Bunga yang dipotong di muka
2. Berdasarkan pendapatan, dimana biaya-biaya itu menjadi biaya dari periode yang bersangkutan, dalam perbandingan dengan pendapatan yang dihasilkan oleh pengguna yang bersangkutan. Metode ini dapat digunakan untuk biaya-biaya sebagai berlikut:
a) Biaya iklan yang tidak digunakan dalam waktu sekarang
b) Biaya-biaya penjualan yang dibayar di muka
c) Komisi yang dibayar di muka
d) Royalty yang tidak digunakan
e) Gaji yang dibayar di muka
f) Macam-macam biaya yang dibayar dimuka
3. Berdasarkan persediaan, dimana biaya-biaya dibebankan kepada biaya dari periode yang bersangkutan berdasarkan pemakaiannya. Metode ini dapat digunakan untuk biaya-biaya yakni: barang-barang keperluan kantor dan pabrik yang tidak dipakai.
3. Pengertian rekosiliasi rekening koran dan langkah-langkahnya
Rekening Koran adalah laporan yang diberikan bank setiap bulan kepada pemegang rekening giro yang berisikan informasi tentang transaksi yang dilakukan oleh bank terhadap rekening tersebut selama satu bulan dan saldo kas di bank.
Auditor memerlukan dokumen ini untuk menguji unsur-unsur yang terdapat dalam rekonsiliasi bank.
a. Uji akurasi matematis kertas kerja rekonsiliasi dan cocokkan saldo menurut buku dengan buku besar.
b. Cocokkan saldo bank pada rekonsiliasi bank dengan saldo yang terdapat pada konfirmasi bank standar.
c. Telusiri setoran dalam perjalanan pada rekonsiliasi bank ke pisah batas rekening Koran.
d. Bandingkan cek yang beredar pada kertas kerja rekonsiliasi bank dengan cek yang dibatalkan pada pisah batas rekening Koran, yaitu untuk nama penerima, jumlah dan endorsement.
e. Cocokkan setiap biaya yang terdapat pada rekening Koran rekonsiliasi
f. Cocokkan saldo buku besar setelah penyesuaian dengan skedul induk akun kas
4. Langkah-langkah dan Tujuan pemeriksaan piutang usaha
Prosedur Pemeriksaan Piutang/langkah-langkahnya!
a. Pahami dan evaluasi IC atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas
b. Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang per tanggal neraca
c. Minta aging schedule dari piutang usaha per tanggal neraca
d. Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger
e. Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger piutang dan sales invoice
f. Kirimkan konfirmasi piutang
g. Periksa subsequent collection
h. Prosedur Pemeriksaan Piutang
i. Periksa apakah ada wesel tagih yang didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent liability
j. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan apakah jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil
k. Test sales cut-off, periksa apakah barang yang dijual melalui invoice sebelum tanggal neraca, sudah dikirim per tanggal neraca dan periksa apakah ada faktur penjualan dari tahun yang diperiksa, yang dibatalkan dalam periode berikutnya
l. Periksa notulen rapat, surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank dan correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijadikan sebagai jaminan
m. Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai dengan PABU
n. Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang diperiksa
Tujuan Pemeriksaan (Audit Objectives) Piutang
- Untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas, dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab yang melakukan penjualan, mengirimkan barang, melakukan penagihan, memberikan otorisasi atas penjualan kredit, membuat faktur penjualan dan melakukan pencatatan
- Formulir yang digunakan bernomor urut tercetak (prenumbered)
- Digunakan price list (daftar harga jual)
- Diadakannya sub buku besar piutang atau kartu piutang (account receivable subledger card)
- Setiap akhir bulan : dibuat aging schedule piutang (analisa umur piutang), saldo piutang setiap pelanggan dibandingkan (direconcile) dengan saldo piutang menurut buku besar dan setiap pelanggan dikirim monthly statement of account
- Uang kas, check atau giro yang diterima dari pelanggan harus disetor dalam jumlah seutuhnya (intact)
- Mutasi kredit diperkiraan piutang (buku besar dan sub buku besar) yang berasal dari retur penjualan dan penghapusan harus diotorisasi oleh pejabat berwenang
- Setiap pinjaman yang diberikan kepada pegawai, direksi, pemegang saham dan perusahaan afiliasi harus diotorisasi oleh pejabat perusahaan yang berwenang
- Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan auhenticity (ke ontetikan) piutang
• Validity: apakah piutang itu sah, masih berlaku (diakui oleh yang mempunyai utang)
• Authenticity: apakah piutang itu didukung oleh bukti yang otentik yang ditandatangi pelanggan
- Untuk memeriksa collectibility dan cukup tidaknya perkiraan allowance for bad debts
• Collectibility : kemungkinan tertagihnya piutang (dalam neraca)
• Allowance for bad debts : jumlah yang diperkirakan tidak bisa ditagih, harus dibuatkan penyisihan dalam jumlah yang cukup, jika sudah pasti tidak bisa ditagih harus dihapuskan
• Allowance terlalu besar: piutang disajikan terlalu kecil (understated), biaya penyisihan piutang terlalu besar (overstated), laba rugi understated
• Allowance terlalu kecil: piutang yang disajikan overstated, biaya penyisihan piutang understated, laba rugi overstated
- Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul karena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable). Wesel tagih yang didiskontokan ke bank sebelum tanggal jatuh tempo, harus diungkapkan sebagai contingent liability pada tanggal neraca
- Untuk memeriksa apakah penyajian di Neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, sebagai berikut :
• Piutang usaha, wesel tagih dan piutang lain-lain harus disajikan secara terpisah
• Piutang dinyatakan sebesar jumlah kotor tagihan dikurangi taksiran jumlah yang tidak dapat ditagih
• Saldo kredit piutang individual, jika jumlahnya material harus disajikan dalam kelompok kewajiban
• Piutang yang dijaminkan harus diungkapkan
• Kewajiban bersyarat dalam hubungannya dengan penjualan piutang yang disertai perjanjian untuk dibeli kembali kepada suatu lembaga keuangan harus dijelaskan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar